New York, beberapa bulan setelah perpisahan.
Udara dingin langsung menyambar permukaan kulit begitu pintu taksi di sebelahnya terbuka. Cowok dalam balutan jaket tebal itu turun dari taksi dan berjalan tanpa ragu memasuki sebuah bangunan penuh lampu. Tangannya mendorong pintu, merasakan telinganya berdenyut begitu hentakan musik super keras menerpa, alih-alih menutup telinga, Aldi terus berjalan menyusuri lorong pendek hingga tiba di pusat keramaian.
Di hadapannya, lautan manusia terpampang. Orang-orang berjingkrak, musik berdentum keras. Kakinya melangkah maju menerobos masuk dan membelah kerumunan manusia yang saling bersenggolan itu, mengarah ke meja bar di seberang sana yang terlihat tak seramai lantai dansa.
Aldi lalu mengambil posisi pada satu bangku kosong di depan meja bar. Matanya memandang ke sekeliling dan mencoba menikmati suasana yang dulu membuatnya tergila-gila.
"Mau pesan apa?" tanya bartender di hadapannya.
"Tequilla." Aldi baru saja ingin menyebutkan jenis minuman berwarna karamel itu sebelum akhirnya diselak oleh suara halus yang terdengar dekat di telinganya. Cowok itu menoleh, terkejut begitu menemukan seorang gadis mengangkat gelas kosong ke arah bartender yang tadi menanyakan pesanannya.
"Dua. Saya yang bayar," kata gadis itu lagi, kali ini seraya menoleh ke arah Aldi dengan sebuah senyuman.
***
Tulis komentar di sini
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Here (Sequel I'm Yours)
RomanceSequel I'm Yours (baca cerita I'm Yours sebelum baca ini)