[3] Mosquito

83 32 37
                                    

Brigitta Liora Sandranova

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brigitta Liora Sandranova

🍃🍃🍃
Hubungan yang mesti dijaga itu, bukan kayak permen karet yang manis awal pahit akhirnya. Tapi kayak lolipop yang sampe akhir dia tetap manis.
🍃🍃🍃

Happy reading gaes❤️

Jangan lupa vote and comment :)

Pittttt...pit....

"Waktu latihan telah selesai. Kalian boleh pulang."

Sandra terduduk. Ia membersihkan keringat yang banyak keluar dari wajahnya. Menegak air yang berada di sampingnya.

Pandangan Sandra berfokus pada kakinya.

Betis lebih tepatnya.

Sialan. Biru lagi. Gerutunya.

Ia membuka ranselnya, mengeluarkan sebuah krim dan dioleskan ke betisnya yang membiru.

"Sandra."

"Kenapa?" Sandra menatap Lala yang wajahnya tidak bisa dibilang biasa-biasa saja.

"Gue mau kasih kabar baik buat lo." Dahi Sandra terlipat.

"Kabar baik apa, La?"

Lala menunjukan sebuah kertas yang membuat Sandra membulatkan matanya tak percaya.

"Kabar baiknya, enam bulan lagi ada ujian sabuk hitam, San. Gue tau lo pasti pengen buat dapetin sabuk itu."

Sandra mengangguk. Dari semua teman tim taekwondonya, Lala yang mengetahui keinginan besar Sandra untuk menjadi atlet taekwondo bersabuk hitam.

"Gue bakal ikutin ujian itu, La."

"Harus dong. Gue pengen gitu liat lo bisa jadi atlet termuda. Umur 16 Tahun dan lo udah dapet sabuk hitam. Wow."

"Bisa aja sih lo." Sandra tertawa kecil.

"Eh, gue serius. Emang gimana sih, San biar bisa kayak lo. Gue ujian sabuk biru aja gagal mulu."

"Latihan doang." Jawab Sandra santai.

"Itu juga gue tau, Sandranova."

"Gue gak ngapa-ngapain, gue cuma mencoba lakukan apa yang terbaik buat gue. Hasilnya, biar yang Diatas yang ngatur. Kalo bagus, itu bonus. Kalo jelek, yaudah coba lagi." Lala menatap Sandra takjub.

"Tapi gue kadang gak percaya diri, San."

"Berhenti buat gak percaya diri, La. Itu cuma buat orang yang lemah. Dan gue yakin lo gak gitu." Sandra menyemangati Lala.

"Gue juga yakin ujian sabuk biru lusa nanti, lo bakal lolos." Tambah Sandra.

"Tapi gue gak yakin bisa, San. Udah dua kali gue ikut ujian itu dan gak-" Sandra menutup mulut Lala.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang