Part 1 - Kantor Baru

1.7K 26 1
                                    

“Han Yi Seul, dengarkan aku baik-baik. Aku tak akan mengulangi ucapanku. Jadi kuharap kau pasang telingamu lebar-lebar. Saranghaeyo . Aku, Lee Gi Kwang mencintai Han Yi Seul sepenuh hati. Dan mulai saat ini, Han Yi Seul, kau gadisku. Tak ada namja lain yang boleh menyentuhmu. Arratchi?”

Han Yi Seul mengercapkan matanya berulang kali. Jemari tangannya terulur lalu mencubit pelan pipi kirinya. Sakit. Tentu saja. Karena apa yang didengarnya bukanlah mimpi.

Baru saja Lee Gi Kwang, atasannya di kantor menyatakan cinta padanya. Dengan gaya khas Gi Kwang, dia menyatakan perasaannya pada Yi Seul. Unik? Ah, lebih tepatnya jauh dari kata romantis bagi Yi Seul. Namun sebaris kalimat yang diucapkan Gi Kwang mampu membuat gadis bermarga Han itu merasa perutnya dipenuhi berjuta kupu-kupu.

***

Yi Seul berlari di sepanjang trotoar. Tubuhnya yang proporsional berbalut setelan jas perpaduan warna merah muda dan ungu. Warna kesukaannya. Heels setinggi tujuh centi melekat di kaki jenjangnya yang putih. Rambutnya dibiarkan tergerai, sebuah bando berwarna senada dengan bajunya tersemit indah di atas kepala. Menambah kecantikan alami yang dimiliki gadis tersebut.

“Aish, aku terlambat.”

Sebuah umpatan meluncur dari bibir tipisnya. Dia terus merutuki kesialan yang menimpanya di hari pertamanya masuk kerja. Setelah lulus setengah tahun yang lalu. Dia bekerja serabutan. Entah menjadi pramuniaga di Café, pengantar makanan, bahkan cleaning service di sebuah perusahaan besar. Akhirnya dia mendapat panggilan kerja sesuai dengan ijasah sarjana miliknya.

“Permisi. Di mana ruangan Presdir Lee?” sapa Yi Seul pada resepsionis.

“Apakah Anda sudah membuat janji dengan beliau?”

“Saya mendapat panggilan kerja. Sebagai sekretaris pribadi Presdir Lee.”

“Tunggu sebentar.” Resepsionis tersebut mengangkat ganggang telpon lalu menghubungi seseorang. Kepalanya mengangguk. Sedetik kemudian dia tersenyum ramah pada Yi Seul.

“Silahkan menuju lantai 5, nona. Presdir Lee sudah menunggu kedatangan Anda.”

Yi Seul mengangguk hormat lalu bergegas menuju lift. Saat dia akan menggapai tombol di dinding. Tanpa sengaja tangannya bersentuhan dengan seseorang. Ditolehnya ke samping kanan. Seorang pria bermata sipit dengan rahang tegas berdiri di sana. Wajah pria tersebut sangat imut menurut Yi Seul. Untuk sesaat dia melupakan tujuan utamanya.

“ Sorry. Where are you going?”

“ Nde? Fifth floor, please," jawab Yi Seul gugup. Kemudian dia mengikuti pria tadi masuk ke dalam lift. Sesekali dia mencuri pandang ke arah pria tampan di sampingnya.

“Nona, berhenti memandangiku. Atau aku bisa saja melakukan tindakan kejam saat ini juga.”

“ Mianhamnida. Saya tidak bermaksud seperti itu, tuan.”

“Hahaha. Nona, sepertinya kau pegawai baru di sini. Geutji ?”

“Nde. Ini hari pertama saya masuk kerja.” Yi Seul menjawab lirih pertanyaan makhluk di sampingnya. Ada sedikit ketakutan menghantuinya. Dia berharap pria ini bukan atasannya. Sungguh, dia lebih baik menceburkan dirinya ke laut daripada harus menanggung malu karena telah ketahuan memandangi pria itu sejak tadi. Sedangkan pria—yang menurut Yi Seul—imut tersebut memasang senyum manis di wajahnya.

Tiba-tiba pria itu mencengkeram bahu Yi Seul. Didorongnya tubuh Yi Seul hingga menempel di dinding lift. Yi Seul meremas map di tangan kanannya. Jantungnya bertalu-talu. Apa yang akan pria ini lakukan, batin Yi Seul berkecamuk.

Wajah pria itu semakin mendekat ke wajah Yi Seul. Sekuat tenaga Yi Seul menahan agar teriakannya tidak keluar.

Bodoh. Seharusnya disituasi seperti ini Yi Seul berteriak. Tapi entah mengapa dia tidak mau melakukannya. Dia menikmati tatapan sendu yang menghunus ke dalam manik matanya. Kemudian tatapan itu beralih melihat bibir plum Yi Seul yang diolesi lipstick berwarna peach. Membuat setiap pria ingin mencicipi bibir seksi miliknya.

Perlahan tapi pasti benda lunak itu menempel tepat di bibir Yi Seul. Mulanya hanya menempel. Tak berapa lama bibir merah muda milik sang pria terbuka. Mengecup lembut bibir Yi Seul. Merasa tak ada penolakan, pria tersebut semakin berani. Digigitnya bibir bawah Yi Seul membuat ia membuka mulut. Sebagai akses agar lidah pria imut itu dapat menjelajah rongga mulutnya. Yi Seul mengerang tertahan menikmati sensasi yang belum pernah dia rasakan selama hidupnya. Baru kali ini dia mendapat ciuman lembut namun mampu menggetarkan gairah. Tangan si pria sudah beralih dari bahu Yi Seul. Tangan kanannya mendorong tengkuk Yi Seul agar semakin menempel ke wajahnya. Sedangkan tangan kirinya sudah menggerayangi punggung Yi Seul. Menguarkan kehangatan yang menggoda.

-tbc-

My Secret(ary)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang