[10] His Mystery

30 5 7
                                    

Happy reading ❣️ semoga sukaaa

"Lo beneran mau tau alasannya?" Sandra mengangguk.

"Gak sekarang." Sandra mendengus, cowok ini ada saja kelakuan yang membuatnya kesal.

🍃🍃🍃

Tak ada yang lebih indah dibanding lolipop bagi Sandra di hari liburnya ini. Meskipun dikatakan bukan hari libur, melainkan hari murid-murid SMA Indonesia belajar di rumah, percayalah kalian akan sama seperti Sandra. Tidak ada namanya memegang buku di hari itu.

Jika Sandra menghabiskan waktu dengan lolipop hasilnya memalak sang kakak, bagaimana hari libur kalian?

Kalo hati gue yang mau, gimana?

Pikiran Sandra melayang pada satu kalimat yang ia dengar tiga hari lalu dari mulut seorang Arsen. Tidak ada orang yang tidak tahu arti kalimat itu, hanya saja Sandra masih tidak percaya.

Bagaimana bisa kalimat itu terlontar dari cowok yang sudah mempunyai pacar?

Ini pasti hanya omong kosong belaka.

Kemudian ia teringat dengan perbincangannya dengan Neska.

lo juga benci karna dia cowok yang lo suka kan

Jujur Sandra memang benci dengan cowok itu. Jika saja cowok itu tidak hadir dalam kehidupan Sandra, Neska, dan Rindi, hubungan mereka bertiga akan tetap sama. Bukan seperti sekarang, jangankan menyapa, Rindi dan Neska bertemu saja sudah mengeluarkan bendera peperangan.

Dan itu karena Arsen.

Hell!

Salahkan cowok itu mengapa bersikap manis kepada semua orang hingga membuat hampir seluruh anak SMA Indonesia terutama Neska dan Rindi kecantol dengannya.

Bodohnya lagi, Sandra masuk dalam kategori itu! Menyebalkan. Sandra yakin, rasa ini hanya sesaat, mungkin hanya kekaguman biasa.

"LIORAAA!" Sandra tersentak. Ia menghembuskan napasnya kasar mendengar teriakan Geora hari ini, terlebih ini adalah hari liburnya. Gadis bernama lengkap Belita Geora Ventanova itu membuka pintu kamar Sandra secara kasar dengan wajah kelelahan, mungkin ia habis berlari dari lantai satu menuju kamarnya.

"Kenapa lo? Kesurupan lagi?"

"Adik durhaka lo ngatain kesurupan!"

"Terus? Ngapain lo kesini?" Tanya Sandra. Geora berjalan menghampiri Sandra sembari memasukan kedua tangan dalam saku alamamater kuning yang berasal dari universitas terkenal yang ia kenakan. Geora memutar bola matanya, "Gue ke kampus dulu. Mau ngerjain penelitian."

"Itu doang? Ngapain sampe teriak-teriak kayak gorila?"

"Gue belum selesai ngomong adik gue yang paling cantik tapi ngeselin."

Sandra menghembuskan napasnya, "terus?"

"Nanti waktu lo keluar, kunci pintu. Gue ada bawa kunci rumah cadangan." Sandra mengerutkan keningnya, untuk apa Geora mengatakan itu? Seperti dirinya akna keluar rumah saja, padahal dirinya sudah menjadwalkan untuk dirumahnya saja seharian ini.

"Gue juga gak kemana-mana." Balas Sandra.

"Serius? Terus cowok yang nunggu di ruang tamu itu ngapain kesini?" Kegiatan Sandra memakan lolipopnya terhenti. Ia tidak salah dengar kan?

Cowok? Cowok?

"Cowok? Lo mau ngerjain gue?"

"Gak ada untungnya. Yang ada gue rugi ngerjain lo. Emang bener cowoknya ada dibawah." Sandra bangkit dari kasurnya berjalan ke arah Geora dengan pandangan masih tidak percaya.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang