Pahlawan Perang Dunia [Bagian 23]

65 1 0
                                    

Pahlawan Perang Dunia [23]

"Hei lari lebih cepat PARA CACING!"

"haaaa....haaa....haaa.... kita sudah berlari lebih dari 6 jam sekarang..."

"Haaa...haaa... be-benar.... Mataku... sudah mulai berkunang-kunang..."

Kelas J sedang melakukan latihan lapangannya. Sir Igor masih seperti biasa, duduk santai dengan kaki bersila dan melontarkan hinaan-hinaan pedas kepada kami. aku yang berada di tengah barisan mendengar ocehan dari depan bahwa mereka sudah tidak kuat. Aku melihat nafas mereka semakin tersenga seperti kuda yang sudah berlari selama berhari-hari.

"tapi... lihatlah Tara, dia pasti lebih menyedihkan dengan badan besarnya" cetus seorang pelajar yang berada di depan barisan sembari melihat kebelakang.

Aku yang mendengar hal tersebut baru teringat dengan keadaa Tara aku menleh kebelakang dan melihat sesuatu yang diluar ekspektasi.

"HAAAAAAA!!!..."

Tara dengan badan besarnya, bahkan dengan badan besar dan tanah yang bergetar setiap dia berlari. Tara mengejar ketnggalannya, bahkan mempercepat gerak langkah kakinya menuju barisan depan sambil berteriak lantang.

"wow... dia mengejar kita..."

Pelajar yang merendahkan Tara tadi menarik perkataannya dan serasa takjub dengan perjuangan Tara. Beberapa puluh menit kemudian, Tara sudah berhasil tepat berada di barisan paling depan. dan entah kenapa murid lain yang tadinya memiliki wajah mulai putus asa muai tertulas semangatnya Tara.

"Kita tidak boleh kalah dari si gendut Tara. HAAAAA!!!"

"iya benar. HAAAAA!!!"

Suasanan lari pun kemudian diisi didominnasi oleh teriakan yang menggelorakan semangat bagi siapapun yang melihatnya. Aku melihat Sir Igor, yang sejak awal terus mencaci maki mulai terdiam dan hanya tersenyum melihat kami berlari. Seketika aku bengong memikirkan hal itu, tanpa sadar aku mulai tertinggal dan berada paling belakang.

"Haaa... haa... Jusuf!... apakah kau akan kalah oleh orang seperti ku haaa? Hahaha haaa...haaa..."

Tara yang berlari dipaling depan menoleh kebelakang dan melihatku sembari mengejekku. "wahh... wah... wah... sepertinya aku tidak boleh kalah" aku mulai mempercepat langkah kaki utuk mengejar ketinggalan.

Setelah 2 hari berlari, kami sampai ke desa Rexan. Desa Rexan terletak di sebelah timur Negara Republik Roxalia. Ciri Khas yang terdapat dalam desa ini sebuh danau besar yang dikenal dengan Danau Tobax. Di Danau Tobax memiliki 2 Desa di sisi yang berlawanan yaitu Desa Rexan dan desa Rixas.

Sesampainya disana, kami disambut meriah oleh kepala Desa disana. Setelah penyambutan kami di Desa Rexan, kami dipersilahkan beristirahat penuh dalam 1 hari itu oleh Sir Igor. Mendengar hal tersebut, semua Kelas J berteriak girang, tapi teriakan itu tidak sepadang dengan teriakan kegembiraan dan kemenangan Tara. Aku melihat dirinya dari kejauhan dan perlahan jatuh ke tanah sampai bersimbah keringat, tapi disaat kelelahan yang luarbiasa tersebut. Tara tersenyum dan mulai tertawa sendiri.

'dia pantas mendapatkannya' ucapku dengan bangga dalam hati emlihat perjuangannya selama 3 hari ini.

"HEI TARA KAU KAU JANGAN TIDUR DISANA!" Sir Igor yang berteriak secara tiba-tiba seketika melihat keadaa Tara membuat kami semua tertawa. Aku membantu Tara berdiri dan kami semua berjalan menuju rumah penginapan.

Di rumah penginapa tersebut, setengah gedung dipisah. Yaitu kiri perempuan dan kanan adalah laki-laki. Serta sebuah pemandian kolam. Ketika sore tiba dan aku ingin bergegas mandi. Aku melihat kumpulan laki-laki pelajar kelas J merundingkan sesuatu, karena penasaran aku sedikit menguping.

Pahlawan Perang DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang