5

147 27 10
                                    

"Ya, oh sehun. Kau tidak perlu ikut, aku bisa berangkat sendiri."
Tanpa menunggu sehun berujar, jieun meninggalkan sehun begitu saja. Di tempatnya namja itu hanya menatap punggung yeoja manis itu yang kian menjauh.
*
Sehun masih menunggu jieun meski malam telah larut. Kakinya bergerak memainkan kerikil kecil. Sesekali ia menarik nafas dalam.
Reflesk sehun menghentikan pergerakannya, saat kedua manik matanya menangkap orang yang ia tunggu.
Junmyeon menggendong jieun di punggungnya. Terlihat sepatu menggantung di ke dua tangan yeoja itu.
Melihat sehun di sana, jieun turun dengan cepat.

"Jieun-ah, gwaenchana? Kajja.. Aku akan mengantarmu." sehun sudah membelakangi jieun bermaksud ingin menggendong yeoja itu.
"Sehun, aku baik-baik saja. Aku juga bisa pulang sendiri." jieun berjalan melewatinya namun sehun dengan cepat menahan pergelangan tangannya.
"Aku mencintaimu, lee jieun."
Sehun menarik kasar lengan jieun, membuatnya menghadap sehun dan sepersekian detik bibir mereka beradu.

Junmyeon melihat itu dengan terbelalak, tak menyangka sehun akan melakukan itu. ia tahu namja jangkung itu sedari kecil memang menyukai jieun. Tapi ia tidak akan mengira sehun lebih cepat dari nya.
Jieun melepas sehun paksa dan..
Pakkk...
Satu tamparan mendarat di pipi kiri sehun. Sehun dan junmyeon menatap jieun tak percaya. Begitu juga jieun yang tidak menyangka akan melakukan itu pada sehun, sahabat nya sendiri.
'Mianhae, hun-ah.' gumam jieun sembari berlari Meninggalkan mereka berdua.

##

"Benar? Kita pernah bersama?" jieun. dan junmyeon terdiam menunggu rey melanjutkan ucapannya
"Ah... Aku rasa tidak." lanjut rey diikuti senyum paksanya.
"Rey kim..."
Serempak mereka menoleh ke belakang dan mendapati namja tinggi berlari ke arah mereka.
"Kenapa kau di sini?" tanya namja itu.
"Wae?" tanya rey.
"Kau tahu? Direktur kim mengamuk di mall."
"Mwo?"

*
Rey masuk perlahan ke ruangan sang ayah. Di lihatnya pria paruh baya tengah duduk di kursi direktur dengan tangan memijit-mijit keningnya yang sedikit berdenyut.
"Appa.." ujar rey pelan. Tuan kim menoleh dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Duduklah." rey menurut tanpa menyela.

"Appa harap kau mengerjakan proyek ini lebih cepat. Agar semua masalah di perusahaan teratasi."
Rey menatap sang ayah heran.
"Wae ? Bukankah appa sendiri yang menyuruhku melakukannya perlahan. Lagi pula perumahan itu masih layak huni, kenapa ayah ingin sekali membangun perusahaan di sana." ujar rey.
"Aku bilang kerjakan. Tidak ada bantahan." tuan kim melangkah meninggalkan rey yang hanya diam.

"Ada apa dengan nya?" Pikir rey tak mengerti.
Tapi apaun itu, rey tak peduli karena ada sesuatu yang di prioritaskan.

*
"Kai, kau lihat buku tebal milik rey?"
Kai menoleh sekilas kemudian mengangkat bahunya tak peduli.
"Tanya kan saja pada rey. Bukankah itu bukunya." jawab kai sekenanya.  Irene menatap kai tak suka, sementara kai tetap sibuk dengan laptop nya.

*

"Junmyeon-ssi. Bisa kita bicara sebentar." junmyeon menghentikan kegiatannya dan mengikuti langkah sekretaris jung.

"Suho oppa." junmyeon menoleh, ia sudah tahu siapa yang memangilnya. Nama Suho di berikan sehun karena merasa nama junmyeon terlalu panjang diucapkan. Junmyeon merasa lucu akan kekonyolan itu juga merasa sedih kerena tidak bisa menjaga sehun.
"Apa yang kau lakukan di sini?" jieun kembali bertanya.
"Ani, kau belum makan siang? Eomma   membuatkan kari kesukaanmu."
"Bukan aku, tapi sehun." sambung jieun cepat.
"Eomma, membuat ini berharap direktur kim bisa ikut menikmatinya."

Junmyeon menatap jieun yang kini menunduk. Ia tahu yeoja manis itu menahan tangis nya.
"kajja.. sebentar lagi waktu istirahat berakhir. Kau tahu sendiri beberapa minggu kedepan kita akan sangat sibuk."
Junmyeon mencoba mengalihkan pembicaraan yang tentu saja di iya kan jieun.

*

"Apa rencana anda selanjutnya tuan."

"Tidak ada. Kita hanya perlu memperhatikan cara kerjanya. "

"Jadi, anda tetap akan menggunakan anak itu sebagai perantara?"

"Ya, tidak ada cara lain."

"Kau tega sekali pada anakmu, tuan kim."

T
B
C
.
.
.

Hany lanjutkan kalau ada yang minta lanjut....

YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang