"Menyebalkan."
Yeo Rin terus mengumpat. Dia terlampau
kesal. Sudah seharian dia berkutat dengan
dokumen kantor, tapi pekerjaannya tak
selesai juga.
"Zelo. Aku bersumpah akan membunuhmu."
Sekali lagi Yeo Rin berteriak frustasi. Dia
marah pada kekasihnya bukan tanpa
alasan. Seharusnya hari ini Zelo
menemaninya makan siang. Tapi nyatanya
dengan sepihak Zelo membatalkan janji
tersebut. Tidak hanya itu. Dia merutuk
keputusan direkturnya, Lee Gi Kwang.
Tanpa berperasaan Gi Kwang
menyuruhnya lembur. Semua tugas Yi Seul
diberikan padanya. Sedangkan Gi Kwang
sedang asik berkencan dengan sekretaris
sekaligus kekasihnya, Han Yi Seul.
Drrtt... Drrtt...
Getaran ponsel di meja mengalihkan focus
perhatian Yeo Rin. Gadis bermarga Shin
itu dengan malas meraih ponsel hitamnya.
Tanpa melihat nama si pemanggil, dia
menekan tombol hijau.
"Yeobseyo," ujar Yeo Rin malas.
"Noona."
"Hem."
"Sudah pulang?"
"Aku lembur malam ini."
"Aku ada di lobi kantormu. Kau pasti
belum makan malam. Cepat kemari. Aku
bawa makanan."
"Yak! Kau saja yang naik. Kerjaanku
masih banyak, Zelo-ya."
"Ya sudah kalau tak mau turun. Aku
pulang saja."
Yeo Rin memejamkan mata. Meredam
emosi yang siap meledak. Sungguh,
menghadapi sikap kekanakan kekasihnya
menguji kesabarannya. Dia terlalu capek
untuk berdebat. Membuang tenaga.
"Baiklah, aku turun."
PIP...
Tak mau menunggu jawaban dari lawan
bicaranya, Yeo Rin memutus begitu saja
sambungan telpon dari Zelo. Dia meraih
blazer biru yang tersampir di bangku.
Memakainya cepat untuk menahan hawa
dingin yang menusuk kulit.
Sesampainya di lobi dia tersentak kaget.
Tubuhnya mematung di depan lift.
Beberapa meter di depannya, Zelo berdiri
dengan gagah. Tangannya membawa
sebuah kue yang diatasnya dinyalakan
lilin, khas perayaan ulang tahun.
Pelan-pelan Yeo Rin melangkah
menghampiri Zelo. Dia menatap haru mata
kekasihnya. Senyum merekah terkembang
di wajah kedua makhluk beda jenis ini.
Zelo mengedikkan dagu, memberi perintah
untuk segera meniup lilinnya.
"Zelo-ya..."
"Noona, saengil chukkae." Tangan kanan
Zelo menarik paksa tubuh Yeo Rin agar
mendekat ke arahnya. Membawanya ke
dalam pelukan.
"Mianhae aku membatalkan janji kita tadi
siang. Ini semua ide bodoh dari atasanmu
itu."
Zelo melirik ke belakang Yeo Rin, membuat
Yeo Rin melakukan hal yang sama. Dia
kembali dibuat kehabisan kata-kata.
Berjarak satu meter di belakangnya, ada
sepasang kekasih yang berdiri dengan
mesranya.
"Yak! Seharusnya kau mengucapkan
terima kasih padaku. Bukan mengataiku
yang tidak-tidak." Umpat Gi Kwang tak
terima. Di sebelahnya Yi Seul tertawa
melihat Gi Kwang merajuk. Di matanya
dia tak kalah kekanakan dengan Zelo.
"Eonni, saengil chukkae. Ini hadiah dari
kami." Yi Seul mendekat lalu menyerahkan
kotak kecil berwarna marun pada Yeo Rin.
"Gomawo."
"Bukalah." Kata Gi Kwang cuek. Matanya
masih beradu pandang dengan Zelo.
"407? Apa ini?"
"Itu kunci kamar hotel. Kami pesan khusus
untuk kalian." Jelas Gi Kwang santai. Dia
meraih tubuh Yi Seul untuk mendekat ke
arahnya.
"MWO???" teriak Zelo dan Yeo Rin
bersamaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Secret(ary)
FanficFanfiction biru pertama yang saya buat. Meskipun birunya tak secetar warna samudera, alias masih nanggung, menurutku ini sudah menjurus banget. Dan berhubung saya kurang begitu ahli *gak mau* bikin adegan NC yang hot. Mohon dimaklumi kalau feelnya k...