Setelah 5 hari pelaksanaan MOS Caramell sudah mulai beraktifitas seperti biasanya layaknya dia bersekolah. Dengan tergesa gesa dia menuruni anak tangga rumahnya agar tidak kesiangan ke sekolah.
Sampai di penghujung tangga Caramell dapat melihat papa mama, dan kakaknya sedang menikmati sarapan yang telah disiapkan sejak pagi pagi tadi oleh bik Arti.
"Hai.. Selamat pagi pa, ma.." dengan mencium pipi papa mamanya dengan mengucapkan salam paginya merupakan suatu kebiasaan paginya.
"Oh, hay sayang, pagi juga sayang. Cepat sarapan, nanti kamu terlambat." Alhasil hanya mamanya yang menjawabnya karna papanya terlihat asik dengan sarapannya sendiri.
"Eh, ada kakak tersayang juga disini, hay kakak gajudibel selamat pagi" dengan seringai jahil dia mengucapkannya.
"Nyesel banget gue jadi kakak lo" batin Jams. tapi namanya juga seorang kakak, bagaimanapun adiknya, dia tetap adiknya yang akan selalu dilindungi dan disayanginya.
"Eh, hay adik manja, pagi kembali. Ngomong ngomong apa tu gajudibel? Ganteng, jujur dipeluk enak, belaiannya bikin ketagihan?" dengan keras Jams tertawa melihat adiknya itu memasang wajah cemberut.
"Bukan lah sok tau lu ah. Mau tau artinya apa tu? Galak, judes, dingin, bawel." Kara memasang sorot tajam pada Jams.
Setelah sarapan mereka berpamitan untuk berangkat ke sekolah.
( ☝ Jams )
∆∆∆
"Eh pak, tolonglah bukain gerbangnya, kita kan cuma telat 5 menit, masa tidak boleh masuk" dengan memasang wajah memelas, Jams berlutut di depan pintu gerbang sekolah nya didepan pak satpam juga.
Ya, kakaknya dan Kara memang 1 sekolahan. Jams ada di kelas 12 IPS 2 sedangkan Kara ada di kelas 10 Bahasa 1. Kara yang hanya bisa menatap kakaknya terus terusan hanya menggeleng gelengkan kepala.
Tak lama seorang siswa cowok datang mendekat pada pak satpam entah itu siapa karena Kara belum mengenalnya. Entah apa yang dia bisikan kepada pak satpam sehingga dia mau mebukakan pintu gerbangnya.
Saat istirahat,,
Kara berlari menelusuri koridor sekolah dimana ia melihat cowok tadi. "Hey!! Berhenti!!" dengan suara sedikit meninggi berharap cowok itu dapat mendengarnya, namun nihil. Laki laki itu menghilang entah lari atau kemana.
"Siapa dia? Kenapa dia tidak berhenti? Apa aku kurang keras? Apa dia tidak dengar? Apa aku menakutkan? Padahal aku hanya ingin mengucapkan terimakasih padanya..!" gumam Kara yang sudah berbalik arah menuju kantin sekolah.
"Heh Zee.. Aku jadi penasaran dengan cowok itu. Kenapa dia menghindariku, siapa dia??" tanya Kara. " Entahlah aku juga tidak tau Kara dia siapa. Kira kira siapa dia?"∆∆∆
Dirumah, Kara berdiam diri dikamar. Terdengar bunyi notif Whatsapp di ponselnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Complexity Love (Possesif)
Teen Fiction(Oct. 7) "Jangan sentuh gue!" Kara memberontak saat Gio and the geng mencekal pergelangan tangannya. "Jual mahal nih! Mau berapa sih emangnya?" tanya salah satu cowok. "Jangan sembarangan!" Kara menangis saat dirinya dibawa pergi ketiga cowok itu...