*Sebelum baca part ini, baca dulu part sebelumnya biar kalian ingat.
• • •
Now playing
Sorry - Justin BieberAga menghembuskan napasnya kasar ketika game yang dimainkannya berakhir.
"Anjirlah si Aldi, besok besok gue kagak mau main bareng lo!" seloroh Dika ke arah Aldi yang sedang nyengir kuda.
"Tau lo. Bisa main kagak si?!" ucap Aga ikut-ikutan menyalahkan Aldi.
"Sorry deh nge-lag hp gue!" cengir Aldi membuat kedua temannya geram.
Tiba-tiba terdengar suara grasak-grusuk dari luar kelas.
Dimas, ketua kelas XII IPA 6 masuk dengan membawa selembar kertas.
"Woi woi woi, diem dulu lo pada!" seru Dimas yang sudah berdiri di depan kelas.
"Apaan, Dim?"
"Bu Tari pagi ini ada urusan, jadi kita cuma di beri tugas." ucap Dimas sambil menggoyang-goyangkan tangannya yang memegang sebendel kertas.
Seluruh siswa di dalam kelas langsung berteriak histeris.
"Mantul emang!" teriak Aldi sambil mengangkat kedua tangannya dan meninju-ninju udara.
"Kuy lah maen lagi, gue ikut!" ucap Gabriel yang kemudian berjalan ke sudut kelas untuk bergabung bersama Aga dan kawan-kawannya.
Tak hanya siswa laki-laki saja yang heboh. Siswi-siswi juga ikut teriak kegirangan.
"Asiikk, bisa ngelanjutin nonton drakor nih gue!" ucap Vinda sambil mengeluarkan laptop dari lacinya.
"Ssttt! Pelajaran selesai tugasnya harus udah dikumpulin." ucap Dimas membuat seisi kelas berseloroh, "Yaaaaahhhh,"
"Pokoknya kerjain dulu deh! Cuma lima soal doang! Habis itu terserah kalian mau ngapain." ucap Dimas sambil membagikan lembaran kertas yang berisi lima soal fisika.
"Yang bener aja, belum juga dikasih tau materinya udah dikasih soal aja." keluh Rena yang baru saja diberi soal oleh Dimas.
"Iya sih cuma lima soal, tapi beranak bangett. Mana kaga ngerti apa-apa lagi gue!" celoteh Odre sambil membalik-balikan soal yang baru diberi Dimas.
"Sya, ntar lo yang ngumpulin ke mejanya Bu Tari ya." ucap Dimas.
"Lah kok gue?" tanya Laisya. Gadis yang satu ini belum mengeluarkan keluhannya sedari tadi. Dia hanya diam saja.
"Sekalian Bu Tari mau ngomong sama lo katanya."
"Ngomong apaan?" ucap Laisya sambil mengerutkan keningnya heran.
Dimas hanya mengangkat bahu, kemudian melanjutkan kegiatannya membagikan soal fisika.
• • •
Kelas menjadi cukup riuh di penghujung jam pelajaran fisika. Anak-anak yang terbilang pandai sudah menyelesaikan soal-soalnya, sedangkan beberapa siswa yang pandai tapi malas, atau bahkan tidak pandai dan malas sedang menyalin pekerjaan temannya yang sudah selesai. Bahkan ada juga yang belum mengerjakan sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
M A N T A N
Teen FictionMANTAN Satu kata yang mendefinisikan banyak makna. Satu kata yang membuat kita deg-deg an ketika melihatnya, atau hanya Laisya yang merasakannya. Seperti kebanyakan perempuan yang baru putus cinta, Laisya Kei Ashana belum bisa melupakan mantannya...