Hai!
Kaget gak aku update? Hihihi
Seneng gak?
Yang seneng ayo ngaceng! Ngacung maksudnya 😂
Absen dulu!!
Jangan lupa Vote dan komen loh!!!
***
Siang yang cukup panas di bulan Agustus. Sepulang window shopping yang berakhir dengan membeli sepasang sepatu dan beberapa helai baju, Letta dan Kezia memutuskan untuk mampir ke Volks cafe untuk makan siang, menyusul Vino, Andre dan Radit yang sudah lebih dulu berada di sana menunggu mereka. Akhir-akhir ini Letta memang sering menghabiskan waktu dengan keempat orang itu. Bahkan hampir setiap hari, mengingat tidak adanya aktivitas selain menunggu jadwal kuliah mereka yang semakin dekat.
"Bulan depan udah mulai kuliah kan?" tanya Andre. Tanpa malu-malu cowok itu menyomot kenyang goreng dari piring Letta dan memasukkannya ke dalam mulut.
Letta mengangguk.
"Iya. Gue sama Kezia sih ospeknya akhir bulan ini. Lo gimana? Sama?" tanya Letta sambil melirik ke arah Andre.
"Gue? Gue mutusin buat nggak ngambil kuliah dulu sampai tahun depan," jawab Andre dengan raut wajah serius. Tanpa menoleh, pandangannya menatap kopi yang ada di atas meja. Entah apa yang cowok itu pikirkan. Dia menghela napas panjang.
Letta yang sedang menikmati asupan serat dari jus alpukat yang sedang diminumnya langsung kaget.
"Bercanda ya lo, Ndre?" tanyanya tak percaya.
Seingat Letta, Andre kemarin sudah mendaftarkan diri untuk mengambil psikologi di salah satu universitas swasta di Jakarta. Benar-benar baru kemarin juga cowok itu menceritakan keinginannya jadi psikolog dengan antusias di depan Letta.
"Lo kenapa?" tanya Letta heran.
"Gue ngerasa ini bukan waktu yang tepat aja."
Letta melotot mendengar jawaban Andre yang tak logis itu.
"Trus waktu yang tepat kapan? Emangnya lo mau jadi apa, hah? Mau ngapain emang kalau nggak kuliah?" tanya Letta frustrasi.
"Udahlah, Let. Lagian Andre nggak bakal langsung jadi bego dan jatuh miskin kalaupun dia mutusin buat jadi pengangguran nantinya," timpal Kezia dari balik majalah harper's bazaar yang baru di belinya beberapa jam lalu.
Sejak tadi, cewek itu memang larut dalam sebuah rubik tentang fashion tren dari Paris Fashion week kemarin, menimbang-nimbang apa yang akan ia beli minggu depan sebagai bentuk apresiasinya terhadap dunia fashion. Tapi sepertinya fokus membaca dan berpikirnya pecah karena suara Letta yang mulai terdengar bahkan menyaingi musik yang sedang diputar di kafe itu.
Andre tertawa sambil mengacungkan dua jempolnya untuk Kezia.
"Jadi pengangguran itu bukan nasib, apa lagi aib, tapi pilihan hidup, Let" katanya dengan gaya sok bijak.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here (Sequel I'm Yours)
RomanceSequel I'm Yours (baca cerita I'm Yours sebelum baca ini)