Pretense [M]

16.9K 647 111
                                    


Bukan keinginannya untuk menjadi seperti ini, berperankan karakter, bersandiwara penuh drama, membolak-balik fakta, dan berpura-pura baik agar kesan orang terhadapnya tetap terjaga dan agar orang banyak tetap menyukai dan menikmati dirinya. Bukan kemauan dari hatinya untuk bergelut dalam kemerlap dunia hiburan, menjadi figur publik, dan terperosok semakin dalam di kehidupan selebritas.

Ini semua karena Ibu. Hanya Ibu seorang yang bisa membuatnya semakin indah rupawan dan berjaya lantas terus masuk ke lubang kepura-puraan. Ia sungguh benar-benar membenci dirinya yang harus tersenyum indah di depan khalayak di saat hatinya bahkan dirundung duka.

Namun, apa daya, ia tak bisa membantah Ibu. Dirinya hanya ingin Ibu berbahagia.

"DO KYUNGSOO!" Pekikan itu sangat lantang sejurus Kyungsoo yang melempar berkas kontrak kerja yang selesai dibacanya.

"Haruskah aku mematuhi? Kau bahkan menandatangani tanpa meminta persetujuanku!"

Sudah pasti sang Direktur terlihat kesal, Do Kyungsoo adalah satu-satunya pekerja yang keras kepala dan berani melawan. "Ini sudah keberapa kalinya? Kau terus-terusan menolak untuk melakukan bekerja bersama gadis ini!"

Kyungsoo menyandarkan punggung pada sofa. "Dia terlalu terkenal." Kyungsoo dengan santai beralasan. Jika boleh jujur, ada alasan lain mengapa ia enggan berurusan dengan sang gadis.

"Kau lebih terkenal!" Direkturnya tak mau kalah. Ah, benar sekali. Do Kyungsoo adalah aktor paling tersohor dan menjadi rebutan di dunia hiburan.

"Aku tak ingin menimbulkan gunjingan." Kyungsoo masih menolak. Jika dengan gadis lain, ia tak masalah, namun dengan gadis ini dia tak bisa melakukannya. Tidak akan pernah.

"Gunjingan macam apa? Lagi pula akan lebih bagus, kau dan ia tampak serasi. Buat dia terjatuh padamu. Pula itu akan menyelamatkan Kai!"

Alis Kyungsoo terangkat kala nama lain terucap di percakapan mereka. Pak Direktur benar-benar keterlaluan.

"Kai baru saja tenar, Kyung. Penggemarnya baru melonjak banyak. Kau harus menyelamat rekan kerjamu. Skandal ia bersama gadis itu terus memojokkannya. Aku tak ingin dia hancur."

Tanpa menjawab, Kyungsoo beranjak dari sofa dan melangkahkan kaki keluar dari ruangan sang Direktur. Dia pikir Kyungsoo sudi menjadi tumbal untuk menyelamatkan kehormatan orang lain. Kyungsoo bukanlah seorang lelaki yang begitu baik hati.

"Do Kyungsoo! Mau ke mana kau! Aku belum selesai bicara!" Kyungsoo tidak mengindahkan teriakan itu. "Kau sudah mengikat janji denganku! Jadi apa pun tanda tanganku yang mengatasnamakan dirimu di dalamnya, kau harus patuh padaku!"

Kyungsoo malah membanting dengan keras pintu ruangan sang Direktur, dia bahkan lamat-lamat bisa mendengar bagaimana bosnya itu mulai memaki manajer yang mengurusinya. Kyungsoo tak peduli, dia semakin memacu langkah dengan cepat.

Kyungsoo tersentak di sela-sela langkah. Dia bahkan tak sempat memberontak kala tangan besar itu menarik ia untuk berjalan cepat. Tangan itu bahkan mendorongnya untuk masuk ke dalam kamar kecil di lantai lima kantor agensinya. Kyungsoo masih belum sempat menjawab kala pemilik tangan besar itu memojokkannya di salah satu bilik kamar kecil.

Kyungsoo meronta kala ia mulai menjepit. "Lepaskan! Aku—" Tangannya yang besar itu dengan segera mendekap mulut Kyungsoo. Mereka sama-sama lelaki, namun tubuh lelaki itu dua kali lebih besar dari milik Kyungsoo, bahkan berusaha memberontak pun, kekuatannya tak begitu cukup.

"Ssttt ... kumohon, lima menit saja! Aku ingin bicara," lirih lelaki itu rendah, semacam berbisik.

Mata elangnya begitu menusuk, menangkap obsidian Kyungsoo dan mengungkungnya di dalam sana. Tatapannya teduh, namun terlihat menderita. Terbaca ada banyak pikiran yang menghantamnya.

KAISOO Oneshot CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang