I'm back
Kecepetan gak sih?
Kalau kecepetan gue lamain deh besok. Wkwkkw
Siapa yang kaget????
Siapa yang seneng???
Absen dulu!!!
Jangan lupa vote sebelum membaca!!!!
***
Aku dan kamu seperti kopi di pagi hari, tanpa sarapan. Tidak baik.
Setelah diarahkan menuju ruang operasi oleh pihak rumah sakit, Andre mempercepat langkahnya menembus koridor yang lumayan ramai sore itu. Ruang operasi katanya terletak di lantai dua, di bagian paling kiri gedung.
Setelah keluar dari lift, Andre mengantarkan langkahnya ke kiri dan berjalan menuju persimpangan koridor. Setelah itu ia hanya perlu berbelok ke kanan jika mengikuti arahan suster yang ia temui tadi di lobi. Namun di persimpangan, Andre menghentikan langkahnya.
Langkah kakinya bergerak mundur dengan cepat. Andre refleks bersembunyi di balik tembok ketika melihat dua gestur yang amat dikenalinya, sedang berpelukan, terlihat...
intim?
Entah itu kata yang tepat atau tidak untuk menjelaskan pemandangan yang membuat perasaan aneh tiba-tiba saja terlintas di benak Andre. Tapi yang pasti, feeling Andre mendadak tak enak tentang dua orang itu.
Ah... mikir apa sih gue?! Kepalanya lalu menggelengkan, menepis pikiran buruk yang berlarian di otaknya.
Andre merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya, men-dial nomor Vino secepat mungkin.
"Halo? Vin, lo di mana?" cecarnya setelah panggilan terhubung. Tapi bukan suara Vino yang ia dengar.
"Halo? Apaan? Vino lagi nyetir, Ndre." Itu Kezia. Suaranya nyaring dan keras, persis kayak speaker buat dangdutan. Andre sampai menjauhkan ponsel dari telinga sebelum niatnya ke rumah sakit berubah dari menjenguk menjadi berobat.
"Kez, lo di mana?" tanyanya.
"Masih di jalan nih sama Vino. Lo udah sampe di rumah sakit?"
Andre menghela napas lega mendengar jawaban itu.
"Udah. Tapi... euh...." Cowok itu terdiam, ragu mengatakan alasan yang membuatnya urung menghampiri Letta serta kejadian apa yang baru saja dilihatnya tadi. Terasa aneh jika diceritakan ke orang lain, terlebih orang itu adalah Kezia yang notabennya adalah orang terdekat Letta.
"Tapi apa?" tanya Kezia tak sabaran.
"Kayaknya gue masuk bareng kalian aja deh. Gue kan setia kawan. Hehehe. Kalau udah sampe parkiran kabarin ya, gue tunggu di lobi."
"Loh? Emang kenapa? Lo langsung ke Letta aja, kasihan Letta--"
Bip!
Andre mematikan panggilan teleponnya sepihak. Ia terkekh membayangkan di ujung sana Kezia pasti mencak-mencak karena ulahnya barusan.
Andre lalu memasukkan kembali ponsel tersebut ke dalam saku celananya. Dia menarik napas dalam-dalam.
"Oke, Andre. Lo tadi nggak ngelihat apa-apa. Lo baru sampe lobi dan nggak pernah nginjekin kaki lo di lantai ini," katanya pada diri sendiri.
Iya, Anggap saja ia tak melihat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here (Sequel I'm Yours)
RomanceSequel I'm Yours (baca cerita I'm Yours sebelum baca ini)