09. Different

210 22 9
                                    

Now Playing

Shawn Mendes - If I Can't Have You

• • •

Hari Minggu pagi-pagi sekali Aga sudah berada di tempat car free day bersama dengan Anya. Aga memang sudah mengajak Anya dari minggu lalu.

"Haus ya, Nya?" tanya Aga setelah selesai mengembalikan sepeda yang mereka sewa.

Anya tersenyum sambil mengelap keringat yang berada di dahinya menggunakan punggung tangannya.

"Makasih kak." ujar Anya setelah menerima minuman dari Aga.

Aga mengangguk, "sama-sama." jawabnya.

Aga membuka minumannya dan menengguknya. Demikian dengan Anya yang sedang mencoba membuka tutup botolnya kemudian juga menengguknya.

Aga tidak mengerti mengapa perhatian-perhatian kecil seperti membukakan segel tutup botol tidak dilakukkannya pada Anya seperti apa yang biasanya Ia lakukan pada Laisya.

Ngomong-ngomong tentang Laisya dan Anya, Aga jadi membandingkan mereka berdua. Saat berdua dengan Laisya, Aga tidak pernah merasa canggung dan kebingungan untuk mencari topik pembicaraan seperti sekarang, karena gadis itu akan terus mengoceh dengan caranya sendiri dan membuat suasana menyenangkan. Aga mengusap wajahnya dengan kasar karena pikirannya yang tidak sengaja malah membandingkan mereka berdua.

"Kak!" seru Anya.

Aga mengerjap, "ada apa?"

"Kakak gak dengerin aku, ya?" ujar Anya yang terdengar sedang kesal.

"Ehh, sorry sorry. Kenapa?"

"Gak jadi." sahut Anya.

'Nih cewek belum apa-apa aja udah ngambek begini.'

Bodoh! Bagaimana bisa Aga memikirkan Laisya saat dirinya sedang bersama Anya. Wajar jika saat ini mereka belum banyak bicara, karena memang mereka baru dekat. Tapi rasa-rasanya Aga tidak bisa berhenti membandingkan kedua cewek itu.

• • •

Laisya memutari bilik-bilik rak buku sambil mengamati satu persatu judul-judul buku. Ia sedang mencari beberapa novel karena persediaannya sudah habis. Apalagi akhir-akhir ini Ia selalu menghabiskan waktu dengan membaca, niatnya ingin membuat otaknya bekerja agar tidak terus memikirkan Aga.

Ini merupakan sesuatu yang baru untuk Laisya. Ia pergi ke toko buku seorang diri. Dengan sangat kebetulan kedua sahabatnya sedang ada acara masing-masing. Dan sudah takdirnya jika Aga bukan lagi pacarnya dan sangat tidak mungkin jika Laisya meminta laki-laki itu untuk menemaninya.

Sebelumnya Laisya tidak pernah pergi seorang diri seperti ini. Tapi, toh dia harus membiasakan diri. Sebentar lagi Ia akan masuk perguruan tinggi dan memasuki fase baru dalam hidupnya. Laisya tidak boleh manja lagi.

Dipelukannya sudah ada satu novel tebal dan dua novel yang sedang. Ia berjalan menuju kasir dan membayarnya.

"Hey, I thought that we would meet again." ucap seseorang yang berada di belakang Laisya dan membuat Laisya berjengit.

'Cowok sok inggris ini lagi.'

Raffa tersenyum melihat ekspresi Laisya yang menggelikan.

"Hey!"

"Ohh. . He. . Hey!" jawab Laisya.

"Walk alone?" tanya Raffa. Mereka sekarang sudah berhadapan dan Laisya sudah selesai membayar novel-novelnya.

"Eh, ya." jawab Laisya. "Kamu?" tanya Laisya.

"No, I'm not."

Laisya mengerutkan keningnya, memerhatikan sekeliling dan tidak menemukan seseorang di dekat Raffa kecuali dirinya.

"Tadinya aku sama temanku, tapi selera buku kami berbeda and now, I don't know where he is." ujar Raffa seperti tahu kebingungan Laisya.

Laisya masih tidak habis pikir bagaimana bisa dia bertemu dengan cowok ini lagi, cowok sok inggris yang sok dekat dengannya ini.

"Dan kebetulan ada kamu,"

"So?" tanya Laisya.

Raffa tersenyum, "temani aku makan."

Bahkan Laisya belum mengatakan 'iya' dan menyetujui ajakan Raffa, namun di sini dia sekarang. Ia berada di sebuah restoran yang berada di dalam mall. Bersama dengan Raffa.

Kini, dihadapan mereka sudah ada 2 makanan dan 2 minuman. Mereka mengobrol dan sepertinya mereka menikmati obrolannya.

Laisya tidak pernah tahu bahwa ternyata Raffa orang yang baik dan asik, tidak ketinggalan Ia mirip seperti Aga sedikit menyebalkan.

"Well, minggu depan sekolah kita akan bertanding lagi." ujar Raffa.

"Ya, ini semua karena ulah tim mu." ucap Laisya dengan kesal. "Seharusnya kemarin sekolahku yang menang."

"Oh ya?" tanya Raffa sambil mengangkat sebelah alisnya.

"Iya."

"So, we'll see." ujar Raffa sambil tersenyum. "And you, will congratulate me."

Laisya tertawa mengejek, "Never!"

Raffa tertawa singkat sambil mengangkat kedua bahunya. Matanya memandangi Laisya yang sedang tertawa, 'mengagumkan'.

"Why are you looking at me like that?" tanya Laisya saat mendapati Raffa yang sedang menatapnya sambil tersenyum.

"No." Raffa menggeleng kemudian membuang pandangannya. Sial Ia tertangkap basah sedang menatap Laisya.

• • •

Hallo!!!
Maaf ya karena lama sekali nggak update, dan sekalinya update cuma pendek heheheheh.

Mumpung masih suasana lebaran, aku pribadi ingin mengucapkan minal aidzin wal faidzin, mohon maaf lahir dan bathin. Maafkan segala kesalahanku karena sering mengganyung cerita ehehehehe. Semoga kita semua kembali fitri yaa:)

Maaf karena membuat menunggu lama dan terima kasih karena masih setia menanti :)

Ilovyu🖤
S_

M A N T A NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang