'Do you know why? Because, you are my reason for everything.'
____Alleo Serrano____
Pagi ini, Shea tidak di jemput Arka untuk ke sekolah seperti biasa. Walaupun Arka ke kampus, cowok itu tetap mengantarkan Shea lebih dulu ke sekolah. Umur mereka hanya terpaut dua tahun. Jadi, Arka memang terlihat lebih dewasa dari Shea."Anak Papa kok makin cantik? Padahal baru nggak nganterin sekolah dua minggu." Celetuk Miko, saat Shea baru turun dari tangga.
Shea tersenyum, senyum yang sangat berat untuk di abaikan. "Iya dong, Pa! Kan Shea anaknya Papa Miko." Balasnya, bahagia.
Miko terkekeh mendengar jawaban putrinya itu. Ingin ia bisa merasakan kebersamaan keluarganya seperti dulu, tapi sayangnya Shea tidak mau di ajak tinggal bersama keluarga barunya. Shea memilih tetap di rumah lamanya yang penuh kisah bersama sang Bunda.
"Shea beneran nggak mau ikut sama Papa, tinggal di rumah mama Andin?" Tanya Miko, memastikan kembali. Jujur ia tidak sanggup melihat putrinya jauh darinya.
"Nggak Pa, Shea mau di sini aja. Lagian kalau nggak ada Papa, masih ada Arka yang nemenin Shea."
Miko hanya bisa mengangguk, ia memang mempercayai Arka untuk menjaga putrinya. Namun tetap saja namanya orang tua tidak tega melepaskan anaknya hidup berjauhan dengan orang tuanya.
"Yaudah, ayo berangkat sekarang Pa. Shea takut telat." Ajak Shea, membuyarkan pikiran Miko.
Miko pun segera menuruti ajakan putrinya, mengantarkannya hingga sekolah Shea yang tidak jauh dari rumah.
Setelah melewati jalanan yang cukup padat kendaraan, akhirnya Shea sampai di sekolahnya. Ia berpamitan pada sang papa sebelum keluar dari mobil. Gadis itu terlihat ceria, tapi tidak dengan batinnya yang masih sangat terpuruk dan takut. Ia takut jika Arka sudah membicarakan itu dengan papanya, dan mendapat reaksi yang tidak baik.
"Dadahhh... Papa!!! Hati-hati!" Serunya dengan melambaikan tangan mengarah pada mobil putih yang melaju pergi dari area sekolahnya.
Setelah itu, Shea segera bergegas masuk ke dalam gedung sekolah. Pagi ini ia ada ulangan harian, dan untungnya semalam ia ingat. Jadi Shea sudah siap dengan agenda hari ini.
"Hai, sweetie!" Sapa seorang cowok yang entah sejak kapan berada di sampingnya.
Shea membalas sapaan itu dengan senyum, biasanya ia tidak membalas hal seperti itu. Tapi pagi ini rasanya ia ingin menyambut semua orang dengan senyum atau bahkan sapaannya.
"Wow...you respect me. Biasanya cuek." Heboh Zac dengan berjalan mundur di depan Shea sembari menatap wajahnya.
Shea memutar malas bola matanya, lau mengambil jalan kosong di sampingnya. "Zac, gue mau ke kelas. Jangan gangguin orang jalan, dong."
"Morning kiss-nya dong, baby!" Ucap Zac, menempatkan pipi kanannya di depan wajah Shea.
Shea menepuk wajah Zac, cukup keras. Cowok itupun, mengangkat wajahnya kembali. Bibirnya ia majukan, membuat kesan seperti cowok manja. Namun, wajahnya tetap terlihat tampan.
"Jangan gitu, Zac. Kalau ketauan Arka, udah babak belur di ajak main samsak."
"Nggak bakalan ketahuan Abang judes. Tenang She, tahun ini kita nggak bareng. Tapi tahun depan insya'Allah barengan, deh!"
"Hahaha.... bisa aja lo, Zac. Yaudah lah, gue mau ke kelas." Ucap Shea, berjalan melewati Zac.
Baru saja Zac ingin mengejar, tapi kerah bajunya sudah di tarik seseorang. Tentu Zac terkejut, dan berakhir membalik badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALLEO (Not My Boyfriend)
Genç Kurgu#Selesai dan dihapus sebagian. +++ "Aku tau, kamu belum bisa mencintai ku. Tapi mulai sekarang cobalah, aku akan membantu." "Aku bersyukur dengan hadirnya dia di sini." Leo memeluk Shea dari belakang dengan tangan yang barada tepat di perut rata...