[5] Returning the Favor

64 20 23
                                    

Kuatnya cewek sama cowok itu beda. Tubuh cewek gak sekuat cowok dan hati cowok gak setangguh hati cewek.
🍃🍃🍃

"Masih mau latihan lagi, San?" Tanya Neska. Sudah 4 jam Neska setia menunggu Sandra hingga ia selesai berlatih Taekwondo-nya. Sandra mengatur napasnya agar teratur, mengisi ruang paru-parunya dengan sedikit oksigen agar bisa menjawab pertanyaan Neska.

"Enggak deh. Capek gue. Latihan bentar doang, keringet gue udah banyak." Jawabnya.

"Bentar? Hell! Lo udah latihan 4 jam. Wajar kalo badan lo capek. Terkadang gue heran Tante Tara makan apa pas hamil lo, anaknya tenaga marmut." Sandra terkekeh dengan gerutuhan Neska. Sudah lama Sandra tak mendengar Neska menggerutu seperti itu. Pandangan mereka berdua terarah pada seseorang dengan ransel merah di punggungnya, menatap mereka tajam.

Neska menghela napas. Sandra tetap memperhatikan apa yang terjadi.

"Rin," panggil Neska pelan. Tak ada sahutan. Neska mengangkat kepalanya yang semula tertunduk dan melihat Rindi telah berjalan melewati mereka.

Sandra melihat perubahan raut wajah Neska. Jika boleh jujur, Sandra berpikiran hal yang sama seperti Neska, berharap hal yang sama akan terjadi layaknya dulu.

"Gak usah dipikirin, Nes. Gue yakin suatu saat bakal balik kayak semula." Ucap Sandra menenangkan.

Neska tersenyum kecil kemudian mengangguk.

"Gue ganti baju dulu. Abis itu kita pulang." Neska mengangkat jempolnya sebagai jawaban.

Neska duduk di bangku yang tepat mengarah pada lapangan. Bersenandung pelan sembari menunggu Sandra mengganti pakaian. Matanya kembali menemukan satu sosok yang sejak 4 jam yang lalu juga berada di tempat tak jauh dari ia duduk.
Neska tersenyum kecil.

"Gue lepasin dia buat lo. Karna gue tau, lo juga mempunyai hal yang sama sama dia." Gumam Neska pelan hingga tak ada yang mendengar dan tak tau kepada siapa ucapan Neska ditujukan.

Hingga Neska tersadarkan ketika sebuah tepukan pada bahunya.

"Lo gak Pengen jadi penunggu sekolah kan?"

"Enggaklah." Sandra kembali terkekeh.

"Yaudah, ayok pulang."

"San,"

"Kenapa?"

"Sorry, kita gak bisa balik bareng?" Sandra mengerutkan keningnya.

"Emang kenapa, Nes?"

"Gue udah dijemput. Papa gue mau ngajak pergi, katanya penting."

Sandra terdiam. Kemudian ia mengangguk.

"Gue duluan, San. Kabarin gue kalo lo dirasuki setan." Sandra mendengus. Neska tertawa kecil, kemudian berlari pergi hingga Sandra tak bisa melewatinya lagi.

Sandra membereskan pakaian taekwondo-nya, bersiap untuk pulang. Memastikan tak ada barangnya yang tertinggal kemudian, menutup tasnya.

"Mau pulang?" Pergerakan tangan Sandra terhenti. Ia terdiam dengan suara yang didengar. Sandra menoleh menampakkan seorang dengan senyuman manis.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang