Pahlawan Perang Dunia [Bagian 22]

57 1 0
                                    

Pahlawan Perang Dunia [22]

"jadi dia yang melawan pangeran?"

"ehh benarkah dia melawan pangeran, dasar laki-laki bodoh"

"Apakah kau tau, dia juga mendekati Ketua Dewan Pelajar, Sang Putri !"

"APA!? Ohhh ini tidak bisa dibiarkan!"

Gosip dipagi hari padahal langit masih berwarna merah jingga, para pelajar perempuan mulai berbisik membicarakanku mengenaii sesuatu yang mereka panggil 'pangeran'. Berbeda dengan para laki-laki, mereka membicarakan mengenai 'Putri Tya' atau apalah itu. Tapi kesamaan dari mereka semua yang menggosipi ku adalah tatapan mereka yang sangat dingin bahkan membuat tengkukku dingin.

"Huftt... sepertinya hari ini semakin dingin ya" aku membisik seperti itu sambil berjalan menelusuri lorong kearah kelasku yang berada di paling ujung, maklum saja itu adalah kelas J.

Sebelum aku membuka pintu geser kelas tersebut, aku merasakan hawa yang sangat dingin dan mencekam berasal dari dalam kelas. "haaa... sepertinya teman-teman kelasku akan menganggapku lebih buruk dari sebelumnya, dan tatapan segelap batu hitam di malam yang gelap gulita". Tapi, aku tidak bisa terus seperti ini, aku menarik nafas dan membuka pintu kelas. Tapi kejadian yang jauh dari ekspektasiku terjadi.

Secara bergerombolan pelajar-pelajar di kelasku, perempuan atau laki-laki mendatangiku seperti mengejar mangsanya. Melihat hal tersebut, sontak aku mengangkat bukuku dan menaruhnya di depan wajahku untuk perlindungan. Menunggu untuk pukulan, 1 detik, 2 detik, 5 detik berlalu. Aku tidak merasakan adanya pukulan atau sentuhan di tubuhku. "ada apa ini?" pertanyaan yang dibenakku itu membuat aku menurunkan senjata persegi panjang dengan lebih dari 300 halaman itu.

Didepan bola mataku, aku melihat teman-teman kelasku menatapku secara serentak dengan tatapan yang tidak terduga, dari mata dengan hawa ingin membunuh, berubah menjadi mata berbinar-binar seperti tatapan sesosok pahlawan. Melihat hal canggung itu aku mulai bersuara.

"ehh... hmm... apa terjadi sesuat-"

"Benarkah kau melawan pelajar baru terkuat 'Sang Pangeran'!?"

"itu...itu...itu... katanya kau berhasil mendekati 'Sang Putri' yaaaaa!?"

"hei Teman, katanya kau menyelamatkan Sarah 'Sang Boneka' ya? Aku sangat iri padamu sialan! Hahaha"

Semua pelajar dari kelasku satu persatu mendesak dengan pertanyaan beruntun, ternyata dampak dari kejadian kemarin memiliki pengaruh yang terbalik terhadap kelasku. Ketika kutanya kenapa mereka malah senang dengan hal itu. Mereka tertawa dan menjawab "Karenamu Jusuf, Kelas J yang dikatakan 'kelas Pecundang' dan tidak berarti ternyata bisa melawan 'kelas unggulan' dan super sombong seperti kelas A." ooh... ternyata aku telah membuat reputasi dari kelas J meningkat, aku yang mendapat beribu puian dari temanku, bahkan Tara yang memiliki badan besar memelukku dengan erat. Ughhh... aku tidak tahu, apakah dia ingin memberiku ucapan terima kasih atau ingin membunuhku.

Ketika suasana mengharukan itu berlangsung dan aku mulai merasa lemas di peluk oleh Tara. Sir Igor masuk ke kelas dan memecahkan suasana tersebut. semua pelajar berhamburan dan duduk ditempat duduknya masing-masing. Terima kasih akan hal itu, Tara melepaskanku dan aku terduduk lemas di depan kelas. Dan ketika kau melihat kedepan, Sir Igor melihatku dan bertanya padaku "apa? apakah kau ingin pelukan dari ku bocah?" aku menggelengkan kepalaku dengan keras dan mulai jalan dengan perlhan ke tempat dudukku. Semua pelajar yang melihat keadaanku, semua mulai tertawa dan aku hanya tertunduk malu.

"Baiklah, besok bahkan sampai 1 minggu kita akan Piknik Gyahahah... Persiapkan diri kalian"

"SIAP SIR!"

Pahlawan Perang DuniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang