#4. Mulai mendekat

137 9 0
                                    

~ Kamu itu seperti rel kereta api yang jika aku kejar tetap tidak dapat sampai tujuan dan serasa jauh ~

💕

Ardian pagi itu menghampiri Kara. Entah kenapa dia begitu. Yang pasti dia mau deket sama Kara.

"Selamat pagi manis"

Kara gak suka cara Ardian mendekati dia. Ardian terlalu berlebihan. Apalagi kalo dideket dia. Walaupun dulu Kara pernah penasaran tentang Ardian.

Kara berusaha berjalan lebih dulu. Berusaha menghindar namun Ardian mampu menyamakan langkah kaki.

"Kenapa diem?"

"Gapapa"

"Jawab Kara!"

"Gue mau ke kelas duluan"

"Kkaaaaaraaaaa!!!"

Kara berhenti mendengar Ardian memanggil dia dengan suaranya yang sedikit meninggi.

Kara berbalik badan mukanya merah. Apa yang Ardian lakukan membuat Kara malu. Mau bagaimana pun disana tidak cuma Kara dan Ardian saja tapi ada siswi lain.

"Apa??" Kara menirukan irama suara Ardian. Sedikit meninggi namun berhasil membuat Ardian menciut.

"Hati hati ya!" Ardian tersenyum simpul penuh kasih sayang khusus untuk Kara seorang.

Kara berbalik. Dia berjalan lagi. Dan "KARAA TUNGGU!!"

"Apa lagi?"

Cup.. Tepat Kara berbalik badan tepat didepan dada bidang Ardian dan membuat Ardian mampu mencium kening Kara dengan lembut. Baru kali ini Kara dikecup keningnya oleh pria lain selain kakak dan ayahnya juga keuarganya.

"Wow"

"Masyaallah itu bocah gatau situasi"

"Kita omongin guru bk yuk"

"Eh dia pacaran"

"Yatuhan"

Banyak sekali komentar komentar di samping mereka. Banyak yang iri juga si.

Kara berlari menuju kelas. Dia tak peduli mau nabrak siapa aja. Yang penting rona merah di pipinya gak kelihatan sama orang banyak.

Bruk.

Kara menabrak salah satu kakak kelas cewek yang terkenal susah dilawan.

"Heh kalo jalan tuh pake mata! Lo punya mata kan!" terdengar kental dan sadis untuk didengar. Tapi yang namanya Kara gak bakalan mau ngalah.

"Lo tu sekolah udah berapa taun? Ga pernah diajarin cara jalan ya?  Jalan tuh pake kaki bukan pake mata! Dan lo punya mata? Kenapa lo masih nanya gue punya mata ato enggak!" Kara nggak kalah sadis dari cewek itu.

"Eh lo ini berani beraninya ngomong sama kakak kelas pake lo gue lo gue! Berani bentak bentak kakak kelas! Lo siapa sih? Sok sok an banget jadi adek kelas! Gatau diri!" cewek itu masih kekeh sama sadisnya.

Complexity Love (Possesif)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang