10 ● Sweet

13.6K 427 2
                                    

'Aku mengerti sekarang, bersama diri mu itu rasanya manis'

____Shea Arruel____

Malam ini Shea menikmati makanan yang tadi ia minta pada Leo. Sekarang ia tengah duduk di balkon kamarnya bersama Leo yang setia bercerita masa lalu cowok tersebut.

Perhatian Shea selalu tertuju pada setiap kata yang di lontarkan Leo. Beberapa kali Shea ingin menangis sedih, hanya karena mendengar cerita Leo sewaktu masuk rumah sakit gara-gara tabrakan motor.

"Terus gimana kamu-nya? Kok aku nggak ada?" Tanya Shea setelah Leo berhenti bercerita.

"Ya nggak kenapa-napa, cuma ada beberapa tulang yang retak. Tapi sekarang udah pulih, kok. Waktu itu kan, aku sama Arka belum kenal kamu. Kamu masih smp kelas tiga, kali." Jawab Leo, mecoba mengingat.

Shea mengangguk paham. "Ohh... iya, kita kenal kan pas ada acara sparing basket sama sekolah sebelah."

Leo mengangguk, membenarkan. "Kamu waktu itu ngasih minum ke Arka, karena kamu yang tergila-gila sama dia. Nggak ngerti apa, yang lain juga kehausan."

Shea mendengus, Leo mengingatkan masa lalunya saja. "Ishhh.... jelas aku tergila-gila! Kak Arka, dulu kan yang paling ramah plus ganteng juga. Temen-temen aku juga suka kali sama dia, nggak cuma aku. Tapi keberuntungan berpihak ke aku, sampai aku bisa pacaran sama dia." Cerocosnya.

Leo sebenernya tidak masalah jika Shea masih dekat dengan Arka. Hanya saja untuk sekarang Leo belum bisa membiarkan mereka barengan, lantaran Shea yang belum bisa sepenuhnya move on.

"Eh, tumben panggil 'Kak'? Ada apaan, nih?" Sadar Leo.

Shea menelan martabaknya sebelum menjawab keingin tahuan suaminya itu. "Jadi, tadi pagi pas aku nggak ke sekolah. Aku main ke rumah Kak Arka, iseng aja sih sebenarnya. Tapi juga ada untungnya, aku bisa ngomong soal status kita ke dia. Walau dia sempet nggak percaya. Terus aku minta ke dia, kalau mulai sekarang aku jadi adiknya dia aja dan dia jadi Kakaknya aku." Jelasnya.

"Beneran, cuma ngobrol doang? Nggak pakek sentuhan fisik?" Timpal Leo.

Shea cengengesan sendiri, apa dia harus bilang pelukannya dengan Arka tadi? "Hehehe.... ya gitu. Tapi nggak ada cium mencium, kok. Aku cuma peluk aja." Jujurnya.

"Cuma peluk? Wah.... jadi begitu, ya? Marah sama suami, terus peluk tentangga."

Shea menggeleng kuat. "Enggak, gitu. Aku peluk Arka, bukan tetangga." Elaknya.

Leo memutar bola matanya, istrinya tidak bisa di ajak mengibaratkan sesuatu. "Ibaratnya gitu, sayang!"

"Ya, nggak bisa lah! Arka mantan bukan tetangga. Masa aku harus peluk Bimo, biar kamu bisa bedain mantan sama tetangga?" Ucap Shea, membuat Leo geram dan ingin menerkam.

"'Aduh Shea! Terserah kamu, deh! Aku mau tidur aja." Sambung Leo yang berdiri dan masuk ke kamar.

"Loh, bukannya aku bener? Aku kan pengen betulin pengibaratan yang salah." Celetuk Shea, tidak bisa di dengar Leo.

"Sayang!!! Masuk udah malem, nggak baik di luar!" Teriak Leo.

Shea mendengus, padahal bulannya masih cantik untuk di pandang. Tapi bagaimana pun, ia memang harus masuk ke dalam ruangan. Di luar juga dingin, jadi tidak mungkin ia melupakan nyawa yang sedang ia jaga.

Shea masuk ke dalam kamarnya, ia berjalan menuju Leo yang sudah rebahan di kasur. Malam ini ia ingin di peluk Leo, tidak ingin memeluk guling seperti biasanya.

"Udah kamu kunci pintu balkonnya?" Tanya Leo, memastikan.

Shea mengangguk, ia merebahkan tubuhnya di sebelah Leo dengan kepala bertumpu di dada cowok tersebut. "Nanti kalau tidur peluk aku, ya?" Katanya.

ALLEO (Not My Boyfriend) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang