7

141 29 2
                                    

"Apa yang kau pikirkan ketika kau berani membuat keputusan yang sebesar ini?"

"Eomma... Aku hanya ingin eomma bisa tidur nyenyak tanpa memikirkan bagaimana caranya untuk bisa hidup tanpa harus meresahkan apapun."

"Kenapa eomma mu?"

"Karena aku berhutang banyak padanya."

"Hutang apa? Seberapa banyak hutangmu."

"Huh... Hari ini indah sekali. Benar, rey kim."

*#*

Masuk kerumah sederhana junmyeon, jieun segera membawa rey duduk di kursi meja makan. Tanpa berkata apapun rey menurut.
"Direktur kim, gwaenchana?" jieun menatap rey khawatir melihat wajahnya yang memucat. Rey ikut menatap jieun datar.
"Wae? Memangnya aku kenapa?"
Jieun menggelengkan kepala takut-takut. Junmyeon yang melihat itu langsung saja menengahi.

"Anda bisa makan lebih dulu sebelum ku antar ke atas. Sedari pagi anda terus mengurusi masalah ku sampai lupa waktu makan."
Kini rey menatap junmyeon tak suka. Sebelum rey bersuara fokus mereka beralih pada pintu yang terbuka.
Eomma datang, hampir saja ia terjatuh saat melihat siapa yang ada di depannya kini.
"Sehun..." gumamnya dalam hati.
"Makan saja, eomma sudah buat sup hangat untuk membuat mu segar kembali." kini eomma duduk di depan rey dan bersikap biasa meski ingin sekali ia memeluk namja itu.

"Aku tidak lapar." ujar rey kini pelan. Ia merasa ada sesuatu yang menjalar di hatinya membuatnya enggan beranjak.
"makanlah, wajahmu terlihat pucat sekali. Kau sakit?" tak hanya rey, junmyeon dan jieun juga menatap sang eomma was-was.
"Ani. Nan gwaenchana." entah kenapa kali ini rey lebih bisa menahan emosinya.

"kau suka sup?"
Rey mengangguk pelan sembari terus menunduk. Hatinya terus meronta, entah ia ingin apa. Ada begitu banyak kerinduan yang terpendam di sana memaksa keluar.
"Kalau begitu, makanlah eoh!" 
Rey menurut dan meraih mangkuk dengan tangan bergetar. Sementara Eomma menghapus air mata yang sempat menetes.

Di tempatnya junmyeon dan jieun diam. Mereka punya kekhawatiran dan pemikiran yang sama. Dia sehun atau bukan, itu tidak lagi jadi pertanyaan. Yang terpenting sosok itu ada di sini terlebih untuk jieun. Setidaknya yeoja itu bisa memudarkan rasa bersalahnya pada sehun dulu.

*

Rey duduk bersandar di sisi ranjangnya sembari memijit keningnya yang berdenyut. Setelah makan malam bersama tadi, rey semakin tidak mengerti. Baru pertama kali ia makan bersama orang yang langsung membuat nya nyaman, seakan ada ikatan kuat diantara mereka.
"Huh..."
Kini tangannya meraih ponsel di sisi kananya dan menghubungi seseorang.

"Noona-yaa.." rey menyapa manja setelah telponnya tersambung. Detik berikut nya rey tertawa mendengar omelan di sebrang sana.
"Wae?"
"Bagaimana eomma?"
"Masih sama. Kau tenang saja tuan kecil."
Rey tersenyum geli mendengar panggilan 'tuan kecil' yang selama dua tahun terakhir ini tidak di dengar nya.

"Noona, kau masih mau menjaganya kan?" wajah rey kini berubah sendu meski sesekali ia tersenyum paksa.
"Tentu saja. Aku tidak akan meninggalkan eomma sedetik pun. Kau tenang saja, bereskan satu persatu pekerjaanmu, eoh? Aku akan selalu mendukungmu. Fighting"
Rey kembali tersenyum haru.
"Gomawo, noona-ya."

*

Kim haera, wanita itu duduk termenung di kamarnya. kini tangannya meraih photo dirinya dan ke dua anak laki-laki nya yang belum genap berusia 10 tahun. Terlihat kim junmyeon memeluk nya di sisi kanan, sementara anak yang satu menarik lengannya yang lain dengan wajah manja. Wanita itu tersenyum mengingat bagaimana manja anak bungsunya itu.
Wajahnya murung ketika melihat satu photo di sisi kananya. Terlihat kedua anaknya tersenyum menggandeng tangannya. Ia mengusap lembut gambar namja di sisi kanan photo nya.
"Sehun-ah. Jika kau berniat masuk ke rumah ini, kenapa harus berpura-pura?" lirihnya.

#

"Membunuhnya atau dibunuh semua orang."

"Aku akan membunuhnya sebelum semua orang membunuhku. Secepatnya..."

"Lakukan. Jangan sampai gagal."

"Aku tidak akan gagal untuk yang kedua kalinya. Jika dulu aku membiarkannya hidup, maka kali ini tidak akan. Aku akan melenyapkan semua orang yang terikat dengannya, tidak perduli siapa pun itu."

T
B
C
.
.
.

Aaaaaaa..
Ini nulisnya pake jurus petir nya chen 😁
di bantu ama jurus seribu bayangan nya naruto 😙

Besok-besok tak lanjut lagi..
Silahkan tinggalkan jejak.. 🙏🏻🙏🏻🙏🏻🙌🏻

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang