Seorang wanita berpakaian formal terlihat sibuk dengan sebuah pensil dan kertas kosong didepannya. Rambutnya yang dia sanggul menyisakan anak-anak rambut disamping wajahnya. Tangannya bergerak dengan gesit membuat sebuah sketsa baju yang indah.
Dia adalah Kanaya Arsinta atau yang kerap disapa Naya. Wanita berusia 25 tahun yang bekerja dibutik milik ibunya sendiri. Hidup hanya berdua dengan sang ibu membuat Naya berusaha meringankan beban ibunya dalam hal bekerja. Ayahnya sudah meninggal dunia sejak Naya masih kecil.
Sebenarnya, Naya juga pernah menikah diusia 21 tahun dengan seorang pria bernama Marcel. Sayangnya, pernikahan mereka hanya bertahan selama dua tahun saja. Di tahun kedua, Naya bercerai dengan Marcel karena Naya memergoki Marcel yang berselingkuh dengan Bella, sahabat Naya sendiri.
Naya tertekan dan sakit hati. Pengkhianatan suami dan sahabatnya sangat melukai hatinya. Karena banyak pikiran juga, Naya yang saat itu sedang hamil muda harus kehilangan calon buah hatinya.
Dan sekarang, dua tahun sudah berlalu. Naya selalu berusaha melupakan hal menyakitkan itu. Beruntungnya, dua pengkhianat itu hidup jauh dari Naya membuat Naya sedikit mudah melupakan rasa sakit hatinya.
"Naya..." Sebuah suara menyadarkan Naya dari lamunan masa lalunya. Naya mendongakkan kepalanya dan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman lembut pada sosok ibunya yang sedang berjalan mendekatinya.
"Ibu." Ucap Naya. Dia bangkit berdiri dan berjalan mendekati ibunya.
"Kamu serius sekali." Ucap Rida, ibu Naya.
"Ya harus dong Bu." Balas Naya dengan senyuman lembutnya.
"Ayo Bu, duduk dulu." Ajak Naya. Naya mengajak ibunya untuk duduk di sofa yang ada diruangan itu, ruangan khusus kerja Naya. Rida pun mengangguk pelan menerima ajakan Naya.
"Ibu kenapa kesini? Kenapa Ibu tidak tunggu di rumah saja?" Tanya Naya. Rida tersenyum kecil seraya menyentuh punggung tangan Naya.
"Ibu mau bicara sama kamu Naya. Dan kamu harus mendengarkan Ibu." Jawab Rida. Naya yang penasaran pun hanya diam dan mengangguk.
"Ini sudah dua tahun berlalu dan kamu masih 25 tahun. Apa kamu tidak punya keinginan untuk menikah lagi?" Tanya Rida. Naya terdiam dan menundukkan kepalanya. Raut wajahnya terlihat murung mendengar ucapan ibunya barusan.
"Bu, aku masih takut." Jawab Naya dengan suara pelan. Rida yang mendengarnya merasa sedih. Kejadian dua tahun lalu yang menimpa Naya membuat Naya takut untuk menjalin hubungan lagi. Tapi, Rida sadar kalau tidak boleh selamanya Naya seperti ini.
"Naya, jangan takut. Tidak semua laki-laki jahat seperti mantan suamimu itu. Buktinya, Ayahmu bisa setia pada Ibu sampai ajal menjemputnya. Ibu yakin, kamu juga akan mendapatkan pasangan yang lebih baik dari Marcel." Ucap Rida. Tangannya yang mulai keriput bergerak mengusap kepala Naya dengan pelan dan penuh kasih sayang.
Naya terdiam dan tak bicara. Apa yang dikatakan ibunya memang benar. Tidak semua laki-laki itu jahat seperti mantan suaminya. Namun, Naya takut kalau saja dia menjalin hubungan dengan pria seperti Marcel lagi. Yang awalnya terlihat baik tapi diakhir malah berkhianat.
"Kemarin, Ibu bertemu dengan seseorang saat Ibu sedang belanja di super market. Dan Ibu mengobrol dengannya sebentar." Ujar Rida.
"Namanya Ibu Lia. Bu Lia bercerita pada Ibu kalau dia punya anak laki-laki yang sudah berusia kepala tiga tapi belum menikah. Mendengar cerita Bu Lia, Ibu berpikir, bagaimana kalau kamu bertemu dulu dengan anak Bu Lia itu?" Rida bercerita sekaligus bertanya pada anak semata wayangnya itu.
"Kamu bisa berkenalan dulu dengan anak Bu Lia. Ibu tak memaksa kamu harus mau menikah dengannya. Semoga saja nanti kamu merasa cocok dengan anak Bu Lia itu." Ucap Rida. Naya masih diam tak bicara dan tetap menundukkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kedua
Любовные романыNaya tahu kalau dia tidak bisa terus hidup dalam kesedihan dan kebenciannya pada sang sahabat juga sang mantan suami. Naya tahu kalau usianya yang masih muda dia harus membuat dirinya sendiri bahagia. Namun, kandasnya pernikahan pertamanya karena pe...