1 - Namanya Adipa Salsabila

133 17 10
                                    

Berhubung UTS selesai minggu kemarin tugas remed serta tetek bengeknya udah beres gue bisa sedikit bernafas lega sekarang. Berharap di hari-hari yang akan datang para guru nggak ngasih tugas ribet seribet password hp si Disa.

Bukannya ngeluh tapi baru dua bulanan gue jadi murid kelas XII ini tugas udah numpuk aja kayak cucian di hari Sabtu. Belum lagi tugas kelompok, nama doang tugas kelompok tapi realita satu kerja sisanya numpang.

Gue mematikan lagu yang mengalun di earphone saat pak Dani tiba-tiba masuk ke kelas entah dalam rangka apa. Pak Dani membuka buku kehadiran di tangannya lalu membacakan nama-nama siswa secara acak.

"Siapa yang belum disebut?" Gue mengangkat tangan tangan tanpa bicara. "Oh kamu, masuk kelompok 4 ya." Katanya singkat dan menulis sesuatu di papan tulis sementara gue kembali menyibukkan diri dengan memutar lagu All I Want nya Kodaline bervolume full daripada harus memperhatikan apa yang guru Seni itu jelaskan.

Gue udah terlalu biasa dilupakan lalu diingat sebagai ;

"Oh kamu yang temennya ini anak OSIS ya."

"Eh lo yang sekelas sama ketua basket itu kan?"

Atau,

"Lo tuh yang suka ada di snapgram nya alumni ganteng bukan?"

Hhhhh.

Emang sih gue nggak bisa menyalahkan keadaan karena dikelilingi manusia yang penuh warna mencolok sedangkan gue sendiri transparan di sana.

Gue bukan dibully tapi eksistensinya aja yang suka dilupain, sekalinya inget nama guenya salah panggil 'Dila' lah 'Dita' lah bahkan di kartu pelajar nama gue jadi Adika Sabira jenis kelamin laki-laki.

Yaelah.

Padahal pas ngisi identitas gue udah tulis Adipa Salsabila dengan baik dan benar siapa pula Adika Sabira? Mana jenis kelaminnya salah lagi, hadeh, tolong ya pak itu typo nya kejauhan.

Dengan kacamata yang bertengger di hidung gue bisa lihat pak Dani nulis tema yang dipakai buat tugas film serta aplikasi untuk mengeditnya, karena udah keburu males gue nunduk scroll lagu di joox.

Ngerasa ada yang merhatiin gue ngedongak menemukan mereka — teman sekelompok gue— natap gue penuh harap di barisan depan.

Hhh. Malesin.

Bersamaan dengan bel istirahat pak Dani keluar diikuti gue yang langsung melesat kabur ke UKS, mau bolos ajalah pura-pura sakit daripada harus ditanyain soal film.

Gue jalan di pinggir lapang sambil nyopot earphone sesekali gue mandang sekitar takut ada bola ke sini atau ketubruk siswa yang lagi main basket, berhubung tali sepatu copot gue berhenti di deket pohon mangga depan UKS.

Saat gue mau berdiri sebuah siku menghantam keras pangkal hidung gue membuat gue jatuh ke atas tumpukan daun kering.









Kalau di slowmontion masukin instastory bagus, nih. Berasa video klip.











Gue nggak tau tadi ada orang di sana dan gue nggak tau itu tangan cowok atau cewek yang pasti, hantamannya dashyat sampe kacamata gue lepas entah kemana.

Rasa pusing langsung menyergap membuat pengelihatan gue mengabur satu persatu kepala muncul menghalangi pandangan gue pada pohon mangga yang seolah meledek, rasain! Makanya nggak usah boong kalo mau bolos, kejadian asli jadi mampus kan lo!

Di tengah keributan semua orang gue pengen ketawa sama satu suara yang paling keras neriakin temennya. Gue tebak pasti dia nih pelakunya, panik banget heran.

"Buruan! Ini anak sebelah IPS 3!"

Gue pengen tau siapa yang teriak itu tapi nggak keburu karena lo bisa nebak lah selanjutnya gimana, iya ... gue pingsan untuk pertama kalinya.



* * *

SETELAH SEKIAN LAMA BARU BISA DILANJUT SEKARANG HUHUHU ...

goody-shit biarlah komen-komen dirimu yang menjadi moodbosterku menjadi sejarah.....

Karena ku post ini dari awal biar nyusun
:((((((

Kalau ada yang baca HAHAHAHA, makasih udah nyempetin waktunya buat baca cerita ini wkwkwk

See you!

Bandung,
16 April 2019

When I Was 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang