4

39 14 3
                                    


Kamu cantik. Tapi kapan aku bisa memiliki kamu?

Kevin tiba di kelas dengan wajah yang tidak bisa di tebak. Bingung, penasaran, dan masih banyak pemikiran seperti itu yang sedang berkecamuk di dalam kepalanya.

Iqbal yang melihat sahabatnya yang sedang tidak jelas rautnya itu ikut heran karena tidak biasanya Kevin datang dengan wajah yang semeraut. Iqbal pun menghampiri Kevin, duduk didepannya dan dengan bertopang dagu dia memperhatikannya seperti sedang menyelidik.

"Kenapa muka lo? Jelek banget. Masih pagi juga."

Kevin menoleh melihat Iqbal yang berada di depannya dan kembali kepada kesibukannya. Merenung. Bisa dibilang Kevin masih bingung dengan batinnya yang berteriak kalau ia menyukai sosok adik kelasnya itu. Rafaola.

"Dih kebiasaan ya lu ditanya bukannya jawab malah asik sendiri." Kalau saja dia bukan sahabat Iqbal, sudah bisa dipastikan kalau Iqbal ingin memusnahkannya dari hadapannya sekarang.

Kevin berdecak kesal kemudian menjawab celotehan Iqbal. "Apaan sih! Lo ngoceh mulu pusing nih gue dengernya."

"Ya lagian lo di tanyain bukannya jawab malah makin jelek mukanya." Balas Iqbal dengan terkekeh sedikit.

"Kalau lo nyamperin gue cuman buat ngeledek gue, mending balik ke tempat lo. Kerjain tuh Pr Fisika."

"Emang ada pr? Ko lu nggak bilang sih Bal?" Gerutu Iqbal

"Makanya jangan ngeledekin orang mulu. Lo panik gitu tambah jelek sampai-sampai mau ngalahin gua." Sontak gelak tawa Kevin pecah setelah melihat wajah Iqbal yang menurutnya tidak jauh lebih buruk darinya.

"HAHAHA lucu banget lo sampe-sampe gue mau muntah dengernya"

****

Ola dan Ratu sampai di ruang guru dan seperti kebanyakan orang. Mereka berdua ribut perihal siapa yang mengetuk dan masuk duluan. Dasar perempuan.

"Udah lu duluan Tu nanti gua nyusul." Ola memang pemalu sekaligus penakut kalau sudah berurusan dengan yang namanya Ruang guru karena ketika masuk otomatis fokus semua guru jatuh kepada orang yang masuk dari pintu tersebut.

"Ah elah cemen banget lo, yaudah gua yang masuk duluan tapi lo yang bilang yak?"

"Iya tenang"

Mereka pun masuk setelah ribut  yang lumayan memakan waktu karena pintu Ruang guru. Setelah bertanya-tanya dimana meja dan tempat duduk Pak Bambang akhirnya mereka menemukannya dan tepat sekali Pak Bambang sedang mengetik sesuatu di laptopnya.

"Hmm permisi pak katanya Bapak manggil saya tadi, ada apa ya Pak?" Tanya Ola sopan berhubungan dia adalah wali kelasnya jadi dia berusaha bersikap sopan didepannya.

"Oh iya, kamu Rafaola kan? Ini saya minta kamu bagikan biodata ini ke teman-teman di kelas, hari ini saya banyak kerjaan jadi tidak bisa masuk kelas untuk membagikannya." Pesan Pak Bambang.

"Baik Pak, kalau begitu saya permisi dulu ya Pak." Pamit Ola dan Ratu dengan menyalam tangan Pak Bambang dengan sopan dan kembali ke kelas.

Suasana kantin di pagi hari masih sepi, mungkin karena sebagian besar siswa dan siswi lebih memilih untuk sarapan dirumah atau bahkan tidak sarapan. Begitu pula dengan Kevin walaupun dia sudah memakan roti sebagai sarapannya sebelum berangkat ke sekolah tadi tapi ya tetap saja perutnya masih lapar.

L A V I NTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang