"Udah, Na..."
Sesekali Jeno nepuk-nepuk pundak gua. Gua udah seharian di tempat tidur dengan air mata yang udah ngalir berjam-jam sampe mata gua merah.
Gua nenggelemin wajah gua di bantal, masih dengan sesenggukan.
"Hiks...sebentar lagi mereka jadian, Jen. Gua ga yakin gua bakal kuat ngeliat mereka kencan, berduaan, sambil genggaman tangan. Untuk ngebayanginnya aja udah bikin hati gua sakit, Jen. Gua ga bisa..." ucap gua.
Hati gua teriris, ketika ngeliat senyuman Jaemin yang sekarang cuma terukir buat Somi.
"Na, ada kalanya lu harus nyerah. Mungkin awalnya susah, tapi berikutnya lu ga akan sakit lagi."
"Jen, untuk pertama kalinya, gua bener-bener patah hati. Ga mungkin bisa sembuh dengan cepat"
Jeno cuma natap gua nanar. Muka gua udah ga jelas lagi sekarang, udah ga bisa didefinisikan sebagai manusia normal. Kalau difoto, masukin ke museum, bakal jadi 'manusia terjelek di dunia'.
"Kalau Jaemin bukan sahabat gua, mungkin wajah dia ga akan mulus sekarang." gumam Jeno yang buat gua langsung natap dia.
Lagi-lagi ponsel gua berdering, sebelumnya Jungwoo yang nelpon gua mulu, tapi ga gua angkat.
Dan sekarang, nama yang tertera di layar justru nama yang ga mau gua ketahui untuk saat ini.
Jeno langsung nyambar ponsel gua yang ada di atas nakas, terus keluar dari kamar gua. Gua rasa dia ngangkat telepon itu, dan gua gatau apa yang dia obrolin sama Jaemin.
Tapi perasaan gua berkata, kalau Jaemin bakal datang ke rumah gua...
Nana Pov end
🍁🍁🍁
"Dimana Nana?" tanya Jaemin begitu ia sampai di depan gerbang rumah Nana.
Jeno hanya menatapnya datar, seraya menghalangi Jaemin untuk memasuki halaman rumah Nana.
"Gua mau ketemu Nana" ucap Jaemin dengan wajah kesal ke arah Jeno.
"Lu masih belum sadar juga?"
"...hah?"
Jeno berdecih, kemudian mengalihkan pandangannya.
"Kalau tujuan lu kesini cuma buat ngomongin rencana tembak menembak lu dengan Somi, gua saranin lu pulang aja."
"Maksud lu apa?" tanya Jaemin sinis.
"Nana lagi ga terima tamu."
"Lu ini kenapa sih Jen? Gua cuma mau ketemu Nana sebentar aja."
"Gua bilang dia lagi ga terima tamu. Ngerti bahasa manusia ga lu?"
Perdebatan Jeno dan Jaemin terhenti, kala melihat Junhoe berdiri di depan rumah Nana dengan tampang datar.
"Mending kalian pulang. Nana lagi kecapekan, butuh istirahat." ucap Junhoe dengan gestur mengusir.
Jaemin pun kembali ke kendaraannya sambil berdecak, meninggalkan Jeno dan Junhoe.
"Gua pamit ye, bang."
🍁🍁🍁
"Nana."
Suara itu hampir saja membuat Nana menoleh, namun ia menahannya, berusaha mengabaikan panggilan itu.
"Nana"
Lagi-lagi suara Jaemin terdengar, Nana melangkahkan kakinya lebih cepat, menjauhi Jaemin yang ada di belakangnya.
Grep!
"Na, lu denger ga sih?"
Nana menghempaskan tangan Jaemin yang baru saja mencengkram pergelangan tangannya.
"Na, lu kenapa?"
"Gua gapapa. Cuma capek aja"
Jaemin kembali meraih pergelangan tangan Nana.
"Pulang sama gue, ya? Gue anter"
"Ga perlu. Gua bisa pulang sendiri" jawab Nana dengan senyuman pahit.
"Na, ada apa sih? Lu berubah"
"Gua ga kenapa-napa, Na Jaemin."
Jaemin menghela napasnya, kemudian menarik tangan Nana ke parkiran. Tanpa seizin Nana, Jaemin memasangkan helm di kepalanya, membuat gadis itu terkejut.
"Apa-apaan sih Jaem, gua bisa pulang sendi---"
"---cerewet. Kalau gua bilang bareng gua ya ikut aja, ga usah komen"
🍁🍁🍁
Kendaraan beroda dua itu pun melaju melewati padatnya jalan raya. Sedaritadi Nana maupun Jaemin hanya terdiam.
"Lu ga pulang bareng Somi?" tanya Nana membuka pembicaraan.
"Enggak. Dia dianter supir"
Kembali hening.
"Kemarin lu kenapa? Gua ga dibolehin berkunjung sama Jeno, juga kakak sepupu lu."
"Kemarin gua kecapekan."
"Capek kenapa?"
Capek ngejer lu. -Nana
"Ya capek aja. Karena belakangan ini kerjaan gua banyak."
"Oh. Eh...ujan?"
Nana langsung mengalihkan perhatian ke arah jalanan. Hujan baru saja turun, dan cukup deras. Membuat Jaemin terpaksa membelokkan motornya ke arah sebuah toko yang sudah lama ditutup.
"Kita neduh disini dulu ya. Deres, gua takut lu sakit."
"...gua mohon, jangan perhatian sama gua..." lirih Nana kecil bersamaan dengan sebuah motor yang bersuara kencang melewati mereka.
"Lu ngomong apa Na?" tanya Jaemin dengan salah satu alis yang terangkat.
"Hah? Enggak kok. Gua ga ngomong apa-apa..."
KAMU SEDANG MEMBACA
Friend 〰 njm ✔
FanfictionKapan sih lu peka, Jaem? -Nana Na, lu itu sahabat terbaik gua -Jaemin Na, move on -Jeno Nana sahabatan sama Nana? Lalu gimana jadinya kalau salah satu dari dua Nana itu punya perasaan sama Nana yang satunya? Apakah Nana juga punya perasaan yang...