Naya menatap pantulan dirinya sendiri dicermin. Tubuh semampainya kini sudah dibalut sebuah celana kain berwarna hitam. Naya juga memakai blouse pendek berwarna hijau muda yang dipadukan dengan blazer hitam. Rambut coklat sepunggungnya dia ikat seperti ekor kuda. Penampilan Naya memang terlihat seperti akan pergi kerja. Pada nyatanya, Naya akan pergi ke sebuah restoran untuk bertemu dengan seseorang.
Kemarin sore, Naya diberitahu oleh ibunya kalau anak Bu Lia mau bertemu dengannya. Naya awalnya ragu untuk bertemu dengan anak Bu Lia itu. Tapi, ibunya menasehati Naya agar tidak curiga pada semua laki-laki. Berkenalan dulu tidak ada salahnya.
Naya berjalan keluar dari kamarnya dan turun menuju lantai pertama rumah. Saat sampai diruang keluarga, Naya bertemu dengan ibunya. Rida tersenyum melihat Naya yang sudah siap untuk pergi.
"Hati-hati dijalan ya. Ibu selalu berdo'a yang terbaik untukmu." Ucap Rida. Tangan keriputnya bergerak mengusap kepala Naya dengan lembut. Naya tersenyum dan menggenggam tangan ibunya lalu menciumnya pelan.
"Terima kasih Bu. Berkat Ibu, aku bisa menjalani hidup setelah dikhianati dan kehilangan." Ucap Naya. Rida tersenyum dan mengangguk pelan.
"Itu sudah tugas Ibu." Balas Rida.
"Sudahlah. Sekarang kamu pergi. Anak Bu Lia pasti sudah menunggumu." Ucap Rida.
"Baik Bu. Aku pamit dulu." Naya berpamitan dan mencium punggung tangan Rida. Setelah itu Naya mencium kedua pipi Rida lalu pergi dari sana.
***
Arka duduk disebuah meja yang ada direstoran sendirian. Dia sudah berada disana kurang lebih 15 menit. Namun, orang yang akan bertemu dengannya belum datang.
Arka mengeluarkan dompetnya dan mengambil foto Naya yang dia simpan. Kemarin, dia meminta foto Naya dari ibunya dan menyimpannya dalam dompet. Hal itu membuat Lia tersenyum senang.
Sibuk memandangi foto Naya, Arka sampai tak menyadari jika sosok dalam foto yang dia pandangi terus sudah duduk dihadapannya.
"Permisi." Suara Naya yang terdengar membuat Arka tersadar. Dia menurunkan foto yang dia pegang dan senyumannya muncul saat sosok yang dia tunggu ternyata sudah datang.
"Maaf menunggu lama." Ucap Naya merasa tak enak hati pada Arka. Sedangkan Arka hanya tersenyum kecil.
"Tidak apa-apa. Aku juga baru datang beberapa menit yang lalu." Balas Arka. Kini Naya yang tersenyum kecil. Mereka sama-sama terdiam karena bingung harus bicara apa. Namun, Arka sadar kalau dia lah yang harus memulai percakapan.
"Perkenalkan, namaku Arka Pradipta." Ucap Arka seraya mengulurkan tangannya. Dengan ragu, Naya membalas uluran tangan Arka seraya menyebutkan namanya.
"Kanaya Arsinta." Ucap Naya menyebutkan nama lengkapnya.
"Nama yang bagus." Puji Arka dengan senyuman menawannya. Naya terdiam dan hanya tersenyum kecil. Mendengar pujian Arka barusan, Naya menerka kalau Arka adalah perayu.
"Ngomong-ngomong, usia kamu berapa?" Tanya Arka lagi. Sebenarnya Arka sudah tahu berapa usia Naya. Hanya saja, Arka ingin menciptakan sebuah obrolan agar suasana disekitar mereka tidak terasa kaku dan canggung.
"25 tahun." Jawab Naya dengan singkat. Kepalanya menunduk menatap meja.
"Apa kamu bekerja?" Tanya Arka lagi.
"Iya." Arka tersenyum mendengar jawaban singkat Naya. Namun, Arka memaklumi sikap Naya itu.
