Lalu pada suatu sore di bulan Agustus,
Langit sedang senja, angin berlalu lalang dengan baik.
Arbi mengajak Aneta mengunjungi Rumah Atap lagi.
Menatap sang langit sebelum hilang dimakan gelap." Aneta."
" Iya Ar."
" Aku ingin berterima kasih kepada sahabat kecil ku, karena dia aku bisa mengenal tempat ini dan menemukan mu."
" Aku harap aku bisa bertemu dengan sahabat mu itu."
Arbi tersenyum. Lalu matanya menatap senja kembali. Aneta mengikuti.
"Ta."
"Hmmmm."
" Ini tempat dimana kita benar-benar memberanikan diri untuk saling mengenal."
Aneta menatap Arbi dan memberinya senyum terbaik yang dimilikinya.
" Aneta, mau menjadi teman ku?"
"Kamu mengulangi pertanyaan mu satu tahun yang lalu?"
"Tidak."
" Lalu?"
" Aku ingin berhenti untuk sekedar menjadi teman mu, aku ingin menjadi teman mu, teman ayah dan ibu mu, juga menjadi teman untuk anak mu, anak ku, anak kita kelak."
Aneta menatapnya, ragu. Namun Hatinya bergetar.
" Kamu mau Aneta?" Arbi menegaskanya kembali.
"Kamu gila." Aneta menatap matanya.
" Aku tahu." Arbi ikut menatap matanya, dalam. Lalu Arbi melanjutkan.
" Tapi kamu tahu Aneta?"
" Apa?"
" Tanpa mu aku pikir hidup akan terasa lebih gila dan tak menyenangkan."
" Aku belum sepenuhnya mampu melupakan dia Ar, bagaimana kalau dia kembali?"
" Akan aku bantu kamu untuk benar-benar pulih."
Lalu mereka diam, Hening. Arbi melanjutkan.
" Jika lelaki itu, siapun dia, jika dia kembali. Maka aku akan memberi mu kesempatan untuk memilih aku atau dia."
" Kalau begitu, kamu yang akan terluka Ar."
" Itu lebih baik, bahagia mu lebih baik dari luka ku."
Aneta diam, matanya bergetar.
" Aneta, Aku mampu meyakinkan Ragu mu. Aku mampu menghapus luka mu. Aku ...."
Lalu belum selesai Arbi mengutarakan ucapnya, Aneta segera memotong kalimat Arbi.
" Aku mau ."
"Hah?"
" Aku mau Ar, aku mau." Aneta menatap mata Arbi.
Arbi menatap Aneta. Kini Arbi benar-benar Menemukan dirinya di dalam matanya. Menemukan yakin itu dalam mata Aneta. Arbi bahagia. Suka. Senja mulai menghilang dan Arbi memberanikan diri untuk mendekatkan wajahnya ke wajah Aneta. Aneta menutup matanya. Bibir mereka bertemu. Dunia mereka menyatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
RANTING
Short Story" Mau menikah dengan ku besok Aneta Putri?" Aneta tetap diam. Lalu Naka melanjutkan. Dan sedikit menegaskan. Bahwa tawaranya bukan sekedar lelucon untuknya. " kalau kamu tidak mau, aku akan menikah dengan perempuan lain, perempuan yang sama sekali...