A Fanfiction by rhifaery703
Summary :
Tentang dua orang yang tertarik lewat telepon dan memutuskan hidup bersama...
_____
Tak ada yang lebih menyebalkan bagi Hyungseob kecuali duduk diam di dekat jendela sambil menunggu telepon rumahnya berdering. Janjinya sih, pukul 12 siang, tapi ini sudah 12.05 dan orang itu masih belum menelpon.
Jarinya mengetuk-ngetuk meja, bosan. Kalau bukan ibunya yang mengancam memberikan tarif pada kamar dan makannya sehari-hari, Hyungseob mana mau melakukan ini. Mentang-mentang dirinya sedang tidak bekerja, lantas Sang Ibu melakukan hal konyol dengan memperkenalkan dirinya pada anak temannya. Oh ayolah, sudah bukan jamannya perjodohan seperti ini. Lagi pula bagaimana dirinya bisa tahu cocok tidaknya jika kencannya saja lewat telepon.
Hyungseob bahkan tidak mengenal siapa pria yang dimaksud ibunya. Ibunya hanya menyuruhnya mengangkat telepon dan bertanya apapun padanya. Untuk urusan pertemuan mungkin bisa diatur. Mengingat pihak seberang yang sedang ada di luar kota dan tidak memungkinkan untuk ketemu.
Teleponnya tiba-tiba bergetar. Dengan menarik napas panjang, Hyungseob berusaha tersenyum untuk dirinya sendiri. Lantas mengangkat gagangnya. "Hallo?"
"Apa kau yang bernama Hyungseob?" Suara dari seberang terdengar serak namun tenang. Membuat Hyungseob lagi-lagi menarik napas. "Iya, ini aku, Hyungseob."
"Aku Woojin, kau sudah tahu bukan?"
Oh jadi namanya Woojin. Batinnya. Hampir mirip dengan tukang ttaebokki di kompleksnya. Tapi yang benar saja, tidak mungkin ibunya menjodohkan dia dengan pedagang kaki lima.
"Jadi siapa yang duluan bertanya?" Dia menawarkan. Seolah menepis kecanggungan antar keduanya.
"Biarkan aku dulu." Tukas Hyungseob cepat. Ia sudah menyiapkan pertanyaan pertama yang baginya sangat penting dalam menentukan calon kriteria suami idaman. "Ehm... berapa usiamu tuan?"
Dari seberang Woojin tertawa renyah. Apanya yang lucu. Bukankah itu pertanyaan wajar untuk dua orang yang baru mengenal?
"Karena kau telah memanggilku tuan, kupikir kau sudah tahu usiaku yang sesungguhnya."
"Ehm... jadi benar." Hyungseob menggigit bibir kecewa. Gawat, ibunya benar-benar memperkenalkannya pada orang yang lebih tua. Walaupun usia tiga puluhan tidak terlalu buruk, tetap saja akan membuatnya seperti simpanan om-om pada nantinya.
"Kau tak perlu khawatir soal usia, aku selalu rutin berolahraga jadi kupikir daya tahan tubuhku lumayan lebih baik dari orang yang menghabiskan waktu hanya menonton drama korea di kamar."
"Hey apa maksudmu..- Buru-buru Hyungseob mengontrol suaranya menepis bahwa apa yang diomongkan Woojin bukanlah dirinya. "Ehm maaf, harusnya aku tidak tersinggung karena orang itu kan bukan aku?"
"Bukan kau yah?" Lagi-lagi Woojin tertawa, seolah ada yang lucu dari reaksi Hyungseob meski mereka tidak bertatap muka. "Jadi apa lagi yang perlu ditanya."
"Bagaimana dengan hobi anda tuan?"
"Hobiku adalah memancing!"
Memancing wanita? Atau memancing keributan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring in Autumn || pwj • ahs
FanfictionOur 1st event "Chamseob Fanfiction Contest" Karya peserta yang ikut berpartisipasi dalam event "Chamseob Fanfiction Contest" sudah dipublish pada book ini. Silakan menikmati karya-karya peserta, dan jangan lupa tinggalkan komentar & vote jika kalian...