"Menurutmu, apa arti pernikahan?" Tanya Arka. Naya yang mendengarnya terlihat terkejut. Itu terlihat dari mata Naya yang membelalak. Sadar reaksinya berlebihan, Naya pun langsung menundukkan kepalanya.
"Ibuku bilang kalau kau sudah pernah menikah. Jadi, aku yakin kau memiliki pengalaman tentang pernikahan." Lanjut Arka. Naya terkejut lagi mendengarnya. Kini, dia merasa rendah diri mengingat statusnya.
"Pernikahan itu hal yang sakral dan wajib dijaga. Sebisa mungkin, jangan sampai dinodai." Jawab Naya dengan suara pelan. Raut wajah dan sorot matanya berubah menjadi sedih. Hal itu membuat Arka merasa bersalah.
"Maaf. Aku sudah membuatmu teringat dengan masa lalu." Ucap Arka dengan nada bersalah.
"Kenapa kau mau bertemu denganku?" Kini Naya yang bertanya. Matanya yang teduh dan diisi kesedihan menatap tepat ke mata Arka. Naya melakukan itu karena dia ingin tahu apakah jawaban Arka nanti jujur atau bohong.
"Tertarik mungkin. Kemarin, Ibuku memberikan lima foto berbeda padaku. Dari lima foto itu, hanya fotomu saja yang menarik perhatianku. Dan kupikir, berkenalan dulu denganmu tidak ada salahnya. Jika kita merasa cocok, mungkin kita bisa melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius. Jika kita tak merasa cocok, kita bisa jadi teman." Jawab Arka panjang lebar. Tak lupa Arka menyunggingkan senyuman menawan membuat hati Naya bergetar. Melihat senyuman Arka, Naya jadi teringat pada senyuman Marcel saat dia dan Marcel pertama bertemu.
"Kita bisa berkenalan dulu. Dan tolong, jangan takut padaku. Aku bukan orang jahat." Lanjut Arka. Dia tahu kalau Naya ketakutan. Walaupun Arka tidak tahu pasti apa yang membuat Naya ketakutan.
"Maaf." Ucap Naya dengan suara pelan. Arka tersenyum dan mengangguk.
"Tak apa." Balas Arka. Mereka pun mulai bercerita dan saling bertanya. Arka dengan aktif bertanya banyak hal pada Naya dan Naya pun menjawabnya walaupun terkadang dia menjawab dengan singkat. Naya mulai bisa membuka diri walaupun belum sepenuhnya. Apa yang ibunya katakan benar. Tak semua laki-laki jahat seperti mantan suaminya. Mencoba mengenal laki-laki lain bisa menjadi obat sakit hati Naya karena telah dikhianati.
Arka pun selalu berusaha agar menjauhi pokok pembicaraan yang sensitif bagi Naya. Walaupun dia penasaran dengan masa lalu Naya, Arka sadar sekarang belum waktunya dia tahu. Jika nanti dia dan Naya berjodoh, dia baru berhak untuk tahu.
Dengan nada rendah dan lembut yang dipakai Arka, Naya jadi merasa sedikit nyaman berbincang dengan Arka. Sesekali Naya juga tersenyum dab tertawa kecil. Karena itu juga, beban hidup yang menggentayangi Naya selama dua tahun itu lenyap dari dalam pikirannya. Rasa sakit dikhianati hilang dalam hati Naya dan Naya tak mengingatnya sedikit pun.
Arka juga senang melihat senyuman dan tawa Naya. Hari ini baru permulaan. Dan Arka sudah berjanji dalam hatinya akan selalu membuat Naya tersenyum dan tertawa. Arka bahkan tak mempedulikan status Naya.
Dan Arka berharap, Naya mau menjalin hubungan dengannya.
______________________________________
Hai hai...
Bagaimana???
Jangan lupa vote dan komennya ya...
KAMU SEDANG MEMBACA
Pernikahan Kedua
RomansaNaya tahu kalau dia tidak bisa terus hidup dalam kesedihan dan kebenciannya pada sang sahabat juga sang mantan suami. Naya tahu kalau usianya yang masih muda dia harus membuat dirinya sendiri bahagia. Namun, kandasnya pernikahan pertamanya karena pe...