3. Siapa Daffa?

278 68 10
                                    


Hela nafas.

Jam udah nunjukkin pukul 4.15 sore, terhitung udah satu jam yang lalu bel pulang bunyi. Dan sekarang masih hujan.

Sebelumnya sih tenang aja. Banyak juga anak smk lain yang belum pulang. Tapi sekarang udah mulai sepi. Bahkan anak eskul basket yang sebelumnya latihan mulai bubar.

Sabrina nyesel. Tau gitu tadi balik nebeng Thalia yang dijemput kakaknya. Atau nebeng Karin yang naik grab-car, lagian juga searah.

Genta? Ada kerkel bareng Ivan dkk. Satria? Sekarang lagi OT di lab animasi. Nunggu Satria sama aja bohong.

Dia balik jam 7 malem nanti brohhh.

Duh, resiko anak animasi.

Naik angkot? Gak ada angkot jurusan ke rumahnya yang lewat depan sekolah. Grab? Ucapkan innalillahi pada hpnya yang udah koit sepeninggal Thalia dan Karin.

Dan sekarang Sabrina sendirian, duduk di tangga panggung labana. Memperhatikan anak basket yang mulai bubar.

"Ini seriusan gue nungguin Satria gitu?" gumam Sabrina.

"Oi tangkap!"

Grep!

Reflek menangkap kalaupun gak mendengar teriakan sebelumnya. Bola basket mendarat di kedua telapak tangannya.

Menatap cowok yang kini jalan ke arahnya. Dengan kaos tanpa lengan dan celana olah raga selutut, tersenyum.

Sabrina mengernyit saat cowok itu duduk di tangga bawahnya. Hoi, dia gak kenal siapa ini cowok.

"Sabrina kan? Anak mulmed a?" tanyanya kelewat santai sambil seka keringat di pelipisnya.

"Iya, lo kok tau?" ragu, tapi Sabrina menyuarakannya. Kepo tau darimana ni cowok kenal dia.

"Yatau lah, lo kan temennya Thalia yang cakep itu. Gue juga sering liat lo apel dan ngikut barisan anak osis baru sambil baca sumpah pemuda dan nyanyi mars sekolah"

O

Dari Thalia...

"Oh..." 

Sabrina gak minat buat nanya lagi. Dirinya bingung harus ngomong apalagi, toh dia juga gak kenal sama ini cowok.

"Gak kepingin tahu nama gue gitu?"

Eh?

"Ah, iya... Lo, siapa?"

Tertawa pelan sebelum noleh ke arah Sabrina. Menyunggingkan senyum manis.

"Daffa, Kenanda Daffa Widodo. Tetangga kelas lo, mulmed b"







"Oi Bri! Ngelamun aja"  tepukan pada pipi Sabrina terima dari Karin, teman dekatnya selain Thalia.

Kan..., gara-gara coklat dan surat kecil dari Daffa kemarin bikin Sabrina kepikiran. Bukan yang pertama kali sih diginiin. Dulu Ivan juga sering beliin coklat.

Tau Ivan kan?

Yang iniloh

Yang iniloh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TirefriendsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang