Prolog

191 52 73
                                    

...24 Maret 2023....

Aku pikir, ini mimpi.

Sungguh aku sedikit tidak menyangka takdir akan membawaku seperti ini.

Jika kalian berpikir takdirku semenarik Romeo dan Juliet, tentu saja salah!

Takdirku bukan seindah Cinderella dan sepatu kacanya.

Bukan pula sekonyol cerita Nathan dan Salma.

Apalagi seromantis Dilan dan Milea!

Tapi ini berbeda. Sungguh berbeda.

Rasanya bercampur. Ingin berteriak, tertawa, sekaligus menangis terharu.
Seluruh diriku sekarang dipenuhi oleh dirinya. Ya, Dia yang membuatku menjadi seperti ini dengan sebuah diary lama yang kupegang menjadi saksi perjalanan hidupku 6 tahun yang lalu.

Lama bukan?

Sekarang, dia duduk tepat disebelahku. Senyuman yang sampai saat ini masih sama saat aku bertemu dengannya pertama kali.

Fisiknya? Jangan ditanya. Tetap sama.

Bola mata coklatnya, hidung yang ku akui mancung, alis tebal, bisa ku katakan dirinya sempurna. Walaupun tidak sesempurna Tuhan.

"Bernostalgia?" Tanyanya padaku.

Aku mengangguk. Memang benar adanya aku ingin bernostalgia, mengingat setiap kenangan-kenangan yang ada.

Ia kembali tersenyum padaku.

Mataku kembali terfokus pada buku diary milikku. Kubuka lembar pertama dimana semua kisahku bermula.

Aku selalu beranggapan jika semua spesies lelaki itu sama.  Namun pemikiranku salah. Semua melebur ketika dia datang, membantu melepaskan jerat prasangka buruk hingga membuatku meruntuhkan kembali pertahanan ini.

Satu hal lagi yang tak pernah aku lupakan.

Tempat takdirku seketika berubah.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang