Hyungseob, The Crazy Bunny

721 127 81
                                    


A Fanfiction by mellomeongmeong


Summary :

  Woojin tau Hyungseob itu aneh, bahkan orang orang memberi julukan padanya Hyungseob the crazy bunny. Apa yang membuat makhluk seindah Hyungseob mendapat julukan tersebut?   


_____



Selama 18 tahun menghirup oksigen di bumi, seorang Park Woojin belum pernah merasakan bagaimana terikat dalam sebuah hubungan berlandaskan cinta, atau singkatnya berpacaran. Maka dari itu, ia membulatkan tekad untuk memacari salah satu submissif yang pertama kali mau memberi pertolongan sesampainya di kota besar ini.

Iya, Woojin itu mahasiswa baru yang kebetulan merantau dari kota sebelah. Rangkaian acara penerimaan mahasiswa baru akan dilaksanakan esok hari, dan si mahasiwa baru jurusan teknik komputer ini sungguh kelewat santai karna baru saja sampai di rumah kost beberapa detik lalu.

Paman penjaga rumah kost memberinya dua buah kunci. Kunci pertama adalah kunci gerbang, lalu kunci kedua adalah kunci kamarnya, lalu dimana kunci pintu rumah? Jawabannya adalah paman penjaga kost sudah kehabisan stock kunci rumah. Oke, salahkan saja Woojin yang baru datang disaat teman teman lainnya sudah sampai sekitar dua atau tiga hari lalu.

Di sinilah Woojin sekarang, berdiri tegap seraya mengetuk pintu rumah kost berkali kali berbekal sebuah koper, dua buah ransel serta berapa kardus berisi macam macam peralatan pribadinya teronggok begitu saja di lantai.

Cukup lama mengetuk, akhirnya usaha lelaki berkulit tan itu membuahkan hasil, handle pintu mulai bergerak turun. Sialnya Woojin malah terdiam membeku seperti orang bodoh, gara gara mendapati sesesok bidadari yang mau berbaik hati membukakan pintu untuknya.

Park Woojin berani bersumpah demi seisi dunia. Makhluk didepannya ini sungguh punya paras menawan bak dewi aphrodite, kulitnya putih mulus seperti mampu memunculkan cahaya keemasan imajiner dari sekujur tubuh, bibir tipisnya berwarna semerah kelopak mawar, kemudian point terpentingnya adalah binar mata polos mirip manik kelinci itu seakan mempunyai daya gravitasi tersendiri untuk menarik Woojin masuk dan tenggelam tanpa bisa berenang didalamnya.

Sebentar.

Beberapa detik sempat terpesona, Woojin baru menyadari bahwa ada kejanggalan dari makhluk menggemaskan ini. Dia mengenakan celana piyama bermotif kelinci sebagai bawahan, namun mengenakan jas almamater warna biru dongker –sama seperti almamater universitasnya- sebagai atasan.

Kedua alis Woojin bertaut samar, mengira ngira sedang apa dia mengenakan jas almamater di teriknya hari mingu begini. Mungkin kalau bawahannya diganti dengan celana jeans atau celana bahan Woojin masih bisa menalar, bisa saja dia adalah panitia penyambutan mahasiswa baru yang bersiap untuk gladi bersih besok.

Tetapi wajah agak mengantuk, rambut berantakan, slipper kepala kelinci membalut kakiknya sudah cukup jadi bukti kalau dia bukan akan berangkat atau pulang dari gladi bersih.

"Hai" Woojin memberanikan diri menyapa duluan, karna ia merasa harus segera mengakhiri keheningan.

"Nick?" lawan bicara Woojin justru membalas dengan pertanyaan.

Alis Woojin bertaut lagi, kali ini lebih memperlihatkan guratan keheranan, "Nick?" seperti orang kebanyakan makan vetsin, ia justru mengulang pertannyaan tersebut.

Spring in Autumn || pwj • ahsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang