1

660 78 6
                                    

Suara riuh tepuk tangan terdengar meriah saat pertandingan basket antar sekolah selesai.
"Oh sehun...oh sehun...oh sehun.." banyak murid Perempuan mengelukan nama oh sehun si laki-laki tinggi dan tampan juga memiliki kulit seputih susu.

Namun ada juga beberapa diantaranya mengelukan 'kim junmyeon' sang kapten yang juga berwajah tampan. Siapa yang tidak tahu bahwa ke dua lelaki tampan itu kakak beradik.

Di sisi lapangan seorang gadis berparas cantik berlari menghampiri mereka berdua.
"kakak.. Permainan mu bagus sekali hari ini." ujarnya sembari mengacungkkan kedua jempolnya.
"Kau hanya memujinya? Permainanku juga bagus. Kau lihat semua perempuan disana?!" dagu sehun mengarah pada tribun yang berisikan murid perempuan. Jieun turut melihat kearah para perempuan itu tak suka.
"Kau punya mereka yang begitu mengidolakan mu. Kenapa kau memintanya dari ku?"

Baru saja sehun membuka mulut, junmyeon menarik tangan jieun membuat fokus gadis itu beralih pada nya.
"Jieun-ah, kau bilang mau ke toko buku. Aku bisa mengantarmu."
Mendengar itu, wajah jieun berubah cerah.

Sehun yang tak menyukai itu, memalingkan wajahnya ke arah lain.
"Sehun-ah..."
Dari kejauhan lelaki tinggi menghampirinya sembari melambai kearah jieun. Gadis manis itu membalasnya membuat sehun mendelik kesal.
"kenapa??"
Lelaki tinggi itu beralih menatap sehun.
"Jisung memanggilmu. Dia bilang ketua marah besar karena kau tidak datang tempo hari."

Mendengar itu junmyeon menatap sehun khawatir.
"Sehun-ah... Kau tidak..."
"Aku akan kesana. Lagi pula aku pria yang bertanggung jawab."
Potong sehun kemudian berlalu pergi.
Jieun menatap punggung sehun penuh arti. Lalu ia beralih menatap junmyeon. Lelaki itu terlihat sangat khawatir dan ada gurat rasa bersalah di wajahnya.

Pasalnya minggu lalu sehun terpaksa tidak mengikuti pertandingan karena harus menemani junmyeon membujuk anak bibi lee untuk mengikuti les matematika. Sehun juga harus terlentang di lantai rumahnya selama satu jam karena kelelahan. Jieun tahu, sikap sehun yang terkadang nampak tak peduli namun pria itu tidak pernah meninggalakan kakak nya dalam kesulitan.

Jieun ingat saat sehun sehari semalam menginap dalam sel, hanya karena dia kesal pada anak-anak yang mengganggu kakak nya. Sehun bukanlah tipikal pria yang menyimpan dendam. Dia sosok hangat yang dicintai kaum perempuan .

##

"Youngjae-ah..."
Junmyeon menghampiri youngjae yang menatap nya heran.
"kenapa, kak?"
"Kau tahu apa yang terjadi pada sehun semalam?"
"Semalam? Dia dimarahi pelatih kim, karena dia tidak ikut pertandingan." jawab youngjae.

"Apa pelatih Kim memukulinya?"
Youngjae membulatkan Matanya kaget, sembari menggeleng cepat.
"tidak kak. Setahu ku, walaupun pelatih Kim sangat tegas dan kasar, dia tidak mungkin memukul muridnya. Apa lagi itu sehun, murid kesayangannya." jelas youngjae yang membuat junmyeon bingung.

Pasalnya semalam sehun pulang dengan kaki terpincang dan luka lebam di sudut mata juga bibirnya. Sehun mengatakan itu karena kesalahannya yang tidak mengikuti pertandingan. Di lain sisi, ia membenarkan ucapan youngjae. Pelatih Kim tidak mungkin memukul sehun yang notabene murid kesayanganya.

"kakak.."
Ditengah kebingungannya, jieun tiba-tiba mengagetkannya. Senyum yeoja manis itu membuatnya menarik bibirnya untuk tersenyum.
"Apa yang kau lakukan di sini? Ini sudah jam masuk."
"Lalu kau sendiri? Untuk apa kau masih di sini?"
Tersenyum malu sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, jieun mulai salah tingkah.

Gadis manis itu memang sangat menyukai kim junmyeon. Entah apa, namja itu selalu membuat nya nyaman. Berbeda dengan adiknya yang selalu membuat nya kesal. Meski mereka bersaudara, jieun akui sehun dan junmyeon sangat jauh berbeda.

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang