5 - Surprise!

72 16 10
                                    

Kadang gue suka ngerasa ada di kelas Unggulan bukan di kelas Sosial.

Serius dan kaku.

Begitulah orang-orang memandang kami.

Menghalalkan segala cara demi nilai karena nilai diatas segalanya.

Gue nggak ngerti kenapa harus masuk ke kelas yang kayak gini, sih?

IPA Unggulan yang terkenal genius dan serius pun mereka tetap bergaul menikmati masa putih abu layaknya seorang remaja SMA kebanyakan. Bahkan gue lihat di Instagram sekolah minggu kemarin mereka habis camping sekelas di Gunung Putri.

Kompak banget, 'kan?

"Bukannya ganti AC udah buluk masih aja dipake."

Gue melihat Ayman misuh-misuh naik ke atas meja sambil nepokin AC biar nyala.

Hhh.

Mau ditepok kayak gimana pun tu AC gak bakal nyala yang ada malah makin rusak. Gue mengibas-ngibaskan tangan di wajah, panas banget elah. Ini kelas apa sauna, sih?

Sekarang jamkos sedangkan bel pulang masih lama, jalan-jalan bentar nggak apa-apa kali, ya? Sekalian ngadem, lagian tugas dari pak Sukoco udah beres tinggal dikumpulin.

Baru juga berdiri Gisna menghampiri meja gue. "Eh, Dip, mau kemana?" sapa Gisna buat gue sedikit heran. Ya iya lah, gue sama dia nggak dekat dan bukan termasuk orang yang suka saling sapa meski kita satu kelas.

Gisna tiba-tiba nyengir bikin gue ngeri sendiri. Kenapa ni anak?

"Biologi kumpulin di gue ya, biar sekalian," alis gue terangkat satu menunggu ucapan Gisna selanjutnya. Gue melihat Gisna nggak nyaman karena sikap gue yang 'sepertinya' sih membuat dia terintimidasi tapi ah bodo amat, lebih aneh sikap dia sekarang tiba-tiba beda kek ada sesuatu.

Gisna menghela nafas, "to the point aja lah, Dip." See? Bener kan omongan gue? "Mau ikut udunan nggak? Hari ini Tata ulang tahun."

Pantes dari pagi si Bendahara kelas itu dikucilin sampe dari tadi belum masuk kelas, lagi ultah toh dia. Gue merogoh uang di saku seragam, "berapa?"

"Seikhlasnya."

"Cukup nggak segini?" tanya gue memberikan uang sepuluh ribu pada Gisna.

"Cukup, cukup, thanks Dip." Ucap Gisna menerima uang dari gue.

"Dikasih surprise nya kapan?" Dari raut wajahnya Gisna seperti terkejut dengan pertanyaan gue. Omongan gue salah emang?

Gisna menggaruk pipinya, "kayaknya ntar pas pulang sekolah."

"Dimana?"

Gisna mengusap-ngusap tangannya persis orang yang sedang gelisah. Apaan sih? Salah lagi omongan gue? "Nggak tau, gue belom tanya sama yang lain."

"KRIINGG!!"

Gue melirik Gisna yang menghembuskan nafas lega. "Sekali lagi thank you ya, Dip! Gue ke sana dulu." Gisna melambai pergi menuju bangkunya sendiri sedangkan gue kembali duduk, niat untuk ngadem jalan-jalan keliling sekolah pun terpaksa tertunda.

Sebetulnya sekarang juga bisa sih keliling sekolah cuma gue males berdesakan dengan orang-orang di koridor, maka dari itu gue menunggu sampai sekolah sepi.

Setelah beberapa menit gue beranjak keluar kelas menuju ruang guru. Ya, tugas Biologi gue belum dikumpulin. Gue berjalan menuruni tangga sambil memandang anak basket yang sedang pemanasan di lapang. Seseorang diantaranya mengangkat wajah hingga tatapan kami bertemu.

Gue nggak bisa melihat jelas orang itu. Kayaknya kenal, siapa ya?














Ah nggak tau.



Apa untungnya juga buat gue?
















Gue kembali berjalan lalu masuk ke ruang guru untuk menyimpan tugas sebelum keluar dari sana gue mengeluarkan ponsel ada beberapa chat dari Oka lalu notifikasi Instagram. Tanpa sadar gue tiba-tiba gue membuka Instagram dan bergabung dalam siaran langsung nya Tata.














"HAPPY BIRTHDAY TALITA KU! SENENG KAN LO KITA KASIH SURPRISE? HAHAHA!"













Gue menutup Instagram.

Gisna bukan nggak tau, dia emang nggak mau ngasih tau.




Ternyata gue juga dapet surprise.


* * *

Mohon maaf lahir dan batin ya semuaa, maafkan diriku bila punya salah baik disengaja ataupun tidak. Manusia itu tidak luput dari salah dan dosa kan?

Maafin aku yha wkkwkw

Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga puasanya lancar hehe

Thx for reading!
Bandung,
5 Mei 2019

When I Was 17Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang