5. sesuatu yang tak akan berubah

24.1K 2.1K 354
                                    

Siapa yang nungguin cerita ini????

Siapa yang seneng aku update???

Absen dulu!!!

Makasih udah mau nunggu lama. 😘💞

Jangan lupa Vote dan komen yaa biar aku semangat.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sesuatu yang tak akan pernah berubah adalah kenangan.

***

Beberapa hari sebelum keberangkatan Aldi.

Letta memutuskan untuk mengelar karpet di halaman belakang rumah dan menghabiskan malam dengan berbaring sambil menatap bintang-bintang dari bawah langit. Entah ada angin apa, tapi ketika ditanya hal apa yang akan mereka lakukan setelah makan malam, Letta mengusulkan untuk piknik, tanpa tenda tentunya, hanya beralas karpet bulu tebal yang mereka seret dari ruang tamu rumahnya.

Aldi mendongak menatap wajah gadis itu. Sudah setengah jam Aldi menyandarkan kepala di bahunya, terpejam cukup lama, menikmati aroma vanila yang samar-sama tercium. Aroma yang selalu membuatnya merasa nyaman.

Tapi gadis dengan aroma manis itu belum menunjukkan respon apapun. Letta diam seribu bahasa sejak mereka mulai berbaring di sana, dengan satu tangan saling menggengam. Sambil terus menatap ke arah langit, satu tangannya yang lain terentang ke atas, seolah ingin menggapai satu bintang dari atas sana. Satu dari beberapa hal yang mustahil.

"Emang liatin langit lebih asik ya dibanding liatin gue?" rengek Aldi. Bibirnya mengerucut melihat ucapannya bahkan tak mampu membuat Letta menoleh.

"Kata Andre, walaupun kita nantinya bakal jauh, kita masih bisa ngeliat langit yang sama." Letta tersenyum kecil, namun tak nampak bahagia. Lama kelamaan, suaranya berubah serak. "Tapi gue nggak yakin itu bener, Andre... dia cuma berusaha menenangkan gue aja kan, Di? Udah jelas-jelas kalau di Amrik pagi di sini malem. Berarti nanti... langit kita udah beda ya, Di?" tanya Letta dengan suara berat. Tanpa sadar, setetes air tiba-tiba jatuh dari sudut matanya.

Aldi tertegun.

"Letta," panggil Aldi khawatir.

Letta akhirnya mau menoleh. Mata hitamnya yang berkaca-kaca itu menatap Aldi dengan pandangan sendu. Jujur saja, ia benar-benar takut kehilangan.

"Kalau pun semuanya beda, tapi kenangan yang kita tinggalin di sini bakal tetap sama, Let. Kalau pun kita akan lupa dengan satu sama lain, apa yang udah kita lalui selama satu tahun terakhir ini yang bakal selalu ngingetin kita."

Letta mengangguk, ia percaya tentang hal itu.

"Gue nggak akan ngecewain apa yang udah gue perjuangin mati-matian," kata Aldi seraya menangkup pipi Letta. Jemarinya menghapus jejak air mata yang tertinggal di sana.

I'm Here (Sequel I'm Yours)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang