Tidak terasa sudah hampir mendekati tengah semester, yang itu artinya tinggal sebentar lagi sebelum kelas 3 lulus.
Sudah banyak hari-hari yang mereka lewati bersama. Hiroaki, Ryunosuke dan Lisana, mereka bertiga makin akrab setipa harinya. Lisana yang berbeda kelas jadi sering datang ke kelas dua orang pemuda itu tiap kali ada waktu luang.
Karena sudah memasuki musim panas, udara di luar sana sudah mulai menggila. Tempat tenang mereka di taman bukan tempat yang tepat untuk menghabiskan jam istirahat. Mereka lebih memilih untuk pergi ke kantin atau menghabiskan waktu di kelas.
"Jadi bisa dikatakan ini cerita yang amat berbeda," ujar Hiroaki.
"Yah. Hal ini memang sudah biasa. Membuat film seperti imajinasi penulis memang sulit. Terlebih jika itu cerita bergenre fantasi dan membutuhkan banyak sentuhan efek," ucap Lisana.
"Apakah ini bisa dikatakan film adaptasi?" kata Ryunosuke sambil memandangi sebuah novel di atas mejanya.
"Menurutku bisa. Karena secara garis besar inti cerita memang sama. Hanya dirubah sedikit pada bagian ending," Hiroaki kembali mengemukakan pendapatnya.
"Tapi ini membuatku sedikit kecewa," Lisana mendengus pelan.
Seperti saran Lisana waktu itu. Ryunosuke menceritakan bagaimana isi novel yang dibacanya. Tanpa sadar, Hiroaki juga ikut dalam percakapan mereka berdua. Kini ketiganya bisa membahas sesuatu yang sama-sama mereka tau. Ryunosuke juga senang karena bisa menjadi bagian dari mereka berdua.
Bagian musim panas yang dibenci banyak orang mungkin naiknya suhu hingga bisa membuat pingsan. Tapi banyak juga yang menunggu musim panas tiap tahunnya. Selain karena banyak omatsuri juga karena libur panjang yang dinanti-nanti oleh semua murid. Libur musim panas yang akan segera datang.
Liburan musim panas memanglah hari libur yang panjang. Namun bagi kelas 3 itu adalah hari di mana mereka harus mempersiapkan diri untuk mengikuti banyak persiapan ujian akhir sekolah. Dan bagi mereka yang mendapat nilai jelak, akan mengikuti kelas tambahan selama musim panas berlangsung. Tidak ada namanya liburan bagi kelas 3.
"Ouji-sama..." rengek Hiroaki. "Kenapa... kenapa hidup ini begitu kejam..." Hiroaki mengepalkan tangannya dan memukul-mukul meja Ryunosuke. Dia benar-benar akan menangis saat guru menyebut namanya untuk mengikuti kelas tambahan di liburan musim panasnya. Nilainya jelek, sehingga dia harus mencari nilai tambah.
"Itu hanya satu mata pelajaran. Kelas tambahan selama beberapa hari tidak akan membunuhmu," jelas Ryunosuke.
"Tapi tetap saja... itu..."
"Ada apa?" tiba-tiba saja Lisana muncul
"Lisana-chan..." kali ini Hiroaki merengek pada Lisana. "Aku harus menghadiri kelas tambahan di liburan musim panasku," adu Hiroaki.
"Oh, semoga beruntung," senyum Lisana menyemangati.
"Lisana-chan bagaimana denganmu?"
"Tentu saja aku selalu mendapat nilai di atas rata-rata," ucap Lisana menyombongkan diri.
"Cih," decik Hiroaki.
Lisana yang mendengar hal itu segera menyatukan telapak tangannya dan berdoa. "Semoga nilai Taka Hiroaki lebih jelek lagi. Semoga nilai Taka Hiroaki lebih jelek lagi. Semoga nilai Taka-"
"Woi!" potong Hiroaki.
Ryunosuke yang dari tadi terdiam tiba-tiba berdiri. "Aku harus pergi ke suatu tempat," pamitnya meninggalkan mereka berdua.
"Lagi?" keluh Hiroaki.
"Apa yang lagi?" Tanya Lisana yang tidak tau apa-apa.
"Ah itu. Karena setelah libur musim panas kita akan sangat sibuk, jadi..."
***
"Maaf. Aku tidak bisa menerimamu." Begitu Ryunosuke mengatakan hal itu, gadis di hadapannya saat ini langsung tertunduk menangis. Beberapa temannya yang menunggu segera menghampiri gadis itu dan membawanya pergi.
Selalu. Entah sudah berapa kali dalam minggu ini. Makin banyak saja yang mencoba untuk menyatakan perasaannya pada Ryunosuke. Tapi pemuda itu dengan cepat memberikan jawaban berupa tolakan. Dan di saat itu juga dia menghancurkan hati gadis-gadis itu. Hari ini sudah ke 4 kalinya dia menolak mereka yang ingin menyatakan perasaannya. Memang kejam, tapi apa boleh buat.
Di lain tempat di dekat kantin. Ada sebuah mesin penjual minuman otomatis di sebelah tangga. Hiroaki dan Lisana yang tadinya berada di kelas sudah berpindah ke tempat itu. Karena udara yang semakin panas, mereka memutuskan untuk membeli minuman untuk menyegarkan diri.
Hiroaki menegak cola dinginnya dengan hanya beberapa kali teguk. Suara leganya setelah minuman itu meluncur turun ke tenggorokan terdengar seperti cola itu begitu nikmat. Lisana memilih untuk membeli jus. Saat mengambil kotak minuman itu dari mesin, dia bisa melihat beberapa gadis naik lewat tangga dengan wajah sedih. Salah satunya sedang menangis tersedu-sedu. Lisana bisa menebak apa yang terjadi karena tak lama kemudian Ryunosuke muncul.
"Bagainama Ouji-sama?"
"Aku tidak ingin menceritakannya padamu." Ryunosuke berdiri di sebelah Lisana. Dia memasukkan koin dan menekan tombol di mesin menjual minuman itu. "Apa aku ini jahat?" Entah apa yang dipikirkan Ryunosuke sehingga bertanya demikian.
Hiroaki hanya mengangkat kedua bahunya. Lisana menyedot habis isi jus yang dibelinya sampai suara dari kotak yang kosong terdengar jelas.
"Menurutku tidak. Itu malah lebih baik. Mencintai seseorang itu tidak bisa dipakasakan. Jika kau menerimanya, semua yang akan didapatkan gadis itu hanyalah sebuah kebohongan. Jika seperti itu, Ryunosuke-kun malah lebih jahat lagi karena mempermainkan perasaannya," ucap Lisana tanpa menoleh.
"Lisana, ada suatu hal yang ingin aku katakan padamu," tiba-tiba suasana menjadi serius saat Ryunsouke memandang ke arah Lisana.
Gadis itu juga balik menatap pemuda dihadapannya saat ini. Hiroaki yang merasa berada di tempat yang salah, mencoba untuk menghilangkan hawa keberadaannya. Dalam hatinya dia menggerutu tentang Ryunosuke yang tidak bisa membaca situasi atau tidak bisa melihat suasana dengan tepat.
"Lisana, sepertinya aku benar-benar menyukaimu."
Terucap sudah. Sesuatu yang sudah lama Ryunouke rasakan. Sejak melihat Lisana memabaca manga dengan sepenuh hati, Ryunosuke menganggap perasaannya hanya sebatas kagum dan iri. Namun setelah dia mengenal Lisana lebih lama dan mengenal lebih banyak tentangnya, Ryunosuke mulai menyadarinya.
Dia tidak suka saat Lisana akrab dengan pemuda lain, bahkan Hiroaki sekalipun. Dia tidak suka saat ada yang mencoba untuk menyakiti Lisana, karena itu dia ingin melindunginya. Lisana adalah gadis pertama yang bisa membuat perasaannya bercampur aduk. Apa yan dilakukan Lisana berbeda dengan mereka yang mendekatinya, karena itu banyak hal yang dilakukan gadis itu selalu membekas pada diri Ryunosuke.
Ryunosuke ingin lebih banyak melihat sisi lain dari seorang otaku bernama Nanaoka Lisana.
Omatsuri = festival yang dilakukan oleh orang jepang pada musim panas
KAMU SEDANG MEMBACA
SHE IS OTAKU GIRL [Tamat]
Short StoryMenjadi Pangeran Sekolah bukanlah keinginan Ryunosuke. Dia malah merasa terganggu karena hal itu. Saat pergi ke taman, Ryunosuke tidak sengaja melihat seorang gadis dengan penuh emosi membaca manga seorang diri.