08

4.1K 285 6
                                    

Aku takut, jangan pergi!
Prilly Ananda Fairuz
-ar-
-----

Prilly sedari tadi hanya tersenyum, tertawa, kadang terlihat kesal. Saat dirinya disibukkan dengan ponselnya yang lebih menarik dari hal lain, sebenarnya bukan ponselnya yang terlalu menarik melainkan pesan-pesan yang ia terima dari sumianya yang tengah dia rindu-rindukan itu.

Alibaba😘
Aku tau kamu rindu

Me
Enggak yee 😜

Alibaba😘
Bohong kamu

Me
Kadar pdnya tinggi bnget pak 😱

Prilly tersenyum saat sadar dirinya seperti anak remaja dengan mengirim pesan-pesan singkat seperti yang sedang  ia lakukan, seharusnya telepon atau video call saja. Tak usah repot-repot mengetik seperti ini, pikirnya.

Alibaba😘
Bukan pd tapi kenyataannya emang gitukan?

Me
So tau wle

Alibaba😘
.

Me
Ih blsnya cma gtu doang 😑

Alibaba😘
Makanya ngaku dulu kalau kamu rindu aku!

Me
Dibilangin enggak juga, kapan pulang?

Alibaba😘
Nah itu nanya kapan pulang

Me
Iya iya kamu rindu aku, kapan pulang ihh?

Prilly mengetuk-ngetukkan kuku panjangnya pada meja yang sedari tadi jadi topangan dagunya, menunggu balasan Ali yang tak kunjung membalasnya.

Me
Kok gak dibls?

Masih sama, tak ada jawaban.

Me
Ali?

Me
Sayang?

Me
Kak Ali

Me
Bang Ali

Me
Kang somay

Me
Bales kek 😑

Me
😡

Sudah banyak pesan yang Prilly kirimkan bahkan dengan berbagai panggilan aneh, tapi tetap saja suaminya tak membalas. Padahal disana masih tertera bahwa pemilik nomer itu sedang online, tapi sampai sekarang pesannya bahkan tidak Ali baca. Entah sedang apa suaminya itu.

Prilly menghelakan napasnya bosan, dia tidak ada teman sama sekali. Adit sedang tidur, mertua dan kakak iparnya pun tidak ada. Hanya ponselnya yang menemaninya sejak tadi dengan pesan-pesan yang semakin menarik untuk dilihat, namun sekarang ponselnya pun sama bosannya. Dia melirik kanan kirinya, hanya ada para pelayan yang berlalu lalang. Pernah sekali Prilly mengajak pelayannya untuk menemaninya, tapi rasanya lebih membosankan. Saat dia mengajak untuk berbicara, bercanda, pelayannya terlihat canggung padanya. Jadi itu membosankan bukan, yasudah.

Prilly berharap ponselnya kembali memanggilnya dengan suara notifnya, saat harap-harap dari Prilly ponselnya berdering. Tanda panggilan masuk pada ponselnya, tanpa melihat siapa yang menghubunginya Prilly mengangkatnya dengan gembira. Dia sudah menebak pasti itu suaminya.

"Assalamu'alaikum sayang, kenapa gak dibales lagi ihh... Aku nu---"

"Wa'alaikumsalam, ini aku Raka Prill...." terdengar kekehan dari sebrang sana, membuat Prilly menatap layar ponselnya.

All About Us (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang