Anak Bos [M]

9.4K 523 101
                                    

"Sekretaris Kim, maaf. Sepertinya aku membutuhkan bantuanmu lagi."

Jongin berdiri tegap di hadapan meja kerja bosnya. Sebagai sekretaris pribadi, dia memang banyak ditugaskan untuk membantu sang Presdir. Namun, jika sudah disertai minta maaf, Jongin tahu jika ini adalah masalah yang bukan menyangkut perusahaan.

"Jangan sungkan, Pak Presdir. Saya akan selalu siap membantu."

Jongin sudah bisa menebak, lagi pula bukan sekali dua kali Jongin melakukan pekerjaan lain yang diutus Presdirnya. Apalagi mengenai hal yang satu ini, sang Presdir percaya sepenuhnya dengan Jongin.

"Do Kyungsoo berulah lagi ...."

Sudah sesuai tebakan Jongin, ini pasti masalah sang anak lelaki satu-satunya kesayangan Presdirnya. Sejak ditinggal ibunya meninggal, anak Presdir memang selalu saja membuat keonaran.

"Sekolahnya membuat panggilan lagi. Dia memukul seseorang teman hingga masuk ke rumah sakit." Presdir menghela napas sebelum akhirnya dia melanjutkan kalimat. "Aku ingin kau menyelesaikan semuanya, Sekretaris Kim; pergi ke sekolah dan pergi temui korbannya dengan berikan sedikit kompensasi."

"Baik, Presdir."

"Setelahnya, pergilah ke apartemen Kyungsoo. Dia tak mau masuk sekolah setelah berbuat semacam ini." Tuan Presdir menghela napasnya lagi. Ia begitu resah.

"Aku tak tahu seperti apa kau memberikannya pelajaran, tetapi bukan satu dua kali dia mendengarkanmu. Jadi, kali ini aku benar-benar minta tolong padamu, Sekretaris Kim."

"Baik, Presdir. Serahkan pada saya."

Jongin lantas keluar dari ruangan bosnya setelah menundukkan kepala berpamitan. Jika harus jujur, cukup rumit mengurusi remaja sekolah menengah itu.

***









































Dia sedang asyik bermain dengan ponsel ketika Jongin datang memasuki rumah apartemennya. Jongin bahkan bisa melihat bagaimana remah-remah camilan berserakan di sekitar. Berantakan dan kacau sekali keadaannya.

Dia mengerling sejenak dan lantas tersenyum kernyih mengejek sebelum kembali fokus pada ponselnya.

"Jika kau datang karena suruhan Ayah, pergi saja! Aku tak akan peduli!"

Jongin menghela napas dan memijat kepala. "Sungguh, kau akan terus begini?!" Jongin bahkan membentak.

"Kau sudah berada di tahun ketiga! Kau harus lulus dan melanjutkan sekolahmu di universitas yang bagus! Kau itu penerus ayahmu untuk memimpin perusahaan, Soo ya!"

Anak Presdirnya berdecak. "Berisik sekali! Mengapa tidak kau saja yang menjadi penerus?! Kubilang aku tidak peduli!"

Jongin menghela napas kembali. Dia melepas jasnya dan membuang sembarangan. Tanpa ragu, dia datang mendekati tubuh anak presdirnya yang sedang merebah diri di atas sofa apartemen.

"KYAA! APA YANG KAU LAKUKAN?!"

Dia memekik manakala Jongin merampas ponsel dan membuang sembarangan. Jongin juga memanggul tubuh mungil anak bosnya di atas bahu dan membawa masuk ke dalam kamarnya.

Jongin mengempas tubuh mungil itu di atas ranjang yang lebar. Dia juga membalikkan tubuh si mungil dan mengikat tangannya dengan dasi yang dikenakannya. Dia tahu ini seperti kekerasan seksual, tetapi beginilah cara Jongin melumpuhkan lelaki mungil yang sombong, anak bosnya.

"KAU SIALAN! KAU BERENGSEK! LEPASKAN AKU!"

Terkadang, sulit untuk Jongin memikirkannya. Lelaki ini bahkan terlalu mungil, kecil, dan tidak atletis sama sekali, entah bagaimana cara ia bisa memukul temannya hingga babak belur hancur dan harus diberi perawatan rumah sakit.

KAISOO Oneshot CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang