Jam pelajaran terakhir sudah selesai sekitar 20 menit yang lalu. Lisana baru saja keluar dari kelasnya dan berjalan menuju loker. Setelah berganti sepatu, gadis itu berjalan pulang sendiri. Namun begitu terkejutnya dia saat melihat seseorang tengah berdiri di pintu gerbang sambil melambaikan tangan padanya.
"Lisana-chan!" panggil orang itu yang tak lain adalah Hiroaki. Dan yang lebih membuatnya terkejut adalah orang yang sedang berdiri di sebelah Hiroaki saat ini.
"A-ada apa?" Tanya Lisana saat dia mendekat.
"Heh? Lisana-chan, kau masih ingat denganku kan?" Tanya Hiroaki ingin memastikan karena Lisana tampak ketakutan.
Dengan anggukan pelan Lisana menginyakan. "Hiroaki-kun... benar kan?"
"Benar. Sudah lama ya kita tidak mengobrol. Oh, apa kau ada waktu? Aku ingin mengenalkanmu dengan teman baruku. Kau pasti sudah mengenalnya bukan?" tunjuk Hiroaki dengan penuh semangat. "Yutaka Ryunosuke."
"Hajimemashite," ucap Ryunosuke sembari mengulurkan tangan.
Dengan amat perlahan Lisana mengulurkan tangannya, membalas uluran tangan Ryunosuke. "Nanaoka Lisana," ucap Lisana. Dia menjaga jarak walau mereka sedang bersalaman. Setelah kedua tangan mereka terlepas, Lisana segera mencengkram roknya. Dia begitu bingung saat ini.
"Ah, tadi pagi, maaf. Aku tidak bermaksud apa-apa," kata Ryunosuke tanpa basa-basi. Lisana langsung terjingkat.
Melihat gelagat Lisana juga Runosuke saat ini, Hiroaki langsung tambah penasaran. "Pasti terjadi sesuatu kan?!"
"Ah itu.. Maaf aku harus segera pulang. Sam... sampai jumpa." Segera Lisana berlalu pergi. Dia sudah tidak bisa bertahan dalam suasana canggung itu. Terlebih jika ada Hiroaki, bisa-bisa dia akan terus bertanya banyak hal padanya. Dan juga keberadaan Pangeran Sekolah membuatnya tidak nyaman.
Sudah beberapa menit Lisana berjalan pulang. Biasanya dia akan naik bus dan menunggu di halte terdekat. Dia pikir dia sudah bisa tenang sekarang, tetapi justru dia tambah gugup. Itu karena keberadaan Hiroaki dan Ryunosuke yang saat ini juga sedang berdiri menunggu bus di halte tersebut.
"Lisana-chan, apa kau lupa jika jalan pulang kita searah?" senyum Hiroaki menggodanya. Lisana langsung membatu. Dia tidak ingat sama sekali. "Tapi, aku tidak tau jika rumahmu juga searah dengan kami," ucap Hiroaki pada Ryunosuke.
"Ah," jawabnya singkat. Hiroaki hanya bisa tersenyum masam karena belum terbiasa dengan sifat Ryunosuke yang sedikit bicara dan terkesan cuek.
Di dalam bus mereka bertiga masih saling diam. Suasana tidak jauh berbeda dari sejak mereka bertemu. Bagi Hiroaki yang tipe orang tidak bisa diam dan banyak bicara, suasana ini begitu menyiksa. Namun kali ini dia sampai bingung pada dirinya sendiri. Kenapa orang sepertinya bisa terbawa suasana dan ikut terdiam. Lisana juga begitu.
Seharusnya Ryunosuke yang mulai mengajak Lisana berbicara saat ini. Karena dia meminta Hiroaki untuk mengenalkan mereka berdua. Akan tetapi Ryunosuke sejak tadi hanya melirik dan seperti ragu untuk memulai sebuah pembicaraan. Sementara Lisana, gadis itu terus memperhatikan buku catatan kecil di tangannya. Rupanya dia ingin menyibukkan dirinya sendiri. Posisi Hiroaki yang berdiri di antara mereka berdua seperti sebuah pengganggu. Dia merasa dirinya malah jadi penghalang.
Saat Hiroaki tidak sengaja melirik buku catatan Lisana, tiba-tiba dia kepikiran sesuatu.
"Apa kau masih sibuk dengan hobimu?" Hiroaki membuka mulut.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS OTAKU GIRL [Tamat]
Short StoryMenjadi Pangeran Sekolah bukanlah keinginan Ryunosuke. Dia malah merasa terganggu karena hal itu. Saat pergi ke taman, Ryunosuke tidak sengaja melihat seorang gadis dengan penuh emosi membaca manga seorang diri.