"Makan sini, semua totalnya 80ribu rupiah kak"
Genta memberikan selembar uang lima puluhan dan dua puluhan. Mengucap terima kasih setelah mendapat kembalian. Beranjak dari posisinya, mencari keberadaan Ica yang katanya nyari tempat duduk.
Celingak-celinguk dan akhirnya ketemu itu cewek. Duduk di sudut deket jendela. Sibuk dengan ponselnya. Merengut sambil menggerutu yang mana gak luput dari pandangan Genta.
Genta jalan mendekat, ambil duduk dihadapan Ica yang masih terlalu sibuk buat ngalihin fokus dari ponsel ke si Prayudha.
Genta sih fine aja. Minum lemon splashnya yang baru diantar sambil ikut mainin hpnya. Lihat raut wajahnya Ica yang kelihatan kesal jadi sungkan buat ganggu.
"Tsk! Ah tau ah, Dewa sialan!"
Bunyi gemeletuk hp yang dilempar pelan ke atas meja buat Genta fokusin pandangan ke arah Ica. Dan yang ditatap cuma nampilin raut kesal sambil menyedot gusar hazelnut frappenya.
"Lo kenapa?"
Fine, Genta gatel pingin nanya.
"Dewa Ta~". Ica telungkupin kepalanya di atas meja.
Genta bingung mau gimana. Mau nanya 'emangnya kenapa' juga males, udah ketebak kenapa. Ngeladenin urusan orang pacaran itu ribet. Ogah jika harus ikut campur.
Jadi yang Genta lakuin sekarang cuma balik minum lemon splashnya. Dan buka aplikasi gamenya. Jahat? Genta nyebutnya cari aman.
Ica yang dengar samar bunyi khas, langsung mendongak. Menatap kesal ke arah Genta yang fokus ke hpnya.
"Lho kok malah PUBGan. Anjing ih Genta!" kesal Ica.
"Males ikut campur, gue bisa tebak kalo lo pasti gagal meet up"
Genta lirik sekilas Ica yang cuma merengut. Yah rupanya tebakan asal Genta tepat sasaran.
"Kalo gitu, kamu kudu temenin aku. Di rumah sepi, rencananya mau QT sama Dewa, tapi... Duh Dewa anjing ah!"
Celotehan Ica cuma dijawab gumaman Genta. Ica sih gak ambil pusing, dasarnya Genta emang sedikit cuek.
Jadi lupa gimana dulu bisa dekat.
Ica mandang acak ke penjuru cafe tempat dia makan saat ini bareng Genta. Yah, setelah sebelumnya muter-muter nyari hadiah yang pas buat Dewa.
Natap ke arah penyaji makanan yang teriak-teriak manggilin nama pemesan.
"Atas nama Ayana!"
Ica merhatiin penyaji itu. Dan mengernyit kenapa penyajinya jalan ke arahnya.
Dan semakin bingung saat penyajinya malah naruh makanan yang dibawanya ke atas mejanya dan Genta.
Oke, simpelnya makanan ini dipesan atas nama Ayana. Dan pandangan Ica sekarang berfokus ke arah Genta yang ikut membantu menata makanan di atas meja.
"Mie tarik ayam, Mie Iblis S, dimsum springroll dan dimsum udang keju, masing-masing satu. Silahkan"
Ica masih berpikir keras dengan tetap menatap ke arah Genta. Sedang yang ditatap masih belum sadar. Naruh hpnya dan meraih mie tarik pesanannya. Mulai menyicip kuah dari mie tariknya.
Menerawang mengingat ingat nama Ayana yang sepertinya gak asing ditelinganya.
"Iya, aku juga sering liat kamu. Sabrina Ayana Salim, panggil aja Sabrina"
Sabrina Ayana Salim.
Ayana.
Reflek Ica menepuk tangannya. Memekik seakan baru nemu uang 50 ribuan dari kantong celananya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tirefriends
Fanfiction[do not copy my character name!] Cieee yang deket tapi gak ada status jelas... ©2018 kalliopus