Now Playing
We don't Talk AnymoreSuara bel masuk barusaja menggema memekakan pendengaran setiap murid SMA Diponegoro. Siswa-siswi kelas XII IPA 6 sudah bersiap dengan seragam olahraganya masing-masing.
Aga berjalan keluar kelas bersama Aldi dan Dika, ketiganya sedang tertawa dengan obrolan tidak bermutu mereka.
"Coba tebak di sini yang belum bisa move on siapa?" ucap Aldi dengan pongah.
"Siape? Dika?" tanya Aga.
"Enak aja! Gue mah udah lupa sama Jihan. Lo kali, Ga." ucap Dika dengan sewot. Pasalnya dia memang sudah benar-benar lupa dengan Jihan, mantannya yang sudah putus sekitar empat bulan yang lalu.
"Lah kok gue?" jawab Aga tidak terima.
"Nah emang lo, Malih!" ucap Aldi sambil menoyor kepala Aga.
"Mana ada, kampret!" seloroh Aga dengan kesal.
"Jangan dikira gue kagak tahu ye!"
"Apaan dah lo?! Udah kayak Mak gue aja belagak lo!" ucap Aga sambil menoyor kepala Aldi, membuat empunya mengumpat pelan.
"Apa sih, Al?" tanya Dika yang nampaknya mulai penasaran.
"Gue liat masih banyak foto mantan di galerinya tuh bocah!" ucap Aldi sambil menunjuk Aga.
"Kuamprett! Lo buka-buka hp gue?!"
Aldi hanya menunjukkan cengiran khasnya. Sedang Dika malah mendorong Aga sambil tertawa.
"Gue ngerti sih perasaan lo." ujar Dika sambil menepuk-nepuk bahu Aga seperti menguatkan. Tapi tampangnya itu seperti minta digampar, memang mulutnya berkata demikian, tapi ekspresinya mengejek bikin tangan gatel pengen nonjok.
"Udahlah, kalo masih sayang ngapain putus." sergah Aldi dan mendapatkan anggukan dari Dika. Memang mereka bertiga, Aldi, Dika, dan Radit tak ada yang benar-benar setuju jika hubungan Aga dan Laisya harus berakhir.
"Sialan! Lupa gue!" ujar Aga menyangkal ucapan teman-temannya. Sebenarnya bukan lupa, hanya saja Aga merasa belum ikhlas jika harus menghapus semua fotonya dengan Laisya atau foto-foto Laisya yang diambilnya secara candid. Belum lagi folder di laptopnya yang berisi foto-foto dirinya dan Laisya, atau hanya foto Laisya mulai dari MOS.
"Sebelum lo hapus fotonya, gue mau minta fotonya Laisya yang paling cantik dulu deh." ucap Aldi yang langsung disambut Aga dengan mendelik tajam.
"Buat apa?"
"Buat bahan ntar malem."
"ASU!" pekik Aga sambil menendang tulang kering Aldi membuat Aldi mengaduh kesakitan.
"Bangsat!" umpat Aldi sambil mengusap-usap tulang kering yang barusaja ditendang Aga.
"Aldi kalo ngomong suka nggak ngotak dulu. Astagfirullah temen gue." ucap Dika sok bijak. Memang diantara empat orang ini hanya dia yang agak waras, tapi coba liat ekspresinya ketika mengatakan hal tersebut. Benar-benar menyebalkan.
"Bahan bahan! Berani lo pake foto Laisya buat bahan lo, gue patahin leher lo!" seloroh Aga pada Aldi. Tak ada nada bercanda dalam ucapannya.
"Bercanda doang, Boss!"
"Bercanda batang lo trapesium! Kagak lucu!" seloroh Aga dengan sewot. Ia berjalan menuju tengah lapangan meninggalkan Dika dan Aldi ditempat.
"Kasihan gue sama dia." ucap Dika sambil menatap sahabatnya yang sudah sampai di tengah lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A N T A N
Teen FictionMANTAN Satu kata yang mendefinisikan banyak makna. Satu kata yang membuat kita deg-deg an ketika melihatnya, atau hanya Laisya yang merasakannya. Seperti kebanyakan perempuan yang baru putus cinta, Laisya Kei Ashana belum bisa melupakan mantannya...