1

76 14 10
                                    

Hari ini adalah hari pertama aku masuk sekolah di jenjang yang lebih tinggi dari sebelumnya, yaitu SMA. Tepatnya di SMA TUNAS BANGSA. Mungkin banyak orang mengira kalau udah jadi anak SMA itu seru hidupnya, tapi itu tidak terjadi dengan ku saat ini. Hari pertama sekolah, bertemu teman baru, harus kembali beradaptasi dengan banyak orang.

***

Aku sampai di sekolah pukul 5.40 setelah melakukan pertengkaran kecil dengan abangku karena dia bangunnya lama sementara aku ga bisa tidur semalem karena memikirkan akan masuk kelas ips berapa, atau akan duduk dengan siapa nantinya. Setelah tiba di sekolah aku langsung berjalan kearah mading untuk melihat daftar kelas. Ternyata namaku tercantum di 10 ips 5.

Banyak sekali teman-teman yang belum ku kenal. Namun ada seorang perempuan yang bernama Ratu,dia orangnya sangat baik, seru, dan lumayan rusuh karena gak bisa berhenti berbicara dan suka menggosip, pokoknya dia tahu semua berita terkini tentang anak-anak TUNAS BANGSA. Dari kakak kelas 12 sampai kakak kelas 11 dia pasti tahu beritanya. Kami akrab karena sudah kenal dari SMP.

Aku langsung menuju ke kelas dan karena kepagian kelas masih sepi,hanya beberapa orang yang ada di kelas, dan itu pun aku tidak tahu siapa saja nama mereka.

Aku mengambil bangku di barisan ke dua dari depan karena menurut ku tempat duduk yang ku ambil itu sudah pas. Tidak terlalu depan dan tidak terlalu belakang.

"Hai Ratu. Gue duduk di samping lo ya" aku bertanya karena bingung harus duduk dengan siapa.

"Eh ola! Iya sini duduk sama gue aja"
Akhirnya aku mendapat teman sebangku.

Hari ini ada tes untuk masuk kelas. Aku kira kelas ini udah fix kelas selamanya tapi guru-guru bilang kalau hasil tes ini menentukan kelas kita nantinya. Setelah tes aku bersama Ratu pun ke kantin karena sudah menahan lapar sedari tadi.

"Aduh tahu ga sih daritadi cacing di perut gue udah nyanyi-nyanyi gak jelas" oceh ku sedari di kelas.

"Yaelah emang lu doang gue juga udah kelaperan dari pas tes mtk no 1" saut Ratu pun yang tidak sabaran dengan wajah konyolnya.

"Yaudah ayok lah lama lo"

Kami pun bergegas untuk memesan makanan karena benar-benar sudah keroncongan.

"Eh gue aja yang mesen makannya" aku menawarkan diri sekalian ingin pilih-pilih makanan.

"Yaudah good deh, sana cepetan"

"Yeh ngelunjak ni anak"

Ratu yang disindir hanya bisa cengengesan dan mengeluarkan wajah menjengkelkannya. Setelah makanan datang Kami pun bergegas untuk menghabiskannya karena harus ke kelas, takut kelamaan di kantin.

"Yaudah ayok ke kelas. Udah abis juga kan makannya."

"Yowes yok."

Kita pun langsung ke kelas, karena selanjutnya kami akan langsung memasuki materi yang ada di jadwal pelajaran hari ini yaitu agama. Namun karena aku dan Ratu beragama non muslim jadi kami menuju perpustakaan untuk belajar agama bersama Bu Thres.

Diperpustakaan kami melakukan perkenalan, berbagi cerita, dan membahas materi bab pertama. Selain mempunyai paras yang cantik, Bu Thres sangat baik sekali ternyata.
"Oh jadi kamu anak didiknya bu dewi dulu?" Tanya Bu Thres mengenai guru ku di SMP dulu. "Iya bu, saya baru tahu kalau Bu dewi alumni Tunas Bangsa juga." Ternyata dunia benar-benar sempit ya..

Tak terasa waktu pun sudah menunjukkan pukul 13.30 waktunya memasuki pelajaran ke tiga di hari pertama ku bersekolah di Tunas Bangsa.

Kami pun membereskan buku agama dan langsung menuju ke kelas. Ratu sang biang gosip tak hentinya mengoceh sedari tadi di perpustakaan.

"La Bu Thres cantik banget deh kaya gue" oceh Ratu yang dibarengi dengan cengiran khasnya.

"Idih apasi jijik tau, lu mah cacar bintik-bintik kali" aku berusaha menahan tawa ku saat melihat ekspresinya yang konyol.

"Alah iri aja bilang gausah malu-malu tuk mengakuinya"

"Ya in biar seneng, udah yuk balik lama lo daritadi ngoceh mulu"

"Iye ibu bawel anda"

***

Selang beberapa menit kemudian kami telah tiba di kelas, belum ada guru tetapi suasananya begitu sepi mungkin karena belum kenal satu sama lain.

Kami sibuk dengan kehidupan masing-masing sampai akhirnya guru bahasa indonesia pun datang. Tidak banyak yang kami bicarakan, kami hanya perkenalan, bertanya asal sekolah dan bertanya apa keinginan kami ke depannya.

Gurunya sangat baik, dia bernama Pak Indra. Tidak killer, dan penyabar. Suka becanda, dan tidak terlalu serius dan yang paling penting tidak membosankan dalam mengajar. Cocok menjadi guru bahasa indonesia.

Tiba-tiba bel berbunyi yang menandakan waktu pulang sudah tiba. Aku pulang bersama Ratu naik angkutan umum. Kan kami calon-calon ibu rumah tangga yang baik, yang harus menghemat setiap pengeluaran.

"Tu depan kiri yak"ucapku agar Ratu bilang ke abangnya

"Iyak siap"

"Bilangin bukan iyak-iyak aja"

"Oalah maksud lu tuh bilangin, gue kirain ngasih tau doang"

"Ingin ku berkata kasar" runtuk ku karena udah greget sama tingkahnya ratu.

Diperjalanan menuju kerumah aku melihat ada seorang lelaki yang menurut ku dia mempunyai wajah yang diatas rata-rata, ya ga beda jauh lah sama oppa-oppa korea. Dia memasuki rumah yang berada tepat di seberang rumah ku.

Pandanganku tak lepas darinya, sungguh ia telah mencuri hatiku. Eh astaga lebay banget sih lo La, batinku. Saat aku takjub dengan kegantengannya, entah dia sadar atau tidak kalau aku memperhatikannya. Dia melihat ke arah ku. Mendadak aku ingin mati berdiri aja sekarang.

Dia tersenyum ke arah ku. Nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan. Aku pun balas tersenyum, lalu dengan jantung yang berdetak tak karuan dan muka yang mesem-mesem aku buru-buru membuka pagar rumah ku dan segera masuk kedalam.

Aduh udah ga bener nih jantung gue, besok harus periksa!!! AAAA MAMA!!


Jangan lupa vomment nya HEHE




HAIII, Salam kenal ya.
Maaf kalau ceritanya absurd, maklum lah kan saya anak bau. Eh salah anak baru maksudnya.
Baru bikin cerita di wattpad soalnya, selama ini cuman pencinta novel dan pembaca setia wattpad aja. Jangan lupa vote dan comment yak. Terimakasih~~~


20 Oktober 2018

L A V I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang