#8. Rasa

65 5 0
                                    

"Cinta itu misteri dan apabila cinta datang kepadamu jangan terlalu senang karna jika dia pergi akan terlalu sakit untukmu"
Ardina Caramellia

♡•♡•♡•♡

Sore hari, disaat awan hitam kebal menyelimuti langit. Kara terduduk di teras samping kamarnya. Melihat lihat ke arah jalanan di bawah dan melihat Bik Arti mengambil pakaian yang telah kering terjemur.

'Mengapa dia sekarang berbeda? Ish. Kenapa si gue gabisa ngilangin nama dia dan muka dia di otak gue!' Kara merasa ada yang hilang untuk sesuatu. Sesuatu yang kecil yang ia rindukan.

Sudah lebih dari seminggu Ardian hampir setiap hari berpapasan padanya tetapi tidak sedikitpun tersenyum bahkan menyapa. Tidak seperti dulu. Seperti layaknya orang tak kenal. Kara rasa dia mulai merasakan sesuatu yang tidak tau apa yang dia rasa.

Kara masuk ke kamarnya. Menyegarkan diri dengan mandi di sore hari dengan air hangat sedikit mampu menenangkan pikiran pikirannya.

Hanya membutuhkan waktu 15 menit untuk mandi. Dan kemudian hanyamemoleskan bedak tabur dan lip balm nya membuat wajahnya sedikit segar hingga akhirnya..

Tok tok tok

"Ra! Ada temen nyariin kamu!" Terdengar mama di sebrang pintu sana memanggil Kara.

"Turun ya! Mama tunggu di bawah! Atau temen kamu suruh keatas aja?"

"Suruh ke atas aja ma!"

Mama pergi melangkahkan kakinya menuju tangga dan memanggil temen temennya untuknya.

'Siapa yang datang mendung mendung gini? Tumben' bartin Kara. Tak lama kemudian..

Tok..tok..tok

"Halo cantik?"

"Eh hay Zee Niss Ngapain kalian kesini?"

"Rindu dong"

"Sini masuk apa mau ke teras aja? kayanya diteras enak deh buat ngobrol." Ucap Kara langsung membuat sahabat sahabat nya ngacir ke teras kamar Kara.

"Gue kira siapa yang dateng. Tumben gak biasa biasanya kalian ke sini pas mendung mendung gini."

"Gue kesini cuma mau tanya sama lo Ra. Lo diundang gak ke acara party ulang tahunnya Ardian?" Zee membuka suara atas tujuannya datang kerumah Kara.

Deg..

Kara terdiam. Bagaimana bisa Ardian mengundangnya ke acara party nya sedangkan Ardian seperti menghindari dirinya dengan tanpa menyapanya.

"Hellow!!" Nisa menggagetkan Kara yang tertegun.

"Eh anu itu. Iya." Kara berbohong agar tidak banyak pertanyaan dari kedua sahabatnya itu. Tau sendiri lah. Kalo udah tanya kaya wawancara pekerjaan.

"Kalo gitu kita cari kado yuk!"

"Setuju!"

"Oke" Kara hanya menyanggupi dan malas untuk berdebat.

"Sekarang aja langsung cuss yuk!"

"Ha? Sekarang? Beneran nih? mendung tauk! Bentar lagi ujan juga!" Kara tidak setuju.

"Aduh neng. Kita kan bawa mobil. Gimana sih!"

"Hem oke kita berangkat"

Kara berganti pakaian dan berangkat. Berpamitan pada mamanya dan pergi.

"Yuk!"

Kali ini yang bawa mobil Zee. Mereka akan menuju Mall yang ada di daerah Cempaka Putih, Jakarta.

Complexity Love (Possesif)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang