Bagian 2/morgan

15 0 0
                                    

10 tahun berlalu. Aku tak pernah lagi mendengar kabar dari louvre, dimana dia sekarang? Dan apa yang dia lakukan? Aku tak mengetahuinya. Bahkan aku tak bisa memberitahunya bahwa ibuku sudah meninggal 1 tahun lalu. Ntah mengapa aku dah mulai bisa melupakannya. Aku menjalani hidupku yang sederhana, aku bekerja sebagai buruh perkebunan anggur di desa sebelah. Setiap hari aku bekerja dari pagi hingga sore hari dan beristirahat dimalam hari. Mengapa hidupku menjadi seperti ini, mengapa baru sekarang aku mempertanyakan hidupku?.

Kebun itu milik seorang saudagar kaya bernama berni. Dia sangat baik padaku, meski upahnya kecil, Aku sangat nyaman bekerja disana. Ayahku yang semakin tua tidak akan bisa terus terusan bekerja. Bekerja setiap hari kecuali dihari minggu. Itu waktuku untuk menghabiskan waktu untuk beristirahat. Beberapa tahun sejak aku bekerja terlewati membuatku merasa jenuh dengan apa yang kulakukan. Sesekali aku kekota untuk mencari hiburan. Terkadang aku minum anggur meski hanya segelas karna harganya yang lumayan mahal. Mengapa hari hariku seperti ini?.

Terkadang aku ke bar tersebut bukan hanya sekedar ingin minum, tetapi aku sering memperhatikan wanita yang bekerja sebagai pramusaji di bar itu. Parasnya sangatlah cantik. Saatku melihanya seperti ada warna warni di sekitarnya. Aku tak tau apakah itu, aku hanya ingin melihatnya, tak ada keberanianku untuk menanyakan namanya. Jadi seminggu sekali aku sempatkan waktuku untuk melihatnya meskipun dia tak pernah memperhatikanku. Aku ingin bercerita dengan louvre tapi aku tak tau bagaimana caraku untuk melakukannya.

Suatu ketika wanita itu sedang diganggu oleh dua orang bertubuh besar, mereka mengatakuan '' hey cantik apa kau punya waktu malam ini untuk menemaniku tidur''Wanita itu menolak dan pergi, tetapi salah satu pria itu memaksa dan menarik tangannya. ''apa yang kau lakukan ujar wanita itu. ''aku benci ditolak oleh wanita murahan sepertimu''. Tanpa berpikir aku langsung mendatanginya dan berkata'' apakah kau bisa membiarkan dia pergi''. Sontak bar tersebut jadi terdiam sesaat sebelum akhirnya pria besar itu tertawa ''HAHAHAH emang kamu siapa berani memerintahku'' sontak pria itu memukulku hingga terjatuh.

Aku membalas memukul tetapi mampu dihalaunya dan aku kembali terkena pukulan. Ini terasa sakit tetapi tidak sesakit saat aku mendengar perkataan pria itu kepadanya. Dengan gigih aku terus memukul tanpa mempedulikan diriku. Wanita itu terlihat ketakutan melihatku dipukuli. Akhirnya pria itu pun pergi karna telah puas memukuliku. ''kamu tidak apa-apa ujar wanita itu. Aku tak apa-apa ujarku saat melihat wajahnya yang penuh perasaan takut dan haru terpancar. Dia mengobati lukaku di sudut bar, ternyata dia adalah anak dari pemilik bar. Dia hanya memiliki ibu yang bernama marta. Ibu marta keluar menemuiku dan berterima kasih karna telah menyelamatkan putrinya. Aku sangat senang karna ibunya baik kepadaku. Akhirnya aku tau wanita itu bernama jenny. Kami saling bertukar nama. Ternyata dia mengetahui bahwa aku sering melihatnya setiap kali aku datang kemari. Ternyata dia memperhatikan diriku. Perasaan senang membuatku mengabaikan rasa sakit lukaku.

Setelah kejadian itu aku sering mengunjungi jenny. Saat dia melihatku, sesaat hatiku berdebar debar. Dia tersenyum kepadaku, mungkin dia seseorang yang mampu menggantikan sosok louvre untukku. Setiap minggu aku mengajaknya pergi ke tepi danau tempat aku dulu menghabiskan waktu dengan louvre. Aku mengajaknya berenang di danau. Dia sangat takut berenang karna itu pertama kali buatnya. Beberapa bulan pun berlalu dan kami memutuskan untuk menjadi sepasang kekasih.

Aku menjalani hari hariku sebagai buruh di perkebunan anggur dan sesekali dia datang dan membawakanku makanan. Dia menjadi perbincangan oleh beberapa petani di tempatku bekerja'' siapa dia gan? Dia istrimu? Ujar salah satu petani tempatku bekerja. ''dia kekasihku'' membalas pertanyaan dari petani itu. ''semoga kalian bisa menikah ya''. Aku sangatlah senang mendengar kalimat itu. Dia merupakan alasanku untuk kembali bersyukur akan hidupku. Kemudian setelah selesai bekerja aku menemaninya pulang. Kadang aku melarangnya untuk sering mengunjungiku karna desa dan kota cukup jauh. Tetapi dia tidak mau mendengarkanku. Dia mengatakan kalau cinta tak mengenal jarak dan waktu. Aku tersenyum malu mendengarnya mengatakan itu. 

ElementalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang