"—woe bangun!"
Tendangan pada punggung Genta terima dengan cuma-cuma. Badan sedikit terdorong kedepan. Sepasang matanya hanya mengerut tak nyaman sebagai respon, menarik selimut dan kembali meringkuk.
Sedang pelaku hanya berdecak. Melipat tangan di depan dada. Melirik sekilas pada jam dinding yang menunjukkan pukul 5 pagi.
Setengah jam lagi menuju persiapan MPLS.
Mendengus dan kembali menatap seonggok manusia yang kini masih tetap nyaman di posisinya.
"Oit ketek uler, masih sudi ya gue kesini subuh-subuh buat bangunin lo. MPLS oii, setengah jam lagi panitia harus kumpul!!!"
"Brisik anjing! Yodah sih sono, urusin organi—aduh goblok!"
Menarik bantal anjing kuning yang dipeluk Genta. Memukulkannya berkali-kali. Brutal tak peduli dengan penampilannya yang rapi kini mulai berantakan.
Melempar bantal yang ia pegang sebelumnya ke sudut ruangan. Kembali menatap Genta yang kini terduduk. Dengan mata terpejam, dan dengkuran samar yang tak luput dari pendengarannya.
"Ta, lo cuma punya waktu 28 menit 45 detik buat nyiapin diri atau—
—ucapin selamat tinggal sama komisi lo yang bakal gue ambil"
Memicing pada Sabrina yang kini hanya memutar bola malas. "Brisik! ambil ambil—"
"42 detik"
"—komisin—"
"40 detik"
"—lo diem an—"
"38 detik"
"IYA ANJING LO NGERUSUH BANGET PAGI PAGI DIRUMAH ORANG!"
Terpaksa bangun dari ranjangnya. Memaksa tungkai kakinya melangkah masuk kedalam kamar mandi kamarnya.
Meninggalkan Sabrina yang hanya tertawa; puas dengan reaksi yang ditunjukkan Genta.
.
.
."Gimana? Udah bangun, Ya?"
Melangkah menuju meja makan yang langsung disambut senyum hangat si Bunda.
"Udah kok bun. Lagi di kamar mandi"
"Genta ngerepotin kamu ya? Kamu sampe harus dateng jam 5 kesini" tanya si bunda sambil sisirin pelan helai rambut Sabrina yang sedikit berantakan.
Ngerepotin banget bun.
"Nggak kok bun, kan dari dulu Gentanya udah kayak gitu. Aya udah kebal"
Gemas dengan senyuman Sabrinya. Yang manakala sepasang matanya akan menyipit dengan pipinya yang terangkat.
Aduh jadi lupa. Seperti masih kemarin aja si Aya ini main kesini dan rebutan sepeda sama si Genta. Dan sama sekali gak berasa kalau Ayanya ini udah umur 17 tahun.
Dulunya aja keliatan tomboy dengan potongan rambut pendek. Dengan kaus bergambar karakter one piece yang masih jelas di ingatan si bunda.
Dan sekarang, beda sama Aya yang dulu. Sekarang udah jadi Sabrina. Bukan Aya lagi. Sekarang udah cantik, beda sama masa kecilnya yang nggak tergambar cantiknya sama sekali.
Ini bunda kok mikirnya nyelekit banget sih.
"Pagi bun"
Suara dari arah belakang Sabrina menginterupsi keduanya yang sibuk dengan kegiatan masing-masing; Sabrina dengan ponselnya dan si bunda sama kegiatan nostalgianya dengan tangannya yang sibuk menyisir surai hitam Sabrina.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tirefriends
Fanfiction[do not copy my character name!] Cieee yang deket tapi gak ada status jelas... ©2018 kalliopus