Sudah sangat lama aku tak pernah bertemu dengan morgan, apa aku masih pantas menjadi sahabatnya. Menjadi asisten ayahku di lab menjadikanku seseorang yang bajingan. Aku membantu ayahku dalam pengembangan senjata manusia yang biasa disebut elemental. Beberapa tahun terakhir sebuah experimen berhasil dilakukan. Ayah menemukan inti api yang berasal dari dalam bumi. Entah itu api neraka aku tak tau. Beberapa elemental tersebar di seluruh penjuru dunia. Api, air, tanah, angin dan petir menjadikan elemental sangat diburu. Beberapa negara telah menemukan elemental. Mereka melakukan uji coba kepada manusia untuk dijadikan senjata yang berbahaya. Sayangnya inti itu hanya satu jadi barang tersebut sangatlah berharga. Inti api tersebut ditanamkan kedalam tubuh manusia, namun sayangnya experimen itu gagal. Kemudian mereka menyebutnya demon red atau deren. Dia menghancurkan setengah dari lab dan pergi. Dengan semburan api di tubuhnya menjadikannya tak terkalahkan. Pemerintah kemudian menyuruh beberapa orang untuk membunuhnya dan mengambil elemental dalam tubuhnya. Namun hal itu sia sia karna dia sangatlah kuat. Kemudian dia bersembunyi dan menghilang, tak ada yang tau dia berada dimana. Beberapa tahun kemudian elemental kembali ditemukan di dalam sebuah danau di dalam hutan yang merupakan inti air. Kemudian mereka akan berencana untuk menghilangkan ingatan orang tersebut setelah experimennya berhasil. Tapi hal yang membuatku stress adalah mengapa morgan berada si lab. Ternyata dia adalah salah satu orang yang di jebak untuk dijadikan kelinci percobaan. Aku mengamati beberapa hal yang terjadi hingga mereka berhasil mengsingkronasikan elemental dalam tubuh morgan. Aku tak bisa membiarkan hal ini. Aku akan membantumu untuk lolos dan menjalani kehidupan barumu morgan.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Elemental
FanfictionMorgan merupakan seorang pria yang baik hati dan terlahir di keluarga kurang mampu. Dia mencintai seseorang bernama jenny. Suatu ketika sesuatu pun terjadi dan membuatnya hilang arah. Kemudian terjadi sesuatu yang membuatnya menjadi human experimen...