Apa ini benar-benar kamu?
Bagaimana bisa?
Prilly Ananda Fairuz
-ar-
-----Hari ini seharusnya hari spesial untuk seorang Prilly Ananda Frans, seorang mahasiswa dari salah satu universitas ternama di Jakarta. Graduation day, dimana seorang mahasiswa dinyatakan lulus dan diberikan hari perayaan kelulusannya. Prilly tersenyum miris, melihat gedung kampusnya terlihat ramai. Bahkan panggung yang megah sudah menghiasi gedung kampusnya.
Dengan kesungguhannya Prilly menyempatkan waktu untuk menyelesaikan skripsinya yang sempat terbengkalai, menjalani sebagai kewajiban mahasiswa diakhir semester. Pergi kuliah untuk bertemu pembimbing skripsinya, hanya itu. Menjalankan sidang saat dia dinyatakan lulus atas hasil skripsinya. Dan sekarang dimana hari-hari melelahkan itu terbayar dengan acara graduation day. Tempat ini memang ramai, tapi hatinya kesepian. Bahwa hari ini, tepat tiga bulan lamanya Ali koma. Lalu haruskah Prilly bersenang-senang disini?
Bahkan sempat Prilly menolak untuk tidak mengikuti acara wisudanya, namun ibu mertuanya tidak menyetujui. Dia menyuruh Prilly untuk datang beserta orang tuanya, dan berkata bahwa dirinya saja yang menjaga Ali. Mengingat saat itu, beberapa kali Prilly tetap menolak keinginan mertuanya.
"Mah Prilly disini aja jagain Ali," Ayu menggeleng.
"Sayang, ini hari wisuda kamu. Kamu harus pergi, biar Mama yang jaga Ali."
"Tapi Mah---"
"Pergi sayang, nanti kalau Ali bangun bisa liat foto wisuda kamukan?" Prilly menghelakan napasnya kesal, "Tapi Prilly pingin disini," ujar Prilly yang sudah merengek beberapa kali.
"Buat bangga kami Prill, Ali akan lebih senang kamu pergi dari pada disini, oke?" Prilly mengangguk, "Tapi ka---"
"Sstt... Kamu harus pergi titik, please Prilly! Defina akan kembali ke Indonesia, dan itu untuk kamu dan Ali. Defina akan sedih kalau kamu gak ikut wisuda, jangan buat dia sedih! Cukup saat kamu dan Ali tidak datang di acara wisuda dan pertunangannya,"
Prilly bergeming.
Dia jadi merasa bersalah kalau mengingat itu, seharusnya dia dan Ali ada diacaranya saat itu. Tapi bagaimana lagi, Ali masih belum sadar. Ayu dan Devan pergi menemui Defina di London, dengan perasaan tak tega mereka harus meningggalkan Ali. Karena memang hari itu, hari spesial untuk Defina. Kelulusannya yang telah mendapatkan gelar masternya dan hari pertunangannya. Alasan kedua Ayu dan Devan pergi, mereka juga harus menjelaskan keadaan Ali saat ini.
"Prill?"
Prilly kembali mengangguk, tidak berniat membatah lagi. Satu bulan yang lalu Defina pulang, itu karena Ali. Sempat marah pada kedua orang tuanya, karena baru memberi tahu keadaan adiknya itu. Padahal sudah lama Ali berada dalam keadaan kritis, tapi dia baru diberitahu setelah dua bulan kemudian. Sebenarnya Defina pernah berada diposisi yang sama dengan Prilly, enggan untuk meninggalkan sang adik. Karena Ayu tahu masih banyak yang harus putrinya urus disana. Jadi lagi-lagi ibunya terus membujuk, memang Ayu pandai sekali meluluhkan hati seseorang untuk menurutinya.
Prilly memasuki Aula kampus yang cukup luas untuk menampung beberapa ribu orang, Prilly duduk pada salah satu kursi yang telah disediakan. Tidak lupa Geta dan Satya juga turut menghadiri acara wisuda putrinya itu, Defina yang juga sudah berada di Indonesia duduk di samping adik iparnya.
Prilly melirik kakak iparnya, membuat Defina tersenyum menatap Prilly bahwa dia harus kuat. "It's okay Prill, I'm here...," Defina menggenggam tangan Prilly.
"Don't cry, nanti make up-nya luntur...," ujar Defina terkekeh.
Saat Prilly mengalihkan pandangannya, tak sengaja matanya menatap sosok yang sudah lama tidak bertatap muka dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All About Us (COMPLETED)
FanfictionUpdate hari Minggu. Jangan lupa follow! Karena follow itu gratis 😆😘 Prilly tidak pernah tahu tentang suaminya. Namun saat pertemuan pertamanya ketika dia telah sah menjadi istrinya, dia menganggap suaminya adalah pria dingin yang selalu menatapny...