Regret?

2K 145 8
                                    

Happy reading!

And sorry for typo(s)

.

.

.

.

.

"Ah sial! Ponselku tertinggal"

Pemuda Zhang tampak menepuk dahi, terpaksa memutar arah mobil--kembali menuju ke apartementnya), yang sudah setengah jalan.

Ini sudah pukul delapan,

kelasnya di mulai pukul 08.15,

ah, pasti ia akan datang terlambat,

lagi pula kenapa bisa ia lupa membawa benda penting itu, tidak seperti biasanya.

Apes.

Lay apes sekali jika harus dihukum oleh Choi Sungmin--dosen tua bangka yang sialnya killer itu), hanya karena kesalahan bodohnya yang lupa membawa ponsel.

Dan apes-nya lagi, ia paling tidak bisa jauh dari benda persegi panjang itu--yang mana mengharuskan dirinya untuk kembali pulang, menjemput ponselnya).

Tapi yasudah lah,

hitung-hitung sekalian menemui sang pujaan hati---Saralee Percy).

Pemuda berparas tampan itu tersenyum, menyingkap ke belakang merapihkan tatanan rambutnya yang agak sedikit berantakan---karena sempat ia acak-acak kesal, tadi).

"Sayang, aku kembali..."

.

.

.

.

.

Sara...

telah sampai di rumah sakit tempat dimana mantan suaminya mendapatkan perawatan intensif.

Melangkah masuk dengan tenang sama sekali tidak terlihat mencurigakan.

Sara menyamarkan diri---supaya tidak dikenali orang, terutama keluarga Jimin). Ia fikir cara ini lebih aman dan tepat, ia bisa menemui Jimin tanpa khawatir akan ketahuan.

Beberapa menit lalu, ia dengan masker hitam menutupi wajah menyelinap masuk ke ruang ganti para perawat. Berjalan memindik-mindik layaknya seorang pencuri, dengan mata yang tak berhenti mengawasi.

Dan usahanya membuahkan hasil, ia berhasil, berhasil mengganti pakaiannya dengan seragam perawat---yang ia curi dari gantungan pintu kamar ganti).

Hingga...

disini lah ia berada, di lorong khusus ruang isolasi--dalam perjalanan menuju kamar Jimin, yang diketahuinya dari reseptionist bernomor 001). Sebisa mungkin ia bertingkah tenang, tidak mencurigakan sambil sesekali tersenyum menerima sapaan perawat lain---walaupun jelas sapaan itu bukan untuknya, melainkan untuk pemilik baju ini yaitu Min Ha Ri.

Awalnya ia bingung, kikuk, dan tidak mengerti mengapa semua orang memanggilnya perawat Min--dan yeah, ia baru sadar ternyata name tag wanita itu terpasang di baju ini). Pantas saja.

Tapi tak apa, justru bagus.

Semua perawat dan staff rumah sakit elit ini jadi tidak menyadari wajah aslinya--yang tertutup masker dan kacamata). Mereka mengira ia adalah wanita Korea bermarga Min itu.

Kebetulan yang menguntungkan bukan?

Yeah, dan dengan ini ia akan selangkah lebih dekat pada tujuannya, menemui Jimin.

The Different Think || Park Jimin || [completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang