Elemental

Bagian 4/morgan

Pagi saat ku terbangun, ku menanamkan separuh harapanku kepada mentari di pagi hari. Saat itulah aku memulai aktivitas untuk bekerja. Belakangan ini aku sangat senang bekerja karna akan ada pesta panen di kebun tempatku bekerja. Suasana pagi itu sangatlah sejuk. Bunga bermekaran, burung bunyi menghiasi perjalananku. Langkah tiap langkah ku pijakan di bumi ini. Sesampai ku di sana. Ku tak melihat seorangpu ada. Ada apa ini ? Ternyata aku datang terlalu pagi. Tak lama ada seseorang datang dia rendy salah satu temanku di kebun. Ia adalah seorang ayah yang memiliki dua orang anak perempuan. '' dimana yang lain?'' ujar rendy yang bertanya padaku. '' mungkin belum datang karna ini terlalu pagi''.

Mereka satu persatu datang. Kami pun mulai memanen anggur dan menaruhnya di keranjang besar. Anggur itu akan dikirim ke kota kota besar. Pak berni akan bertambah kaya dengan panennya anggur anggur ini. Kapan aku bisa sepertinya. Terlihat pak berni dari kejauhan dan menghampiriku. '' kudengar kau memiliki seorang kekasih gan''. Sontak aku kaget mendengarnya, ternyata pak berni mengetahuinya. '' kok bapak bisa tau''. Pak berni sontak tertawa dan berkata'' ya tau dong orang dia sering kesini untuk menemuimu kan. Aku ternyata baru ingat kalau jenny sering mengunjungiku disini. Pak berni menyuruhnya untuk menghadiri pesta panen yang diadakan malam ini. '' tentu pak saya akan mengajaknya''. Kemudian beliau pun pergi.

Sore setelah bekerja aku langsung pulang dan mandi. Kemudian ku mengenakan pakaian yang kugunakan ke pesta panen tahun lalu. Karna tak punya uang aku hanya punya satu baju pesta. Kemudian ku pergi ke rumah jenny menggunakan sepeda. Aku telah memberitahunya kemarin, aku penasaran apakah dia akan mengenakan gaun?. Sepanjang jalan ku memikirkannya sampai akhirnya aku tiba dirumahnya. ''Jennynya ada bu'', aku bertanya kepada ibu marta. ''jenny, morgan sudah datang''. Jenny pun turun mengenakan gaun berwarna merah muda. Saat itu jantungku berdetak sangat kencang. Mengapa kali ini dia sangat berbeda?, aku dengan gagap bertanya, ''bisakah kita pergi''. Jenny tersenyum dan kami berpamitan kepada ibu marta. Dengan sepedaku aku memboceng wanita yang sangat anggun, terasa tidak pantas saat aku membawanya menggunakan sepeda. Aku memikirkan hal itu sepanjang jalan.

''Bagaimana penampilanku''? . jenny menanyakan untuk memecah keheningan, '' entah kalimat apa yang paling pas untuk menggambarkan kecantianmu malam ini''. Dia tersenyum malu mendengarnya. Entah mengapa bersepeda di malam hari yang di naungi gemerlap bintang menjadikan suasananya begitu romantis saat itu. Aku sangat ingin waktu berjalan lambat. Tetapi waktu tak mengijinkannya. Kami tiba di pesta yang berada di halaman rumah pak berni. Malam ini banyak menu yang disajikan. Mulai dari BBQ hingga wine tersedia disini. Ada beberapa teman pak berni dari kota ikut hadir. Semua mata pria tertuju kepada jenny dan aku. Diriku merasa canggung saat ditatap oleh orang lain. Aku takut kalau jenny tak nyaman. Kemudian aku mengajaknya duduk di kursi yang berada di pojok.

Aku mendengar kalimat kalimat yang aneh. '' kok bisa sih morgan dapat yang seperti itu''. Ujar salah satu tamu pesta. '' serasa melihat ratu dan pelayannya''. Kemudian jenny menutup telingaku, dia mengatakan '' setelah makan maukah kamu mengajakku ke suatu tempat, disini kurang nyaman''. Akhirnya ku mengajaknnya ke kebun anggur di samping rumah pak berni. Music terdengar sampai sini, kami pun berdansa yang diiringi musik meskipun musiknnya tidak begitu keras terdengar. Dia memegang tanganku dan aku memegang pinggulnya, '' aku akan selalu disisimu'' kalimat yang diucapkan oleh jenny membuat mataku berkaca-kaca, '' aku juga'' sontak aku mencium bibirnya yang diringi dengan dansa. Aku akan selalu mencintainya sampai kapanpun. Saat itu seseorang melihat kami aku tak melihatnya dengan jelas, karna sadar dia pun pergi. Firasatku mengatakan sesuatu yang buruk akan terjadi, kemudian ku langsung membawa jenny pergi dan mengantarnya pulang.