'This lips can't be honest anymore'
_____Shea Arruel_____
"She, kamu kenapa nangis?" Tegur seorang cowok, yang baru saja datang dan berdiri di sampingnya. Arka.
Gadis itu mengusap air matanya, cepat. Ia menengadah, menatap cowok yang menjadi teman sekaligus pelindungnya selama ini. Genap delapan bulan ia menjalin hubungan dengan cowok tersebut.
"Nggak. Aku nggak papa kok, Ka." Ucapnya seraya tersenyum manis.
Arka mengkerutkan dahinya, ia merasa jika ada sesuatu yang di tutupi oleh Shea. Entah itu apa, Arka merasa ada kejanggalan.
"Kamu bohong, ya?" Tanyanya, memastikan.
Shea menggeleng, lalu ia berdiri dari duduknya. Ia merangkul lengan Arka, membawa cowok tersebut masuk ke dalam rumahnya. Sebelumnya ia berada di halaman belakang, dimana terdapat tempat ternyamannya. Arka memang sudah biasa keluar masuk rumah Shea, karena ia sering memastikan keadaan gadisnya setiap waktu dengan mengunjungi rumah besar tersebut.
"Papa belum pulang?" Tanya Arka setelah duduk di sofa depan tv.
Shea menggeleng, ia menempatkan diri di samping Arka. "Katanya nanti malem baru sampai rumah."
Arka mengangguk, mengerti. Keluarga gadis itu memang tidak seharmonis keluarganya. Shea di rumah hanya sendiri, hanya ada pembatu yang menemaninya.
Papa Shea sering tidur di rumah istri barunya, dan akan pulang jika ia sedang luang waktu kerjanya. Maka dari itu Arka selalu keluar masuk rumah gadis tersebut. Arka sudah di percaya oleh Miko untuk menjaga putri tunggalnya.
"Kamu udah makan?" Arka mencoba menarik perhatian gadisnya yang tengah menonton serial kartun di tv.
"Udah. Tapi aku pengen makan mie ayam." Ucap Shea, tanpa beralih tatap.
Arka terkekeh, gadisnya sangat lucu. Sering sekali Shea menginginkan makanan atau lainnya seperti layaknya ngidam. Untungnya, Arka pengertian dan selalu bisa mewujudkan keinginan gadis itu.
"Ganti baju kamu, kita cari mie sekarang." Perintah, Arka.
Shea langsung mematikan tv yang baru saja di tontonnya. Ia begitu semangat jika sudah di turuti kemaunnya. Ia segera berlari ke lantai atas dimana kamarnya berada. Arka sudah biasa dengan kelakuan Shea.
Setelah beberapa menit, Shea kembali turun dari lantai atas dengan penampilan yang sudah cantik. Gadis itu memang cantik dari lahir. Banyak yang tertarik untuk memilikinya, namun Shea terlalu acuh dengan itu semua. Lagian, ia sudah memiliki Arka sebagai pacarnya saat ini. Jadi, tidak mungkin ia menanggapi para cowok yang mengantri akan cintanya. Namun, bagaimana dengan kenyataan yang di sembunyikannya?
"Nggak usah pakek make up, kamu itu udah cantik. Jangan bikin aku darah tinggi terus, dong!" Geram Arka, saat meneliti penampilan Shea yang berbeda.
"Darah tinggi? Masa, aku dandan gini bisa bikin kamu mengidap penyakit?" Sahut Shea, polos.
"Nggak kayak gitu, Babe. Kamu nggak dandan aja udah banyak yang godain, dan bikin aku emosi terus. Apalagi kalau kamu dandan kayak gini, bisa kejang aku ntar."
Shea baru mengerti sekarang, lantas ia tertawa. Arka typical cowok pencemburu dan juga possessive. Setiap kali jalan pasti Shea tidak lepas dari rengkuhan atau rangkulan Arka. Katanya, biar gak ada yang narik Shea darinya.
"Takut banget, ya? Kalau nanti kita nggak jodoh, gimana?" Tanya Shea.
Arka memincingkan matanya, lalu ia menghela nafas beratnya. "Aku nikahin, sekarang. Biar kamu jadi jodoh ku." Ucapnya, asal.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEO (Not My Boyfriend)
Teen Fiction#Selesai dan dihapus sebagian. +++ "Aku tau, kamu belum bisa mencintai ku. Tapi mulai sekarang cobalah, aku akan membantu." "Aku bersyukur dengan hadirnya dia di sini." Leo memeluk Shea dari belakang dengan tangan yang barada tepat di perut rata...