Epilog

600 11 0
                                    

“Oppa…”

Teriakanku berhasil mengalihkan perhatiannya. Kini dia menatapku lembut. Diletakkannya majalah yang sedari tadi sibuk dia baca. Dia berdiri lalu berjalan mendekat. Sudut bibirnya terangkat, membuat sebuah lengkungan ke atas di wajah tampannya.

“Bagaimana gaun ini? Apa terlihat cocok untukku?”

“Kau sudah cantik. Memakai apapun akan terlihat cocok, Sayang.”

Bibirku mengerucut sempurna. Selalu seperti itu tanggapannya. Dia tak pernah serius saat kumintai pendapat. Ck, lelaki menyebalkan. Lebih mengesalkan lagi, aku mencintainya.

“Bisakah kau memberiku saran yang tepat? Ini gaun untuk pertunangan kita. Aku tak mau terlihat buruk, sedangkan kau akan terlihat tampan. Selalu. Itu tidak adil, kau tahu?”

Dia tertawa mendengar protesanku. Meskipun aku kesal, tapi aku senang melihatnya ceria seperti ini. Dia menawanku dengan sejuta pesona yang sulit ditolak. Bahkan hanya dengan mendengar tawanya jantungku berdebar. Ck, keterlaluan.

“Aku serius. Gaun maroon itu sangat cocok untukmu. Sederhana namun terlihat elegan. Bukankah kau sendiri yang tidak ingin memakai baju glamour, heum?”

Tangan kekarnya memegang kedua pinggangku. Wajahku terasa memanas. Lelaki ini selalu bisa membuatku tak berkutik. Ada saja ulahnya yang membuat debaran jantungku bekerja tidak normal.

“Oppa, jangan menggodaku.” Kucubit gemas lengan kirinya. Membuatnya terkikik.

“Aku suka saat kau memanggil seperti itu. Tapi ada panggilan lain yang kurindukan.”

“Mwo? Lee Gi Kwang?”

“Aniya. Yang satunya. Saat kau kembali dari sungai Han waktu itu.”

Pikiranku melayang pada kejadian sebulan yang lalu. Penjelasan Jun Hyung mengenai kepergiannya tiga tahun yang lalu. Sejujurnya ada rasa bersalah saat aku tak mau kembali padanya. Dia terlihat begitu rapuh. Tapi aku tak bisa membohongi hatiku. Sudah ada Gi Kwang yang menguasainya. Boss muda yang suka seenaknya. Sikapnya dingin, namun mampu melumerkan kebekuan hatiku oleh kehangatan cintanya.

Kemunculan Jun Hyung menyadarkanku. Aku sepenuhnya mencintai Gi Kwang, dan aku membutuhkannya di sampingku. Kala itu aku segera keluar dari mobil. Hanya ucapan maaf yang terucap dari bibirku saat meninggalkan Jun Hyung. Kuhentikan taksi, meminta si sopir

membawaku kembali ke kantor. Menemui kekasihku.

Setibanya di lantai teratas Ace Lee Group, kulihat dia menunduk di meja kerjanya. Rambutnya kusut dan bajunya sangat berantakan. Seperti bukan Gi Kwang yang selama ini kukenal. Kudekati dirinya, memberikan back hug. Luapan emosi begitu menguasai hatiku. Hanya sebuah kalimat yang mampu kuucapkan. Dan sekarang dia memintaku mengulanginya lagi. Astaga, orang ini senang sekali mengungkit peristiwa itu.

“Saranghae, My Boss .”

My Secret(ary)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang