Part 5

88 9 0
                                    


Mereka hanya mendengar apa yang ingin mereka dengar. Tidak peduli dari siapa informasi itu, asalkan yang mereka dengar sama dengan yang mereka lihat, itu sudah membuat siapa saja percaya. Sesuatu seperti itulah yang membuat Ryunosuke tidak suka. Karena akan mudah sekali desas-desus tidak enak didengar tiap kali dirinya melakukan sesuatu. Seperti saat ini. Ada isu yang mengatakan jika Lisana mendekati dirinya dengan mengancam akan mengatakan pada semua orang jika Ryunosuke adalah seorang otaku juga.

Rupanya ada yang melihat Ryunosuke di toko buku saat dirinya membeli manga tempo hari. Saat Ryunosuke bersama Lisana di sekolah, hal itu membuat para murid lain tidak senang. Mereka membuat cerita jika Lisana juga melihat Ryunosuke di toko buku dan mengarang cerita bohong seperti itu.

Gadis licik. Begitulah mereka memanggil Lisana. Hal itu tentu saja membuat Ryunosuke amat marah. Dia ingin sekali berteriak pada siapapun yang mengatakan hal tersebut.

Memang tidak ada yang percaya jika Ryunosuke adalah seorang otaku. Kabar bohong yang seharusnya berdampak pada dirinya juga, malah hanya membuat jelek Lisana saja. Hiroaki mengatakan jika hal ini tidak akan mempengaruhi Lisana. Gadis itu pasti baik-baik saja. Tapi Ryunosuke tentu saja tidak merasa demikian. Dia mengkhawatirkannya.

"Yutaka-kun?" seseorang menepuk pundaknya. Saat menoleh rupanya penjaga perpustakaan yang memanggilnya. "Maaf. Bolehkan aku minta tolong sebentar."

"Apa yang bisa saya bantu, sensei?"

"Aku ada keperluan di ruang guru. Bolehkan aku menitipkan perpustakaan sebentar padamu? Murid yang bertugas hari ini sedang ada urusan. Jadi..."

"Jangan khawatir. Saya memang berencana tinggal sampai jam terakhir. Anda bisa mempercayakannya pada saya."

"Terima kasih Yutaka-kun. Tolong ya." Penjaga perpustakaan itu pergi.

Ryunosuke memang bisa dikatakan murid teladan. Walau bukan bagian dari pengurus perpustakaan, tapi dia kadang kala membantu pekerjaan di sini. Siapa saja yang sering ke perpustakaan sudah tidak heran jika Ryunosuke duduk membaca selama berjam-jam.

Hari ini pun demikian. Karena jam terakhir kelasnya adalah jam kosong, Ryunosuke memutuskan untuk menenangkan diri di tempat ini. Dan benar, perpustakaan sedang kosong dan sekarang malah hanya tinggal dirinya saja. Ketenangan memang bisa membuat dirinya nyaman.

Tak berapa lama kemudian, terdengar sayup-sayup langkah kaki dan pintu terbuka. Dua orang murid masuk membawa beberapa tumpuk buku di tangan mereka. Tidak, bukan dua, tapi tiga. Dan yang terakhir masuk adalah Lisana. Dari tempat duduk Ryunosuke sekarang dia bisa melihat meja penjaga dengan jelas. Kelihatannya mereka sedang mengembalikan buku.

"Sensei..." panggil salah seorang teman Lisana. "Kelihatannya sensei sedang tidak ada. Bagaimana ini?" tanyanya. Dua murid perempuan yang masuk duluan tadi memandang ke arah Lisana. Kelihatannya mereka tidak tau harus bagaimana.

Lisana yang mengerti maksud tatapan itu segera mendekati meja penjaga dan meraih sebuah buku. "Aku akan mengurusnya, kalian duluan saja. Aku hanya harus menulis nama dan kelas di buku pengembalian."

"Nanaoka-san hebat ya. Jika masalah seperti ini memang bisa diandalkan." Begitulah yang mereka katakan sambil tertawa nyaring. Rupanya tidak ada yang menyadari keberadaan Ryunosuke di sana. Dari yang Ryunosuke lihat dari tempat duduknya, mereka seperti menertawakan Lisana.

"Hei, Nanaoka-san. Apa benar jika Yutaka-kun itu otaku?" tiba-tiba salah seorang dari mereka bertanya demikian. "Itu tidak benar bukan?"

SHE IS OTAKU GIRL [Tamat]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang