Kehilangan merupakan sesuatu yang kubenci
Oleh karenanya, aku membuat semua orang yang kusayangi abadi
Dalam dinding atau lemari kaca kamarku
Selamanya mereka akan tetap disini
Di hati atau ruanganku
-A-Namanya Alysha. Seperti biasa, pagi ini ia sedang di kantin kampus menikmati sepiring pecel dan sebotol air mineral. Dia bukan anak kos, dia hanya malas memasak. Lagipula tidak ada asisten rumah tangga yang mau memasak untuk dirinya.
Alysha tinggal sendiri. Ayah ibunya telah berada di sisi yang Kuasa. Sejak kecelakaan setahun lalu yang merebut nyawa kedua orang tuanya.
Ketika sedang asik menghabiskan suapan terakhir pecelnya, matanya menangkap seorang pria yang berjalan ke arahnya. Buru-buru Alysha mengangkat piring serta air mineralnya dan berniat beranjak dari sana, sebelum sebuah tangan menahannya.
"Mau kemana lo? Kali ini lo kagak bisa lari dari gue."
Alysha hanya tersenyum tanpa dosa, menelan nasi yang sedari tadi bersarang dimulutnya dan duduk dihadapan pria itu.
"Gu-" Alysha mengangkat tangan, memberhentikan kalimat Yoga yang baru mengucap satu suku kata. Alysha meminum beberapa tegukan sebelum mengangguk dan meminta Yoga meneruskan ucapannya.
"Gue mau nagih janji."
"Sudah saya duga."
"Yaudah, mana," ucap Yoga sembari menjulurkan tangannya, meminta sesuatu dari Alysha.
"Jadi gini Ga, gue kemarin kan movie marathon terus ketiduran jadi gue belum ngerjain tugas lo."
"Gini nih, bocah nggak tahu diri. Kemarin udah dibantuin, sekarang malah lupa sama janji sendiri."
"Ya manusiawi lah Ga hehe."
"Kagak ada manusiawi-manusiawi, sekarang juga kerjain. Harus dikumpulin nanti siang lagi."
"Yaudah tungguin di perpus. Gue mau balikin piring dulu."
"Gak dateng gue santet lu." Dengan itu, Yoga berbalik menjauhi Alysha. Berjalan dengan tas punggung dan kemeja denim ciri khasnya.
Alysha pun turut beranjak. Berjalan menjauh dari kursi sembari menggenggam piring bekasnya. Tanpa ada yang melihat, diam-diam Alysha tersenyum kecil. Menikmati obrolan pagi dari orang yang beberapa bulan ini menarik perhatiannya.
***
Dan disini lah Alysha, di perpus kampusnya bersama Yoga. Bedanya, Alysha mengerjakan tugas, sedangkan Yoga sibuk dengan ponselnya.
Alysha tidak berniat sedikit pun menegurnya. Karena bagaimanapun, Alysha menikmati momen ini. Duduk berhadapan dalam ketenangan, menghabiskan waktu bersama meski tidak ada obrolan. Seolah di sana tidak ada Alysha dan Yoga. Hanya ada patung dan robot pesuruh.
Tapi sungguh, begini saja, Alysha sudah sangat bahagia.
Hingga menit-menit pun berlalu. Yoga terlihat lelah. Ia menghembuskan napas kasar sebelum mematikan hpnya dan menenggelamkan kepalanya di dalam lipatan tangannya di atas meja.
"Perpus buat belajar kali, bukan buat tidur," lirih Alysha tanpa mengurangi fokusnya pada apa yang ia kerjakan sedari tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alysha
General FictionNamanya Alysha. Dan luka, mengubah segalanya. Copyright © 2019 || Nanda Rs